Perpisahan

1008 Kata
Kedatangan sembilan orang itu, membuat Franco dan Samantha menghentikan perbincangannya dan membuat Franco berjalan mendekati mereka semua seraya menoleh ke arah satu-persatu orang-orang yang ada di sana kecuali Cora dan Lud. “Let’s go” ajak Franco kepada mereka sebelum akhirnya melenggang untuk menghadap ke arah Samantha sebelum akhirnya dirinya menganggukkan kepala seraya berpamit dan masuk ke dalam  jet mewa tersebut. Satu persatu dari mereka pun saling menoleh satu sam lain, “Masuklah ...!” titah Cora kepada mereka, dan karenanya mereka pun saling berpamitan satu sama lain, dan termasuk Saint yang sesegera mungkin memeluk sang kakak dengan erat dan juga menangis di sana. “Sorry … aku berangkat duluan” ucap Leo kepada Nathan dan Josh yang kini mengangguk menanggapi hal itu, “It’s okay Buddy … just waiting for us in Home”ucap Josh kepada Leo yang kini menjabat tangannya dan kemudian memeluk dirinya untuk sebentar, dan hal itu Leo lakukan pula dengan Nathan. “Kamu yakin, tidak akan bertukar denganku, Josh?” tanya Mark kepada Josh yang kini menggelengkan kepalanya untuk menjawab hal itu, “Gak usah … lagian yang tinggal adalah orang-orang yang tua, dan kamu sebagai lelaki tertua di antara yang lainnya, harus bisa jagain mereka … okay?” ucap Josh memberi pesan kepada Mark, dan hal itu diberi anggukan oleh dirinya dan kemudian menjabat tangan Josh dan juga Nathan di sana. “Kak Nathan …” sebuah panggilan yang terdengar sedih di sana pun, membuat Nathan menoleh menatap Saint yang kini menangis menatapnya di sana, dan hal itu tentu mengundang sebuah senyuman dari Nathan dan juga Josh yang melihat raut wajahnya saat ini. “Saint …” panggil Josh dan hal itu membuat Saint segera memeluk Nathan dan menangis dengan sangat kencang, “Hei … hei … anak lelaki tidak boleh nangis!” ucap Nathan kepada Saint yang menganggukkan kepalanya namun masih menangis di sana,   “Cepet pulang ya … aku … aku nunggu kalian … aku sama Mark dan Leo” ucap Saint menjelaskan bahwa setelah ini ia berada di rumah Leo dan juga Mark, dan hal itu membuat Nathan menganggukkan kepalanya mengerti dengan hal itu, “Ya … setelah aku pulang, aku akan segera menjemputmu di sana” terang Nathan kepada Saint, dan hal itu membuatnya mengangguk dan kemudian melepaskan pelukannya yang erat di sana. Melihat bahwa Saint terlihat sangat sedih, Nathan pun segera melepaskan kalung yang ia miliki dan kemudian memberikan kalung tersebut kepada Saint seraya berucap, “Aku titip ini kepadamu … jaga ya, nanti aku pulang aku akan mengambil kembali kalungnya” ucap Nathan kepada Saint yang kini mengangguk seraya meraih kalung tersebut. Dengan langkah yang pelan, ia pun berjalan menghampiri Mark yang kemudian membawanya ke dalam jet itu, mereka masuk ke dalam jet itu setelah memberikan salam perpisahan di sana. Pandangan Julio, Nathan dan Josh hanya bisa menatap kepergian keempat orang yang mereka kenali, keempatnya harus pulang terlebih dahulu meninggalkan mereka bertiga di Negara ABM. Kepergian mereka sebenarnya tidak diinginkan oleh mereka sendiri karena harus meninggalkan Julio, Nathan dan Josh di sana. Pintu pesawat pun tertutup setelah mereka masuk ke dalam jet mewah itu, lampu merah kecil yang berada landasan pun seketika berubah menjadi hijau dan pesawat pun mulai menyalakan mesinnya, hal itu membuat mereka yang berada di luar pesawat pun berjalan mundur dan menjauhi pesawat yang hendak take-off di sana. Pandangan Nathan saat ini menoleh menatap Julio yang terus memandangi jendela tempat di mana Saint duduk, dan hal itu sangat dimengerti oleh Julio, Saint adalah adik satu-satunya yang dimiliki oleh Julio, dan Nathan juga merasa bahwa Saint adalah adik baginya, dan tentu perpisahan seperti ini tidak diinginkan olehnya. Disituasi yang berbahaya saat ini, Julio harus melepaskan dan memulangkan adiknya demi keselamatan sang adik di sana meski ia tahu bahwa sang adik tidak menginginkan untuk meninggalkan sang kakak. … Setelah pesawat itu terbang menjauhi lokasi mereka, Lud pun berjalan menghampiri Julio, Nathan dan Josh untuk kemudian berucap, “Ayo … kita masuk ke dalam, ini sudah malam dan kalian harus beristirahat” ajak Lud kepada mereka yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. Dengan langkah kaki yang menjadi lemas, Julio pun berjalan beriringan dengan Nathan dan juga Josh menuju kamar tidur mereka. Kamar yang tadinya berisik, dan luas kini hanya menyisakan tiga orang yang pendiam, dan hal itu tentu memengaruhi suasana kamar di malam itu. “khkh … bodohnya aku, sekarang aku merasa bahwa aku kesepian karena suasana di sini menjadi tidak ramai” kekehan serta ucapan yang dilontarkan oleh Josh saat itu membuat Julio yang terduduk di atas kasurnya pun menoleh menatapnya dan ikut terkekeh, sedangkan Nathan yang baru saja membuka topengnya kini tersenyum mendengar hal itu. “Jadi … apa yang akan kita lakukan setelah ini??” tanya Josh kepada Julio, dan hal itu pun membuat Natah menyadarinya dan ikut menoleh menatap Julio yang kini menggelengkan kepala seraya berucap, “Aku tidak tahu … kurasa, selanjutnya kita akan menunggu dan berdiskusi lagi mengenai rencana Vea dan yang lainnya untuk memulangkan kita bertiga” jawab Julio menjelaskan hal itu, dan itulah yang membuat Josh dan juga Nathan mengangguk menanggapi hal itu. “Okay … jika itu rencana kita selanjutnya, jadi hari ini aku bisa tidur dengan nyenyak” ucap Joshn kepada mereka seraya beranjak dari kasurnya dan pergi meraih handuk yang tergantung di sana, dan hal itu membuat Julio dan juga Nathan merasa aneh dengan tingkahnya. “Apa yang akan kau lakukan?” tanya Julio kepada Josh yang berhenti berjalan dan kini menoleh menatapnya dengan bingung, hal itu pun membuat Julio kembali menegaskan pertanyaannya, “Mau apa?” tanyanya lagi, dan hal itu membuat Josh menunjuk ke arah belakang dan berucap, “Mandi” jawabnya dengan polos, dan hal itu membuat Nathan tertawa dan Julio menggelengkan kepalanya, “kenapa?? bukankah seperti biasa?? aku akan mandi sebelum tidur!” ucap Josh membela dirinya sendiri, dan hal itu membuat Julio dan juga Nathan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Ya … Ya, tidak apa … silahkan mandi!” ucap Nathan kepada Josh yang pada akhirnya pun pergi dari sana.   To be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN