Barra terus mentertawakan Fely yang tengah ketakutan itu. Tawanya tidak terhenti kala Fely selalu mendumel atas film yang mereka tonton. Padahal, Fely sendiri yang memilih film horor. Dan Fely juga yang justru ketakutan parah.
Kini, Barra mengajak Fely ke caffe shop yang ada didekat bioskop. Masih dengan Fely yang mendumel karna Barra tak henti mentertawakannya.
"Diem lo Barra. Tidur diluar baru tau rasa lo" ucap Fely dengan kesal.
"Lagian, lo kalo takut kenapa malah pilih film horor?" Tanya Barra dengan terkekeh.
"Ya, gue fikir ga seserem itu filmnya".
Memang, selama film dimulai, Fely terus mengumpat dibelakang pundak Barra. Bahkan, bisa dihitung berapa kali Fely melihat kelayar bioskop. Beberapa kali juga Fely menjerit karna adegan yang men zoom hantu.
"Namanya juga horror Fely" Barra sangat gemas sekali pada istrinya itu. Sedangkan Fely semakin memanyunkan bibirnya.
"Udah, sekarang makan aja. Abis ini mau kemana?" Tanya Barra saat pesanan mereka sudah sampai diatas meja.
Fely dengan segera menyantap spaghetti nya dengan lahap. Tenaganya cukup terkuras saat Fely berteriak ketakutan selama film berlangsung. Barra semakin gemas pada tingkah istrinya itu.
"Gue mau shopping" jawab Fely setelah ia menelan beberapa suapan spaghetti nya. Lalu ia meminum minuman yang ia pesan juga.
"Kebutuhan dirumah masih ada kan?" Tanya Barra. Fely menganggukkan kepalanya.
"Gue mau beli sepatu sama tas. Sama dress juga. Kan malem minggu lo suka ajakin gue jalan" jawab Fely.
Fely masih sama seperti gadis pada umumnya. Selalu merasa kurang atas baju, tas, dan sepatu saat mereka akan jalan-jalan. Padahal, aslinya sangat banyak sekali benda-benda itu.
"Bukannya baju lo sama tas lo udah banyak banget ya?" Tanya Barra memastikan.
"Ih, Barra. Bajunya kurang. Lagian gue ga ada baju baru buat jalan sama lo. Lagian, lo modalin penampilan gue itu ga akan buat lo rugi. Yang ada, semua orang bisa nilai kalo lo bisa modalin gue buat menunjang penampilan gue. Jadi, orang-orang tau kalo suami gue itu bukan suami yang gagal, yang ga bisa modalin bininya buat gaya" jelas Fely panjang lebar.
Barra menganggukkan kepalanya lalu menarik nafasnya sebentar. Memang rumit sekali jadi seorang perempuan. Tidak akan ada kata cukup bagi mereka soal penampilan.
"Gue juga mau upgrade penampilan lo biar lebih bagus lagi. Kan kalo lo rapi, keren, makin ganteng, semuanya bakalan tau kalo istri lo itu jago ngursin lo" lanjut Fely.
"Percuma, kan ga ada yang tau kalo kita udah nikah".
"Oh iya ya. Tapi, setidaknya lo makin keren deh. Nanti juga diakhir mereka tau hubungan kita" jawab Fely.
Setidaknya, didepan mertua dan keluarga suaminya, Fely bisa dinilai sebagai istri yang baik untuk Barra. Terbukti dengan Fely mengurus Barra, semua kebiasaan buruk di rumah dari Barra bisa Fely perbaiki.
"Kalo boleh gue mandi dulu, gue mau mandi. Ganti ini seragam gila gerah banget gue" Fely mengibas-ngibaskan tangannya karna Fely sudah tidak betah dengan bajunya.
"Kalo lo ga malu, beli handuk, baju, sama sabun aja dulu". Jawab Barra dengan enteng.
"Ntar ada yang ngintip gue bahaya" jawab Fely. Barra terkekeh. Memang selalu jauh istrinya ini jika berfikir.
"Ya udah, buruan makannya, biar ga kemaleman juga kita pulang" .
Fely menututi apa kata dari suaminya itu. Karna ia juga sejujurnya ingin segera kembali pulang. Maka, ia tidak akan terlalu kalap dalam belanja nanti.
***
Barra terus mendumel pada Fely yang masih saja memilah baju yang akan Fely beli. Karna, didalam tas belanjaan yang ada ditangannya, sudah ada 5 dress yang sudah Fely pilih.
Padahal, Fely sudah berkata jika gadis itu tidak akan belanja terlalu lama karna ia sudah tidak nyaman. Tapi, kenyataannya sampai sekarang Fely belum selesai dengan memilah bajunya.
"Katanya sebentar, ini udah 5 belum beres juga" ucap Barra saat Fely tengah memilah jogger yang akan ia pakai untuk latihan dance. Karna Barra yang selalu protes dengan pakaiannya.
"Ih, bentar. Gue lagi milih jogger buat latihan dance, kan lo yang selalu protes kalo gue pake hotpants kependekan" jawab Fely sambil mengambil 2 sampai 3 celana joger yang menurutnya sangat bagus, dan pas dipadukan dengan sport bra yang yang cukup banyak itu.
Barra kembali mengehela nafasnya. Sekarang, ia hanya bisa pasrah saja saat Fely kini tengah berjalan kearah deretan t-shirt crop yang ada ditoko pakaian itu.
Setelah merasa puas dengan belanjaannya yang cukup banyak, Fely mengajak Barra untuk pergi ke kasir guna membayar semua pakaian yang Fely pilih. Barra cukup tercengang saat melihat bill p********n baju istrinya itu yang hampir saja menghabiskan 5juta uangnya.
Untung saja, Barra terlahir dari keluarga yang kaya raya. Belum lagi Barra adalah pewaris tunggal. Jadi, untuk membiayai semua belanjaan Fely ia cukup mampu.
***
Penderitaan Barra tentang mengantar Fely belanja belum selesai. Kini, istrinya itu mengajak Barra kesalah satu toko brand ternama internasional tas. Ya, seperti yang Fely katakan tadi, jika Fely ingin membeli tas juga untuk menunjang penampilannya.
Lagi dan lagi, Barra harus merelakan uangnya untuk membayar tas pilihan Fely yang berharga hampir 30juta. Tas import yang katanya unlimited itu Fely beli dengan memintanya secara cuma-cuma pada Barra.
Memiliki Barra dalam hidupnya, Fely merasa jika ia memiliki atm berjalan yang unlimited tentunya. Beruntung, Barra tidak pernah protes saat Fely membeli barang dengan harga yang cukup fantastis.
"Lo sengaja banget ya mau rampok gue?" Tanya Barra saat keduanya sedang berjalan keluar dari toko tas.
"Lo ga ikhlas? Ya udah, nanti gue transfer aja ya" ucap Fely.
"Ga usah. Sekarang lo mau beli apa lagi?" Tanya Barra.
"Gue mau beli sepatu sih. Tapi, gue kasian sama ATM lo. Jadi, sekarang beli buat lo aja" jawab Fely lalu mengajak Barra ke toko distro yang cukup ternama juga.
***
Sekitar pukul 9 malam, Fely dan Barra sudah tiba dirumah. Tentu saja kedatangan mereka disambut hangat oleh keluarga besar mereka. Terutama Lita yang cukup khawatir karna Fely tidak memberikan kabar padanya jika akan pulang selarut ini.
Sebelum pergi kekamar, Barra menyimpan 4 kotak martabak manis dan asin ditengah meja ruang tengah, dimana semua keluarganya berkumpul. Barra dan Fely memang sengaja mampir kepenjual martabak terlebih dulu sebelum mereka pulang.
Setelah itu, Fely dan Barra segera memasuki kamar guna membersihkan diri. Karna Fely yang sudah tidak nyaman dengan pakaiannya. Begitu juga Barra.
"Mandi bareng aja lah. Gue udah gerah juga" ucap Barra saat Fely sedang mengambil handuk untuk dirinya sendiri.
Fely tidak menjawabnya. Ia hanya membiarkan pintu kamar mandi terbuka lebar, sebagai jawaban jika ia setuju atas permintaan Barra.
"Fel, sabunin belakang gue dong" pinta Barra.
Memang sudah menjadi kebiasaan mereka saling menyabuni punggung satu sama lain jika mereka mandi bersama. Dengan telaten, Fely membersihkan punggung suaminya itu.
"Fel, lo ga mau kasih imbalan buat gue? Gue kan udah belanjain lo banyak banget" ucap Barra.
"Lo pamrih banget jadi orang. Katanya tadi ga usah diganti" jawab Fely.
"Lo pura-pura bego atau gimana?" Tanya Barra yang kesal karna Fely tidak mengerti akan maksudnya yang hendak meminta jatah pada Fely.
"Apa sih?" Tanya Fely yang kini sedang mengguyur tubuhnya dengan pancuran air di shower.
Tanpa basa basi, Barra menghampiri Fely. Mendekaapnya sebentar lalu mendaratkan ciumannya pada bibir Fely.
"Imbalannya ga buat lo rugi, yang ada lo keenakan" ucap Barra saat ia melepaskan ciumannya sebentar. Fely kini mengerti maksud dari suaminya itu. Akhirnya Fely kini melayani suaminya itu seperti biasanya.
***
Pagi hari yang cukup menyebalkan sekali untuk Fely, dimana Barra sangat susah sekali untuk dibangunkan. Selepas sholat subuh tadi, memang Barra meminta jatah kembali pada Fely. Bukannya langsung mandi, Barra malah melanjutkan tidurnya setelah kegiatannya bersama Fely selesai. Tidak seperti Fely yang bergegas mandi dan siap-siap karna ia belajar dari kejadian yang lalu saat ia memilih untuk tidur kembali.
"Barra ih bangun, udah siang ini. Ga usah masuk sekolah aja sekalian" ucap Fely yang cukup bosan didengar oleh telinga Barra.
"Fel, bentar lagi lah. Gue masih ngantuk" jawab Barra yang masih nggan membuka matanya.
"Bentar lagi nenek moyang lo. Ini udah siang banget Barra. Makanya jangan tidur lagi!!". Lagi lagi Fely mendumel. Dengan malas-malasan, Barra bangkit dari tidurnya. Ia sudah jengah juga dengan kebawelan Fely sekarang. Perasaannya, Lita tidak sebawel Fely jika Barra malas untuk bangun pagi.
Fely kini menyiapkan segala kebutuhan Barra. Dari mulai seragam, buku, dan beberapa barang yang harus suaminya itu bawa kesekolah. Lalu, ia segera turun kebawah untuk berpamitan pada keluarga Barra, karna Fely rasa tidak akan keburu jika ia sarapan.
***
"Ma, pa, oma, tante, om, kak. Fely langsung berangkat ya udah kesiangan ini" pamit Fely sambil menyalami satu persatu tangan orang-orang yang Fely sebutkan tadi.
"Loh, kenapa Fely? Kamu mau sekolah masa ga sarapan?" Tanya Oma Ratu pada cucu mantunya.
"Udah kesiangan oma" jawab Fely sekenannya.
"Terus suami kamu mana?" Tanya Oma Ratu lagi.
"Masih mandi, tadi susah banget dibangunin jadi telat deh" jawab Fely.
"Kamu ga mau bekel aja Fel?" Tanya Lita.
"Ga usah ma, Fely sarapan disekolah aja. Kalo gitu, Fely pamit ya" ucap Fely.
"Oh ya, minta tolong sampein ke Barra Fely ga siapin sarapannya ya ma" lanjut Fely lalu segera keluar dari rumah. Kali ini ia harus benar-benar ngebut sekali dijalan.
***
Sekitar 10 menit Fely pamit, Barra sudah turun kebawah untuk berpamitan pada keluarganya. Berbeda dengan Fely, Barra terlihat santai sekali sekarang. Ia masih menyempatkan diri untuk sarapan pagi.
"Morning guys" sapa Barra sambil menarik kursi disebelah ibunya itu.
"Kamu tuh ya, kalo dibangunin istri kamu ya jangan susah. Kasian dia sampe kesiangan gitu. Sampe ga sarapan loh dia" tegur oma pada Barra yang tengah mengambil sehelai roti. Karna Fely tidak menyiapkannya untuk Barra pagi ini.
"Tau, ubah lah kebiasaan kamu Barra. Mama malu tau sama Fely". Sahut Lita.
"Ya, Barra ngantuk banget ma" jawab Barra dengan santainya.
"Kamu bukannya satu sekolah sama Fely? Kenapa masih santai disini?" Tanya Oma Ratu.
"Ya Barra kan mau sarapan oma".
"Bukan Barra namanya kalo ga telat Mah" jawab Heru.
"Kamu ini, udah jadi kepala rumah tangga. Harusnya contohin yang baik-baik buat Fely, malah masih kaya gini" Oma Ratu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan cucunya yang satu ini.
Barra yang sudah merasa cukup dengan sarapannya lantas segera meninggalkan meja makan setelah ia berpamitan pada semua anggota keluarganya.
***
Jam istirahat telah tiban Fely dkk segera menuju kantin. Karna Fely yang merasa lapar sekali akibat dirinya yang tidak sempat sarapan. Fely juga segera memesan nasi goreng spesial untuk mengisi perutnya yang kosong sejak pagi tadi.
Maghnya juga sudah dirasa kambuh. Fely segera meminum obat yang selalu ada didalam tasnya sebelum ia menyantap nasi gorengnya. Agar rasa sakitnya sedikit menghilang.
"Kenapa lo? Magh nya kambuh?" Tanya Kai pada Fely saat ia melihat Fely yang baru selesai meminum obat pereda sakitnya.
"Kesiangan gue. Jadi ga keburu sarapan" jawab Fely.
"Makanya, kalo abis sholat subuh itu jangan tidur lagi. Tau perut lo itu suka sakit kalo telat makan. Masih aja lakuin kelakuan buruk itu" nasihat Nindi.
Jujur saja, Fely sudah jarang sekali tidur setelah sholat subuh karna ia yang harus mengurusi segala keperluan Barra. Jika teman-temannya tahu, mungkin tidak akan menasihatinya seperti sekarang.
Bukannya menjawab, Fely justru segera menghabiskan nasi gorengnya itu. Ia benar-benar lapar sekali saat ini. Ocehan teman-temanya sama sekali tidak menggoyahkan Fely yang menikmati nasi gorengnya.
Barra yang berada dikantin bersama teman-temannya tidak sengaja mendengar percakapan Fely dengan teman-temannya itu merasa bersalah sekali pada Fely. Jika bukan karna ulahnya, mungkin Fely tidak akan kelaparan sekali sekarang.
Barra segera mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan singkat pada istrinya itu.
B
Perutnya masih sakit?
Kring
Sebuah pesan masuk kedalam hp Fely. Ia segera membacanya. Dengan segera juga Fely membalasnya setelah ia berhasil menemukan sosok Barra yang berada tidak jauh dari tempatnya sekarang. Hanya terhalang satu kursi saja, karna meja mereka yang berdekatan.
Cia
Udah gapapa
B
Makan yang banyak, kalo kurang pesen lagi aja nanti gue tf uangnya
Cia
Udah kenyang, udah cukup makasih perhatiannya
B
Seporsi nasi cukup?
Cia
Makan gue itu ga rakus
B
Iya, iya. Kalo masih laper, pesen lagi aja. Nanti gue yang bayarin
Cia
Oke
(Read)
Fely menaruh hp nya kembali setelah tidak ada balasan lagi dari Barra. Ia juga kini memilih untuk menandaskan makanannya yang tinggal beberapa suap lagi.
Tiba-tiba ia terfikirkan ingin memakan ice cream sebagai penutupnya. Melihat Barra yang sedang bercanda dengan teman-temannya, membuat Fely ingin mengerjai suaminya itu. Dengan segera Fely mengirim pesan singkat pada Barra.
Cia
Barra, gue mau ice cream tapi males buat jalannya
B
Elah, tinggal beli aja napa?
Cia
Beliin lah
B
Beli sendiri
Cia
Pelit banget lo. Tibang beliin ice cream doang juga
(Read).
Fely menaruh hp nya kasar. Ia kesal karna Barta tidak menuruti kemauannya. Membuat teman-temannya kini menoleh pada Fely.
"Kenapa neng?" Tanya Nindi.
"Ga papa. Gue mau balik kekelas aja" jawab Fely. Seketika mood nya hilang sekarang.
Sedetik kemudian, Fely beranjak dari duduknya untuk meninggalkan kantin dan teman-temannya yang masih asyik dengan makanan mereka yang belum habis.
"Lah, kenapa dia?" Tanya Febri saat melihat Fely sudah melenggang pergi keluar dari kantin.
"PMS kali" jawab Clarin.
Keempat gadis itu tidak memikirkan Fely terlalu jauh. Karna jam istirahat yang akan habis, maka mereka memilih untuk menandaskan makanan mereka, baru menghampiri Fely yang pergi duluan itu.
Berbeda dengan Barra, saat melihat Fely pergi, Barra segera bangkit berdiri juga. Ia berjalan kesalah satu penjual yang ada dikantin dan membeli dagangannya. Sepertinya Barra mengerti jika Fely sedang merajuk karna balasannya di Wh*tsApp tadi.
***
TBC.
I hope you like the story
Don't forget to vote and comment
See you in the next part