Dokter Adit menghela napas dalam, seiring tatapan sungkannya yang sesekali mengabsen kedua mata Violita. “Kamu yakin?” lirihnya penuh kelembutan. “Apakah kamu tidak berpikir, bahwa kenyataan dia yang terus ada di kehidupan kamu, ... merupakan kode keras bahwa sebenarnya ... Allah ingin kalian tetap bersama?” Tentu yang dokter Adit maksud itu Daniel. Adanya Daniel yang masih saja menjadi bagian dari kehidupan seorang Violita. Violita yang dokter Adit kenal sebagai Zahra. Karena tanpa sengaja pula, Daniel kerap menjadi bagian dari Viola. Malahan kini, selain si kembar yang mendapatkan bingkisan khusus, Violita yang telah melahirkan si kembar juga turut Daniel hadiahi bunga. Padahal baik Violita maupun dokter Andri yakin, Daniel masih belum tahu bahwa yang dihadapi merupakan Violita sekali