Part 5

2105 Kata
Barra memarkirkan mobilnya di garasi rumah Fely. tepat jam sembilan malam. Sebelum pulang juga, Barra dan Fely menyempatkan membeli martabak untuk orang rumah. Itupun Barra yang berinisiatif karna Fely hanya meregek ingin pulang. Setelah keduanya keluar dari mobil, Barra dan Fely masuk kedalam rumah dengan Fely yang berjalan lebih dulu karna Barra banyak membawa belanjaan keduanya. Fely nggan untuk menolong suaminya itu dengan alasan capek. Padahal, Fely lah yang paling banyak belanja malam ini. "Assalamu'alaikum" ucap Fely sambil membuka pintu dan berjalan menuju ruang tv. Karna tv yang masih menyala. "Waalaikum salam" jawab Winda. "Assalamu'alaikum" sekarang giliran Barra yang mengucapkan salam. Tidak lupa Barra juga menaruh belanjaan istrinya diatas sofa yang kosong karna Fely duduk di samping Winda. Tidak lupa Barra menciumi lengan mertuanya itu. "Waalaikum salam" jawab Winda. "Kalian baru pulang?" tanya Winda lagi. Fely menganggukan kepalanya. "Iya Mom" jawab Barra. "Ini Barra sama Fely beliin martabak buat Mommy Daddy juga" Barra menyodorkan empat kotak martabak manis dan asin pada Winda yang langsung saja disambut baik oleh Winda. "Ya ampun, segala macem gini Barra, makasih loh" jawab Winda yang mendapat cibiran dari putrinya. "Hilih, mommy suka juga kan?" "Suka lah dibeliin sama menantu mommy yang ganteng" jawab Winda. "Udah ah Fely cape" ucap Fely lalu segera menuju kamarnya yang berada di lantai dua. "Barra ke kamar dulu ya mom, dad" pamit Barra sambil membawa belanjaan istrinya itu. "Itu punya Fely semua?" tanya Winda. Barra menganggukan kepalanya. Karna memang miliknya hanya sepatu saja. "Dia abis rampok kamu?" tanya Winda lagi. "Ga papa mom, lagian udah jadi kewajiban Barra juga" "Daddy suka sama cara berfikir kamu Barra. Ga salah ya mommy pilih kamu jadi suaminya Fely". "Pilihan mommy ga akan salah Dad" jawab Winda menyombongkan dirinya. "Ya udah Barra ke kamar ya" Ucap Barra lalu segera pergi menyusul istri nya. Sedangkan Radit dan Winda memilih untuk memakan martabak yang dibelikan oleh Barra itu. *** Barra memasuki kamarnya dengan Fely. Barra meyimpan semua belanjaan milik istrinya itu diatas kasur sedangkan dirinya memilih untuk langsung merebahkan diri disebelah pape bag yang berada diatas kasur itu. Terdengar suara gemircik air didalam kamar mandi. Sepertinya Fely sedang mandi saat ini. Fely memang tidak betah jika sudah dari luar tidak mandi. Ia tidak akan mengenal jam berapa saat ini. Yang penting bagi Fely adalah kebersihan tubuhnya. Sekitar 15 menit Fely sudah keluar dengan rambut yang basah dan sudah berganti piyama. Fely kesal meilhat belanjaannya yang berserakan diatas tempat tidurnya. Ditambah Barra yang sudah terlelap tidur disana. "Barraaaaaaaa" teriak Fely sambil menghampiri suaminya itu. "Apa sih Fel, berisik udah malem" jawab Barra yang kesal pada Fely karna sudah mengganggu tidurnya. "Kenapa lo ga beresin itu semua? Gue tidur dimana kalo gini?" tanya Fely tanpa menurunkan nada bicaranya. "Lo beresin lah itu kan punya lo. Gue ngantuk udah ah jangan ganggu gue" ucap Barra kembali memejamkan matanya. "Lo ganti baju dulu minimal" ucap Fely. "Gue ga mau lo peluk ya kalo lo ga ganti baju" lanjutnya sambil Fely memindahkan semua belanjaannya keatas sofa yang ada dikamarnya. Dengan terpaksa, Barra mebuka matanya setelah mendengar ancaman dari Fely. Bukan apa, selama beberapa hari ini, Barra memang suka memeluk Fely jika sedang tidur. Menurut Barra aroma tubuh istrinya itu sangat manis. Jadi membuat Barra bisa tidur lebih nyenyak pula. Kurang dari lima menit Barra sudah mengganti baju nya. Sedangkan Fely masih sibuk membereskan barang belanjaannya. Karna ia harus menata serapi mungkin semua paper bag miliknya itu agar enak dipandang. "Lo lama banget sih beresin gituan aja. Gue ngantuk nih" ucap Barra. "Lo duluan aja tidurnya" jawab Fely. "Ga mau tar lo rusuh lagi" "Gue belum keringin rambut, lo bakalan lama nungguin gue" jawab Fely sambil berjalan ke meja riasnya. Mengambil hair dryer lalu mulai memakai benda itu di rambutnya. "Gimana mau tidur, berisik gitu juga itu alat lo". ucap Barra lagi. Akhirnya Barra memutuskan untuk memainkan hp nya saja sembari menunggu Fely selesai dengan kegiatannya. Setelah rambutnya kering, Fely segera menghampiri Barra yang masih asyik dengan hp nya itu. Fely membaringkan tubuhnya di sebelah Barra dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Setelah Fely akan memejamkan matanya, Barra mematikan hp nya lalu ikut berbaring disebelah istrinya. Tidak lupa Barra memeluk Fely. Sedangkan Fely hanya diam saja. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya. Jadi, ia tidak terganggu lagi. *** Siang ini kelas Fely sedang ada pelajaran olah raga. Fely sangat tidak menyukai olah raga. Tampak terlihat dengan jelas jika ia bermalas- malasan sekarang. Fely sedang bermain voly dengan Kai, Febri, Clarin dan juga Nindi. Diantara ke lima gadis itu Fely lah yang selalu memukul dengan asal-asalan. Diarah utara, ada segerombolan lelaki yang sepertinya ada jam kosong. Diantara pria itu terdapat seorang gadis yang selalu berada didekat pria yang selalu di jodohkan dengannya. Siapa lagi jika bukan Barra dkk bersama Jihan. Barra sengaja berdiam di dekat lapangan hanya untuk melihat istrinya itu berolah raga. Barra sedang berncada gurau di pinggir lapangan dengan Jihan yang selalu berusaha mencuri perhatian dari Barra. Dapat dilihat dari Jihan yang berkali-kali memukul Barra jika dirinya sedang tertawa. Dengan sengaja Fely melempar bola ke arah Barra dkk. Untungnya dengan sigap Barra menangkap bola itu yang hampir saja mengenai wajah Jihan. Jihan sendiri jangan ditanya. Ia memilih untuk bersembunyi dibelakang tubuh Barra. Dengan tangan gadis itu yang ia taruh dipundak Barra. Dengan langkah kesal, Fely berjalan kearah suaminya itu. Ia memasang wajah datarnya. Bersikap seolah tidak peduli pada Barra. "Balikin bolanya" ucap Fely kesal. Barra yang melihat istrinya itu yang sudah berada didepanya seolah terpaku. Ia juga menepis tangan Jihan yang sedang memegang bahunya itu. Fely merebut bola yang ada ditangan Barra dengan kasar. Dari matanya, Barra bisa melihat jika Fely sedang marah padanya. "Gue mau olah raga, balikin bolanya" ucap Felu lagi dengan ketus lalu meninggalkan Barra yang menatapnya penuh arti. "Gila, itu si Fely anak kelas sebelahkan? Cantik banget" puji Kamal yang memang menyukai Fely. Kamal adalah salah satu fans berat dari Fely. "Heh nyebut lo!!" Ucap Barra yang tiba-tiba kesal istrinya dipuji oleh pria lain. "Ye, kalo dia jomblo gue mau pepet" jawab Kamal yang mendapat gelak tawa dari semuanya kecuali Barra yang sedang ketar-ketir saat ini. *** Barra memasuki kamarnya dengan Fely secara hati-hati. Setelah kejadian dilapang tadi ia belum bertemu lagi dengan Fely di sekolah. Dilihatnya Fely yang sedang siap-siap akan pergi keluar sore ini. Barra yang menyimpan tas nya dirak yang biasa Fely menyimpan tas sekolah gadis itupun bertanya pada istrinya. "Lo mau kemana?" Tanya Barra. "Mau jalan sama Kai sama Clarin" jawab Fely. "Emang gue kasih izin?" "Gue ga peduli". "Lo diem dirumah jangan kemana-mana" perintah Barra. Fely yang tidak terima itupun memberontak pada Barra. Padahal, Fely cuman mau keluar dengan teman-teman ceweknya. Tidak seperti Barra yang selalu ditemani oleh Jihan. "Gue main sama temen cewe gue loh masa lo ga izinin". "Lo diem dirumah. Kalo lo mau jalan sama gue". "Lo ga ada hak buat atur gue!!". "Heh lo lupa kalo gue suami lo?". "Heh suami macem apa diem aja pas dipeluk sama cewek lain?". "Dia tadi mau kena bola". "Gue ga peduli. Setidaknya lo bisa ngehindar bukan diem aja kaya tadi!!". Terjadilah perdebatan mereka sore ini. Tidak ada yang mau mengalah baik Fely ataupun Barra. Keduanya masih remaja labil yang asyik memepertahankan ego mereka masing-masing. *** Jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Fely maupun Barra tidak ada yang bersuara didalam kamar. Fely yang berencana pergi pun tidak jadi keluar karna tidak adanya izin dari Barra. Tok tok tok Suara pintu kamar diketuk. Fely dan Barra yang asyik dengan hp merekapun sontak menoleh ke arah pintu. Fely tidak ada niatan untuk membuka pintu sekarang. Barra yang mengertipun berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu bagi yang mengetuk itu. "Barra, kalian ga papa? Ko ga ada yang keluar buat makan malem?" Tanya Winda. Ternyata Winda lah yang mendatangi kamarnya dengan Fely. Sepulang sekolah, Winda tidak melihat keberadaan Barra dan Fely. Ia hanya mendapat kabar jika Fely maupun Barra tidak keluar kamar sejak pulang tadi. "Ga papa mom, nanti Barra sama Fely kebawah. Mommy sama daddy makan duluan aja". "Fely nya mana?" Tanya Winda. "Ada mom didalem" jawab Barra sekenanya. "Tumben ga berisik". "Kecapean kali mom, abis olah raga dia tadi di sekolah" jawab Barra sedikit berbohong. Tidak mungkin kan Barra berkata jika Fely sedang bertengkar dengannya. "Ya udah, mommy ke bawah dulu ya. Kalian jangan lupa nyusul buat makan malem". Barra menganggukan kepalanya sebelum Winda turun kebawah. Sepeninggal Winda, Barra menghampiri Fely yang masih asyik dengan hpnya. Barra duduk di pinggiran kasur dekat dengan Fely. Menarik nafasnya sebentar sebelum ia kembali berbicara dengan Fely. Setidaknya sekarang Barra tidak sepanas tadi fikirannya. "Udah malem, gue laper mau makan" ucap Barra. "Lo makan sendiri aja gue ga mau" jawab Fely tanpa mengalihkan pandangannya pada layar hpnya. "Makan ntar lo sakit". Geram dengan Fely yang tidak menggubrisnya, Barra mengambil hp Fely dengan paksa. Membuat Fely semakin marah padanya. "Apa sih lo ga sopan banget!!" Kesal Fely. "Gue bilang makan ya makan. Lo mau dosa ga dengerin kata suami?" Tanya Barra lagi. Fely memutar kedua bola matanya. Ia benar-benar kesal pada suaminya ini. Dengan sedikit mendorong Barra, Fely turun dari kasurnya. *** Fely mengambil nasi untuk dirinya dan juga Barra. Walaupun kesal pada Barra, Fely masih mau menyediakan makanan untuk Barra. "Makasih" ucap Barra. Tapi tetap saja Fely bersikap acuh pada suaminya itu. Padahal didepannya kini ada Winda dan juga Radit. "Fel, kamu mau kemana pake baju bagus gitu?" Tanya Radit. "Tadinya mau main sama Kai sama Clarin" jawab Fely. "Terus?". "Ga dikasih izin" jawab Fely sambil menyuapkan sesendok nasi dan lauk pauknya. "Bagus dong kamu nurut sama suami kamu" jawab Radit. "Fely nurut ko apa kata Barra. Dia ga pernah ngelawan dad" timpal Barra. Ingin rasanya Fely memuntahkan semua nasi yang sudah masuk kedalam perutnya saat ini. "Kalau Fely ga nurut, kasih tau dia dosa kalo ga nurut sama suami" ucap Winda. "Kalo suami yang diem aja di pegang-pegang sama cewek lain dosa ga dad?" Tanya Fely yang geram karna sedari tadi kedua orang tuanya memuji Barra. "Gue udah jelasin dia cuman takut kena bola" jawab Barra yang tidak terima Fely mengungkit kembali permasalah tadi sore. "Fely udah kenyang. Fely ke kamar dulu" Fely bangkit berdiri lalu segera pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan juga Barra yang masih duduk di meja makan. "Fely ga sopan kamu ninggalin suami" teriak Radit pada putranya itu. "Ga papa Dad, lagian salah Barra juga. Kalo gitu Barra pamit susulin Fely ya". Jawab Barra. "Barra sayang tunggu. Kalian lagi berantem tadi?" Tanya Winda. Barra menganggukan kepalanya. Sejujurnya Barra tidak ingin Winda mengetahuinya. Tapi kejadian barusan sudah menjadi tanda jika Barra dan Fely sedang tidak baik-baik saja. "Cuman salah faham aja. Mommy sama daddy tenang aja ya. Barra bakalan selesain semuanya ko" ucap Barra yang mendapat anggukan kepala dari mertuanya. *** Barra memasuki kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya sebelum ia menghampiri Fely yang sedang skin care an di meja riasnya. Empat hari menjadi suami Fely, Barra sedikit demi sedikit mengetahui kebiasaan dari istrinya itu. Dari Fely juga Barra mengetahui pentingnya merawat kulit wajah, dan badan tentunya. "Fel, gue tau lo marah sama gue. Tapi tolonglah jangan liatin depan mommy sama daddy". "Makanya jadi suami itu jangan kecentilan. Gue udah minta lo jauhin si Jihan. Tapi mana? Lo malah makin nempel sama dia. Berharap jadi pacarnya dia lo?". "Gue ga ada apa-apa sama dia. Harus bilang berapa kali sih gue?". "Dan harus berapa kali gue bilang, gue ga suka liat lo deket-deket sama dia!! Gue aja ga deket-deket sama cowok lain. Masa lo ngga??". "Barra gue tau kita dijodohin, tapi bisa kan lo hargain gue sebagai istri sah lo?". Setelah berkata seperti itu, Fely meninggalkan Barra ke atas tempat tidurnya. Barra melihat Fely yang merebahkan dirinya. Ia mengusap wajahnya, frustasi. Barra hanya saja tidak enak jika harus menjauhi Jihan secara tiba-tiba. Bukan ia tidak menghargai Fely sebagai istrinya. Tapi, disekolah tidak ada yang mengetahui jika mereka punya hubungan. Bahkan, tidak ada yang tahu jika Barra dan Fely saling mengenal satu sama lain. Melihat Fely yang sudah memejamkan matanya, Barra memilih untuk ikut tidur juga. Ia juga perlu istirahat saat ini. Berdebat dengan Fely sedari pulang sekolah membuatnya cukup pusing. Tidak lupa, sebelum Barra memejamkan matanya, ia melingkarkan tanganya pada pinggang Fely. Dengan begitu, dirinya bisa tertidur dengan lelap. Sebenarnya Fely belum tertidur dengan pulas. Ia hanya menghindari perdebatannya dengan Barra. Nyatanya sekarang Fely menoleh kearah Barra yang tidur disebelahnya. "Gue ga suka lo deket-deket sama Jihan. Apa lagi banyak yang dukung lo berua disekolah" ucap Fely sedikit berbisik karna takut membangunkan Barra. Fely memegang tangan Barra yang ada di pinggangnya itu. Mengelusnya sebentar sebelum Fely terlelap. Sambil membelakangi suaminya itu. *** TBC. I hope you like the story Don't forget to vote and comment See you in the next part
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN