“Aku hamil ....” Veronica yang hanya berani berucap lirih, menatap takut pria gagah nan bengis di hadapannya. Pria gagah dan alis kanannya hilang sebagian itu merupakan Franky, musuh bebuyutan Daniel. Franky yang sedang menghabiskan minuman di gelas berkaki panjangnya, refleks mengernyit. Franky bersikap seolah dirinya tak peduli dan apa yang baru saja Veronica katakan memang tak penting untuknya. Pria yang tubuhnya tidak lebih tinggi dari Daniel itu tetap duduk di sofa hitamnya. Di ruang tak begitu luas dengan penerangan temaram tersebut, Veronica memang hanya berdua dengan Franky. Namun di luar ruangan banyak pria berpakaian biru gelap. “Sayang, ... aku sudah lakuin semua yang kamu mau loh. Aku sudah bantu kamu bikin Daniel dan kapalnya tenggelam. Aku—” Veronica yang merengek mendad