Episode 12: Eloisa

1915 Kata

“Iri? Kenapa iri?” tanyaku segera. “Kakakku ini penindas nomor satu. Dia sangat banyak sekali aturan. Padahal dia sendiri melanggar banyak sekali aturan.” “Eloisa, sudah cukup. Kembali ke kamarmu.” “Ya, ya, aku memang mau kembali ke kamarku. Ayo, Daphne, kita istirahat,” ajakku pada Daphne sambil mengulurkan tangan. Daphne mengangguk sambil menerima uluran tanganku. “Ayo. Selamat malam, James!” kata Daphne dengan sopan. Tak lupa dia menekuk sebelah kakinya untuk memberikan hormat. Daphne terlihat sangat anggun. Tutur katanya pun lembut dan sopan. Kalau tidak mengenalnya dengan baik, mungkin tidak ada yang akan menduga bahwa dia baru mempelajari tata krama Inggris hari ini. Aku menepuk tangan dengan bersemangat, sepertinya Daphne akan membawa pengaruh baik untuk James. “Eloisa? Ada a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN