Hiburan Malam Yang Mesra

1026 Kata
Laura marah saat itu juga dia membanting ponselnya di hadapan Rendra. "Buat aku mabuk malam ini. Buat aku jadi milik kamu. Aku mau melupakan suamiku." Laura memeluk Rendra lagi. "Baiklah! Wine ini habiskan dan kita akan bermalam disini. Aku akan hiburmu malam ini juga. Hiburan yang mesra dan tidak akan bisa suami kamu berikan padamu." "Aku sedih! Aku mencintainya mulai dari kecil. Suamiku dan Lussy memang pernah pacaran dan akan menikah tapi Lussy yang meninggalkannya di hari pernikahan waktu dulu. Aku hanya wanita pengganti kembaranku dan dia tidak pernah mencintaiku mulai dari kecil sampai sekarang." "Jangan menangis." Rendra mengusap air mata Laura dan mencium pipinya. "Aku cinta dia tapi dia b******k. Kurang ajar kamu Brian dan Lussy sialan." Laura mengumpat suami dan kembarannya dan dia langsung menenguk suruh wine di botol yang telah di sajikan di atas meja. "Laura, kalau kamu tidam kuat minum. Jangan minum dan berhentilah minum!" Laura mulai mabuk. "Rendra kamu mecintai aku, bukan? Cintai aku dan puaskan aku. Aku mohon buat malam ini aku melupakan mereka." Laura mabuk berat dan mencium Rendra. "Kita akan masuk dan menyewa kamar di diskotik ini. Kamu mulai mabuk." Rendra mengendong Laura. Ibraratkan kucing kalau di kasih makan ikan jelas tidak akan menolak. Apa lagi tubuh Laura yang mengggoda juga putih bak artis membuat pertahanan Rendra goyah lagi. Dia mulai membawa Laura ke dalam kamar di diskotik. Dia membaringkan tubuh Laura di ranjang kamar. Rendra mencubui Laura malam ini dengan pelam dan romantis. Laura hanya mabuk dan bicara melantur. "Laura, I Love You. Aku akan lakukan apa saja, asal kamu bahagia," bisik Rendra yang begitu mesra di telinga Laura. Laura hanya sedih malam hari itu, dia dihibur oleh Rendra karena melihat foto suami dan kakak kembarnya lagi. Rendra dan Laura menikmati malam itu dengan berbagi kasih dan cinta. Malam yang penuh sensasi dan pergumulan membuat Laura lupa sejenak dengan apa yang dilakulan oleh suami dan kakak kembarnya. "Laura! Lupakan suami kamu! Aku bisa memberi apapum yang suami kamu tidak pernah kamu rasakan, termasuk cinta dan perhatian." Rendra memeluk Laura dan mereka tidur dengang saling berpelukan. *** Di luar kota yang jauh disana. Pasangan yang tidak ada ikatan tali pernikahan juga sedang menikmati malam hari di villa yang sepi. Mereka bicara dengan sama-sama saling menggoda. Mereka meminum Wine merah yang baru di buka dari botolnya. Pasangan itu adalah Brian dan Lussy. "Kamu jangan sedih begitu. Ini bukan perjalanan bisnis, tapi liburan kita selama seminggu. Jangan terlalu memikirkan Laura, adikku itu tidak mungkin jatuh cinta padamu." Lussy memancing emosi Brian agar dia sadar kalau kembarannya tidak akan jatuh cinta padanya. "Kamu! Kamu sama dia cantik, kenapa ya watak kalian, sifat dan tingkah laku kalian berbeda? Kamu cantik dan berani. Dia pendiam dan baik, hanya saja aku lebih suka yang berani sepertimu." Brian merebut wine di tangan Lussy dan dia meminumnya. "Tenanglah! Brian, Laura itu tidak suka pria yanh tidak setia seperti kamu. Kamu selamanya akan menjadi priaku dan kamu bisa saja menceraikan kembaranku." Laura yang sampil bergelayut manja dan duduk di pangkuan Brian. "Hibur aku malam ini dengan kemesraan dan ucapan manismu, Lussy. Kamu cinta padaku, bukan? Tidak akan meninggalkan aku lagi?" tanya Brian yang memeluk mesra dan mengecup kening Lussy. "Iya, Sayangku Brian. Kamu lelaki yang tidak akan meninggkan kamu seperti dulua karena aku sangat menncintaimu." Malam indah itu dilalui mereka dengan sangat mesra. Brian lupa kalau di rumah ada seorang istri yang menunggunya, karena pesan whatshapp Lussy Laura juga sedih. Mereka bercinta dengan sangat panas malam itu bukan karena paksaan tapi karena rasa suka. Cinta terlarang itu memang lebih menggoda, apa lagi di dalam rumah tangga yang kapalnya tidak pernah berlayar dan sudah hampir karam. Cinta terlarang Brian dan Lussy itu bukti dari semuanya. Rumah tangga Brian dan Laura juga bukti dari pernikahan yang memang sejak awal tidak pernah ada rasa cinta. Malam penuh gairah dan asmara sama-sama dilakukan oleh Brian dan Lussy. Laura dan Rendra juga sama melalui malam itu dengan indah. Pagi itu mereka baru terbangun dan bangun siang sekali karena sama-sama lelah akibat bercinta dengan pasangan terlarang mereka. *** Malam telah berlalu dan berhanti pagi hari. Laura dan Rendra terbangun dari tidur mereka dalam keadaan tanpa memakao sehelai benang. Mereka saling berpelukan dan satu selimut. "Laura, bagunlah! Aku harus berangkat kerja pagi ini. Aku kesiangan dan telat kerja karena kamu semalam." "Gila! Semalam aku khilaf lagi, gara-gara suamiku aku bisa tidur denganmu. Lepaskan aku Rendra, aku harus kembali ke rumah." "Dasar wanita! Munafik sekali kamu, Laura. Kamu hanya wanita yang kesepian dan aku yakin lain hari kamu yang akan menjadi istriku dan jatuh cinta padaku." Rendra dengan wajah dinginnya yang marah karena Laura menyalahkan dirinya semalam. "Jangan menuduku wanita munafik! Aku begini karena suamiku dan kembaranku." Laura menangis melihat tubuhnya begitu penuh bekas cupang sisa percintaan mereka semalam. Rendra malam saat itu sudah mandi dan di susul juga dengan Laura. Mereka ke luar hotel bersamaan. Mereka masuk mobil bersama dan akan pergi ke suatu tempat. "Aku senang sekali semalam kamu begitu menikmatinya, Laur. Apa kamu mulai mencintaku aku?" "Bisa tidak menahan diri kamu? Ini itu di dalam mobil." Rendra mencium Laura di dalam mobil. Laura mendorong Rendra tetapi langsung memeluk Laura. "Jangan marah dan jangan mendorongku lagi! Aku lelah tahu, aku memberi kamu black card, Kakak Ipar. Kamu bisa menggunakannya sesuka hatimu." Rendra mengeluarkan kartu black card dia untuk Laura. "Kamu tidak mau ikut aku berbelanja? Apa benar kartu black cardmu ini kamu berikan padaku?" "Aku memberinya untuk kamu dan aku lebih baik daripada Kakakku ya?" "Terimah kasih, Kakak kamu sangat pelit dia padaku. Dia melarangku shopping baju." "Aku yang akan menjadi kekasih rahasia kamu dan kita akan membalas mereka. Tiba-tiba bunyi ponsel terdengar oleh Rendra dam Laura. Papa Rendra menelpon Rendra dan Rendra menerima panggilan ponsel itu. "Hallo! Ada apa Papa menelponku? Aku akan ke perusahaan 25 menit lagi." "Rendra kemana Kakak kamu?" "Dia meeting di luar kota, Papa." "Kamu cepatlah ke perusahaan, Nak." Saat itu mereka ada di dalam mobil dan Rendra mengerem mendadak karena menabrak sebuah mobil. "Rendra, ada mobil yang lewat." Laura berteriak. "Tidak... Gawat." Brakkk.. Suara tabrakkan terdengar jelas. "Rendra, kamu kenapa?" Papa Rendra yang menelpon saat itu menedengar suara tabraklan keras dan ponsel Rendra terpental jauh dan hancur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN