"Aunty!!" Napas Yuki memburu, titik peluh membasahi wajah, dan sekujur tubuhnya. Ia melompat turun dari atas ranjang, lalu lari masuk ke dalam kamar mandi, dengan tergesa ia menurunkan celananya, lalu duduk di atas closet untuk membuang pipisnya yang terasa ingin ke luar sejak dalam mimpinya tadi. "Hhhhh untung cuma mimpi, untung cuma mimpi, untung cuma mimpi!" Yuki menarik napas lega, setelah selesai membersihkan dirinya. Ia menatap wajahnya di cermin yang ada di atas wastafel, setelah mencuci tangannya, ia membasuh wajahnya yang terasa panas, karena mimpi panasnya baru saja. Ditepuk-tepuk kedua pipinya perlahan. "Untung cuma mimpi, untung cuma mimpi, huuuhhh ... tapi kenapa efeknya terasa di tubuhku. Hhhhh ... maafkan aku Aunty, maafkan aku! Aku berjanji untuk menjaga jarak dari Unc