Sayako kini harus mulai menerima kenyataan bahwa dirinya adalah Anne Barnett.
Dengan sangat terpaksa, wahai para pembaca sekalian!
Perhatian dan kasih sayang keluarga Barnett tak bisa ditolaknya dengan mudah.
Begitu luar biasa dan totalitas!
Sayako hanya bisa bungkam dan menurut diperlakukan layaknya anak mereka, Anne yang cantik jelita. Ia sendiri sampai ternganga hebat di depan cermin ukir emas nan mewah ketika melihat kecantikan wajah yang dimilikinya sekarang.
Rambut hitam panjangnya kini berwarna cokelat, sangat halus dan bersih seolah dirawat setiap hari di salon kecantikan. Matanya besar dengan bola mata cokelat keabuan yang berkilau mengagumkan. Tidak kalah hebat adalah tubuhnya sangat ideal, semampai dengan kulit yang begitu putih dan bersih layaknya porselen.
Anne, si pemilik tubuh asli punn masih terlihat muda, mungkin di bawah 25 tahun. Tidak seperti dirinya yang sudah berumur 32 tahun saat terjun dari jembatan gara-gara ingin balas dendam.
Apakah ini sebuah keberuntungan? Kesempatan kedua yang diinginkannya? Atau hiburan kecil semata karena telah berpindah dimensi dan harus menjalani hidup orang lain sebagai gantinya?
Sayako masih sulit memproses semuanya, meski ia pelan-pelan harus menerima takdir barunya itu.
Setiap hari, ia dilayani layaknya seorang putri bangsawan. Dimanja dan diawasi layaknya harta berharga. Perlakuan berlebihan itu sampai-sampai membuat Sayako menjadi risih!
Masa mandi pun harus dilihat dan dilayani oleh para pelayan? Walaupun para pelayan itu perempuan, tetap saja membuatnya tidak nyaman! Bagaimana jika salah satu pelayan itu ada yang 'kelainan'? Diam-diam menikmati pemandangan tubuhnya yang tanpa sehelai benang pun dan meraba-raba kulitnya di bagian mana saja ia mau. Ia bergidik memikirkannya!
Jadi, ketika ia hendak mandi, ia bersikeras untuk melakukannya sendiri sambil mengancam akan membuat laporan fitnah ke ibunya.
Pemecatan pun menjadi hal yang terbayang-bayang di pikiran para pelayan tak bersalah itu. Namun, Sayako tetap adil, ia mengijinkan mereka melaporkan hasil kerjanya pada kepala pelayan seperti yang diharapkan semuanya.
"Tidak usah! Biar aku sendiri saja! Kalian berdiri di luar sana, atau duduk dengan manis saja. Mengerti?"
"Tapi, nona!"
"Apa kau ingin membantah perkataanku?"
"Ti-tidak seperti itu, nona! Mana saya berani seperti itu!"
Sang pelayan menggigit jari-jarinya, 2 pelayan lain pun jadi ciut dan mundur dengan wajah gelap dan suram, menjauhi pelayan muda yang berani menegur nona mereka.
"Aku sudah besar, bisa melakukan hal sederhana seperti ini sendirian. Jika kalian macam-macam, sudah tahu, kan, apa yang akan aku lakukan? Mari berdamai saja. Ingat apa yang sudah aku beritahukan pada kalian. Oke?" terang Anne dengan wajah tersenyum cerah.
Para pelayan itu pun langsung tersenyum kikuk, kepala ditundukkan takut-takut.
Untung saja kamar mandinya yang diperkirakannya seluas apartemennya memiliki fasilitas yang lumayan mendekati kamar mandi modern, kecuali shower.
Mereka tak punya shower sama sekali! Yang benar saja! Ini membuatnya sedikit dongkol, tapi diobati dengan air rendaman yang selalu bertabur bunga mawar dengan wangi yang menenangkan.
Lilin-lilin aromaterapi pun selalu dinyalakan sepanjang ia berendam berjam-jam di sana.
Tak dipungkiri, ia menikmati semua layanan dan fasilitas itu. Hanya saja, hati kecilnya merasa bersalah.
Ia bukanlah Anne Barnett, ia adalah Sakamoto Sayako. Perempuan dari Jepang yang ditinggal nikah oleh pacarnya sendiri yang mengaku cinta mati padanya, dan seorang perempuan yang dikhianati oleh sahabatnya sendiri.
Anne Barnett yang asli, mungkin sudah terbiasa. Tapi, pemilik tubuh aslinya, kan, sudah tidak ada sekarang? Saat ini Sakamoto Sayako-lah yang menjalankan raga putri dari keluarga Barnett.
Bagaimana ia bisa mengatakan bahwa putri kesayangan mereka satu-satunya kini telah tiada?
Dirinya mungkin hanya dianggap gila, atau berhalusinasi, atau berniat memalukan nama baik mereka di mata bangsawan lainnya!
Sulit sekali untuk jujur. Kini, ia paham bahwa untuk berlaku jujur, tidak hanya diperlukan keberanian semata, tapi juga situasi yang mendukung. Dan keadaannya saat ini jauh dari kata itu.
Sayako yakin jika Anne yang asli telah meninggal dunia oleh racun yang telah diminumnya seperti yang dikatakan oleh kepala pelayan keluarga Barnett.
Ke manakah perginya jiwa atau kesadaran Anne yang asli?
Sayako atau lebih tepatnya sekarang adalah Anne memiliki beberapa teori mengenai keadaannya saat ini, selain teori surga dan neraka:
1. Ia sedang mengalami koma.
Bermimpi panjang sekali hingga syaraf-syarafnya mengalami respon yang salah, sehingga mimpi apa pun seolah menjadi terasa nyata.
Sakit ketika dicubit, merasa lapar dan haus, bahkan merasakan berbagai jenis emosi di hatinya. Tidak seperti yang dikatakan oleh orang pada umumnya bahwa jika seseorang bermimpi ia tak akan bisa merasakan apa-apa.
Bukankah bisa saja terjadi anomali (penyimpangan) pada tubuhnya?
2. Ia pernah menonton sebuah acara sains yang menyebutkan bahwa kesadaran otak manusia diprediksi bisa ditransfer layaknya sebuah file yang bisa download dan diupload dalam bentuk gelombang.
Bagaimana jika gelombang kesadaran otaknya berpindah dimensi oleh kejadian anomali sains yang belum bisa dijelaskan?
Kemudian gelombang kesadarannya yang lepas dari tubuhnya menjelajahi alam semesta yang luas ini dan malah nyasar di otak seorang putri bangsawan yang tepat baru saja meninggal dunia di negeri antah berantah?
Ketika ia memikirkan teori ini, bulu kuduknya merinding! Apa itu artinya ia merasuki tubuh seorang mayat? Mayat? Hiy! Tetap saja mengerikan meski pemilik tubuh aslinya sangat rupawan!
3. Ia terlempar ke masa lalu.
Tapi, pertanyaan yang sulit dijawab adalah bagaimana dengan keadaan tubuhnya yang berbeda? Ini tidak masuk akal!
4. Jangan-jangan ia benar adalah Anne Barnett?
Hanya saja selama tak sadarkan diri gara-gara racun, ia bermimpi panjang telah mengintip masa depan!
Ini terdengar masuk akal, tapi juga mustahil di saat yang sama. Rasa sakit di hatinya terhadap Shinji yang berkhianat masih berkobar di hatinya. Menusuk dan memilin perasaannya seperti mesin giling super canggih. Ingatannya tentang dunia modern juga sangat jelas dan nyata.
Ada mobil, ponsel, pesawat, bahkan laboratorium di luar angkasa. Ia pun adalah seorang dosen dan psikolog kriminal yang cukup terkenal di Kanagawa. Ingatannya juga sebagai Sakamoto Sayako masih utuh sejak ia masih kecil hingga mengalami kecelakaan di jembatan.
Bahkan semua pengetahuannya juga masih jelas dan terang di otaknya, atau lebih tepatnya di gelombang otak miliknya sendiri.
Semua ilmu modern yang pernah ia pelajari dan kuasai masih terpatrit dalam akal sehatnya. Dan ini memastikan ia bukanlah Anne Barnett sejak awal. Syukurlah!
Pikirannya seolah menjadi kosong. Mirip-mirip komputer yang sedang membeku. Ia sama sekali tak bisa menggunakan otaknya untuk mengungkap misteri yang menimpanya.
Sayako hanya bisa berharap semua ini hanyalah mimpi semata, atau mungkin surga dalam bentuk lain. Sayangnya tak ada satu pun yang benar. Ini nyata! Terbangun di tubuh orang lain, ini nyata!
Semua teori yang sudah dipikirkannya seolah hanyalah sampah pikiran yang tak berarti.
Rasanya aku seolah hantu jahat yang merasuki tubuh perempuan malang yang sekarat! batinnya di suatu malam dengan perasaan penuh rasa bersalah menatap langit-langit kamarnya.