Part 38

1581 Kata
Malam hari ini, Barra meminta Fely untuk memasakan makanan malam untuknya. Tentu saja Fely menolaknya karna Fely yang sama sekali tidak ada skil memasak. Fely selama ini hanya bisa masak mie instan saja. Itupun ia lihat cara memasaknya di belakang kemasan. Terakhir memasakpun, saat Oma memintanya dan itupun Fely hanya membantu memotong saja. Selebihnya Diandra yang melakukannya. "Ayo lah, sekali ini aja lo masakin gue" ucap Barra yang masih membujuk istrinya itu. "Gue ga bisa masak Barra. Udah sama bi Inah aja masaknya". "Gue mau masakan lo". "Gue ga bisa masak". "Belajar makanya". "Gue sibuk. Lagian restoran juga banyak. Tinggal delivery aja repot". Jawab Fely lagi. Selama Fely hidup, tidak pernah sekalipun Fely masak kecuali mie instan. Dirumahnya ada pembantu. Jadi, urusan memasak Fely adalah tim yang tinggal memakan saja. Untuk proses pembuatan, Fely angkat tangan. "Lo minta ajarin sama Bi Inah dong. Atau ngga lo cari tutorial di YouTube". Ucap Barra lagi. Fely mendelik pada suaminya. "Maksa banget sih lo". Jawab Fely. Fely akhirnya bangkit berdiri dan keluar dari kelasnya sebelum ia kembali lagi berkata pada Barra. "Awas aja, sampe masakan gue ga enak, lo tetep harus abisin semua" ucapnya sebelum melengos keluar kamar. Barra terkekeh melihat Fely yang masih bersungut-sungut tidak jelas. Selama menikah, Barra tidak pernah melihat Fely pure memasak sendiri. Bukan hanya sekedar memotong sayuran saja. *** Step demi step Fely lakukan sesuai interupsi YouTube yang menampilkan vidio memasak. Dengan dibantu Bi Inah tentunya, Fely memasak udang saus tiram kesukaan dari Barra. Walaupun ada Bi Inah, tetap saja Fely melihat vlog masak yang ada dilayar hp nya. Sedangkan Bi Inah hanya melihat Fely saja, dan sesekali memberi tahu menantu majikannya itu beberapa cara yang Fely lakukan kurang tepat. "Abis ini, tunggu beberapa menit sampe airnya agak surut kan bi?" Tanya Fely memastikan saat di vidio mengatakan seperti itu. Bi Inah menganggukan kepalanya. "Iya non bener. Abis itu tinggal sajiin aja". Jawabnya. "Lagian, tumben non teh mau masak. Padahal, non teh tinggal bilang aja sama bibi atuh kalo mau masak ini" lanjut wanita paruh baya itu. "Barra yang minta bi. Ya, gimana lagi permintaan suami" jawab Fely yang kini mematikan kompor gas didepannya. Ia juga menuangkan hasil masakannya keatas piring yang lumayan besar, agar bisa menampung semua masakan udang saus tiramnya itu. "Kalo dari aromanya enak banget ini, non". Puji Bi Inah pada Fely. "Ah bibi bisa aja. Oh ya, bibi mau makan bareng ga?" Tanya Fely. "Bibi makan didapur aja non". Tolak Bi Inah. "Oh gitu, minta tolong ambilin piring bi" ucap Fely. Segera Bi Inah membawakan piring yang Fely minta. Fely menuangkan beberapa ekor udang diatas piring yang baru saja ia terima. Setelah itu, ia menyerahkannya kembali pada asisten rumah tangga itu. Bi Inah sedikit menyerngit saat Fely memberikan kembali piring yang kini sudah berisikan masakan gadis itu. "Itu buat bibi. Sekalian cobain masakan pertama Fely" ucapnya. "Si non teh meni repot-repot pisan". Ucap Bi Inah. "Ngga bi, ini juga ga akan abis sama Fely sama Barra". "Makasih atuh ya non". Fely menganggukkan kepalanya. "Iya sama-sama bi". Setelah itu, Fely menghidangkan hasil masakannya diatas meja makan. Dengan dibantu Bi Inah tentunya. Tidak lupa, Fely menuangkan jus mangga kesukaan suaminya itu, yang memang sudah ada stok didalam kulkas. *** Fely memasuki kamarnya kembali untuk memanggil Barra agar suaminya itu turun untuk makan malam. Karna, semua santapan mereka sudah siap. Bisa Fely tebak, jika Barra sedang bermain game online nya itu saat Fely memasak tadi. "Bar, masakannya udah siap" ucap Fely sambil berjalan menghampiri Barra yang sedang asyik dengan game nya. "Bentar lagi, sekali lagi ini nanggung" jawab Barra dengan mata yang masih konsentrasi pada layar hp. Fely hanya mendengus. Tidak akan mempan juga jika Fely memaksa Barra jika suaminya ini sedang bermain game kesayangannya. Terkadang Fely heran, kenapa Barra senang sekali bermain game yang keseringan membuat Barra kesal sendiri saat kalah. Tak jarang Fely mendengar Barra menyebutkan nama-nama hewan kesayangannya. "Gue tungguin dibawah, sampe lo ga turun lima belas menit lagi, gue tinggalin makan". Ucap Fely lalu bangkit berdiri hendak meninggalkan Barra. Dengan cepat, Barra menahan tangan Fely lalu ia kembali memainkan gamenya dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Fely. Saat itu juga, Fely kembali duduk didekat Barra, karna Barra yang nggan untuk melepaskan genggamannya itu. "Diem, temenin gue makannya bareng" satu kalimat yang membuat Fely memutar kedua bola matanya. Tidak tahukah Barra jika dirinya sudah lapar sekali sekarang. Selang sepuluh menit, Barra sudah menyudahi gamenya. Ia mematikan hp nya lalu mengajak Fely kebawah untuk makan malam. Tangannya juga masih asyik menggenggam jemari Fely. Fely hanya menurut saja saat Barra menuntunnya keluar kamar. *** Barra memopang dagunya dengan kedua jemarinya yang ia tautkan. Kini, Barra sedang menunggu Fely menyiapkan makan malam untuknya. Jika dicium dari aromanya, masakan Fely ini cukup enak. "Udah cukup" ucap Barra saat Fely menuangkan nasi serta beberapa potong udang diatas piringnya. Fely meletakan piring yang sudah ia beri nasi serta udang saus tiram pada Barra tepat didepan suaminya itu. Lalu, Fely melakukan hal yang sama untuknya sendiri. Barra mulai menyuapkan satu sendok nasi dengan sepotong udang saus tiram hasil masakan Fely. Fely sendiri menatap Barra dengan harap-harap cemas sekarang. Ia sedang menunggu komentar dari suaminya itu tentang hasil masakannya, sebelum Fely menyuapkan sendiri pada mulutnya. "Gimana? Enak ga?" Tanya Fely. Barra menelan kunyahannya itu sebelum ia menjawab pertanyaan dari Fely. "Lumayan" komentarnya berdusta. Padahal, masakan gadis disampingnya ini sangatlah lezat. Barra hanya gengsi saja untuk mengutarakannya. Fely kini memakan hasil masakannya itu. Tapi, rasanya enak menutut Fely untuk pemula. Mungkin, memang bisa lebih lezat dari ini jika Fely sudah lihai memasak. Kurang dari lima menit, Barra menambah nasi dan udang saus tiramnya. Fely yang masih banyak nasi diatas piringnya sedikit melongo dibuatnya. Cepat sekali Barra makan kali ini. Biasanya juga Barra tidak secepat ini. Apa lagi, menurut Barra masakannya itu lumayan enak, bukan enak sekali. Fely juga memperhatikan cara Barra makan sekarang. Seperti orang yang menikmati masakan lezat chef bintang lima. "Lo makan sebanyak itu?" Tanya Fely pada Barra. "Lagi laper aja" jawab Barra berbohong. Padahal, aslinya Barra sangat menikmati masakan Fely sekarang. Fely mendecih. "Bilang aja masakan gue itu enak. Muji gue ga akan buat lo dosa, malah yang ada bikin lo punya pahala, karna udah senengin bini lo" ucap Fely sebelum ia kembali menyantap nasinya yang sudah mulai dingin itu. Barra tidak menanggapi ucapan dari Fely. Lebih baik ia menghabiskan makanan dihadapannya ini, sebelum benar-benar dingin. *** Keesokan harinya, mobil Barra dan Fely seperti biasa datang berbarengan. Beruntung, selama ini tidak ada yang curiga pada mereka. Karna, bisa saja kebetulan mereka datang berbarengan. Keduanya segera keluar dari mobil masing-masing setelah mereka mengunci mobil mereka. Baik Barra maupun Fely, memilih untuk segera masuk kedalam kelas masing-masing. Berjalan sendiri-sendiri sudah menjadi hal yang wajib jika disekolah. Beruntungnya, tidak ada Jihan sekarang yang mengajak Barra untuk kekelas bersama. Kelas Barra memang lebih dekat dari pada kelas Fely. Maka, Barra lebih dulu sampai dikelasnya. Sedangkan Fely harus berjalan sekitar dua puluh langkah lagi jika ingin sampai dikelasnya. Setibanya di kelas, Fely segera duduk dikursinya. Teman-temannya sudah datang kecuali Clarin yang tumben sekali belum datang. Biasanya Clarin tidak pernah kesiangan jika masuk sekolah. "Eh, si Clarin kemana?" Tanya Fely saat melihat bangku disebelahnya kosong. "Telat kali" jawab Kai. Satu menit lagi bel akan berbunyi. Clarin sedikit berlari untuk duduk dibangkunya sekarang. Nafasnya juga ngos-ngosan. Sepertinya, Clarin lari dari parkiran menuju kelasnya. "Abis ngapain lo, ngos-ngosan gitu?" Tanya Fely. "Maraton gue" jawab Clarin dengan bahu yang naik turun itu. "Tumben kesiangan?" Tanya Fely lagi. "Macet dijalan" jawab Clarin singkat, karna guru yang mengajar dikelasnya sudah tiba. *** Jam istirahat sudah tiba. Mayoritas dari siswa Palm High School berbondong-bodong menuju kantin. Tak terkecuali dengan Fely dkk. Sebelum jadwal latihan, mereka memilih untuk mengisi perut terlebih dahulu. Karna untuk menari, perlu tenaga yang cukup. "Mau pada pesen apa?" Tanya Fely yang memang gilirannya untuk mencatat semua pesanan teman-temannya. Tentu saja Fely tidak sendiri. Ia ditemani Febri sekarang. "Gue mau mie ayam. Minumannya coklat dingin" ucap Clarin. "Gue mau siomay, minumnya teh tarik dingin" ucap Kai. "Gue mah mau kaya si Clarin aja, minum nya kaya si Kai" ucap Nindi. Fely dan Febri segera menuju tempat penjual makanan yang dipesan oleh teman-temannya ini. Saat ia ingin memesan makanan untuknya, Fely mendapatkan pesan. Ia menyempatkan untuk melihat pesan singkat itu terlebih dahulu. B Hari ini lo dilarang makan pedes Cia Kan kemarin ngga B Besok boleh Cia Tapi gue mau Barra B Nurut kata suami kalo lo ga mau dosa (Read) Fely mendecih kala membaca pesan terakhir yang Barra kirimkan. Ia kesal jika Barra selalu berkata tentang dosanya melawan perintah suami. Febri yang melihat Fely kesal itu sontak bertanya pada gadis disampingnya. "Kenapa lo?" Tanya Febri saat Fely memasukan kembali hp nya kedalam kantung kemeja sekolahnya. "Gapapa. Gue kayanya mau pesen pisang mesir aja ga jadi ini" jawab Fely. Niatnya Fely ingin memesan mie ayam juga sama seperti Clarin. Ia sudah membayangkan rasa mie ayam yang pedas dimulutnya. Tapi, pesan dari Barra membuat Fely mengurungkan niatnya itu. "Lah kenapa?" Tanya Febri. "Gue lupa, gue lagi diet" jawab Fely bohong. Beruntung, Febri mempercayainya begitu saja. Jadi, Fely tidak perlu memikirkan kebohongan apa lagi yang harus ia ucapkan pada temannya ini. Setelah memesan untuk Clarin dan juga Nindi, Fely memutuskan untuk menuju penjual pisang mesir. Ia meninggalkan Febri yang sedang memesan mie ayam juga. Alasannya, agar mereka tidak saling menunggu saja. Karna setelah memesan pisang mesirnya, Fely akan memesan minuman pesanan teman-temannya. *** TBC. I hope you like the story Don't forget to vote and comment  See you in the next part
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN