bc

Deep

book_age18+
370
IKUTI
1K
BACA
dark
possessive
sex
one-night stand
arrogant
beast
bisexual
slavery
campus
cheating
like
intro-logo
Uraian

"Cintaku terlalu dalam untuk dia yang mencintai sahabatku." Khana Mahika Belvina.

"Perasaanku terlalu dalam untuk dia yang aku anggap adik dari sahabatku." Derio Zafran Advaya.

___

Khana Mahika Belvina tak pernah terpikat akan hal yang disebut dengan cinta. Hingga suatu hari, Khana harus menghadapi pria yang terus mengejarnya hingga ke tindak yang mengerikan. Berusaha lepas dari stalker tersebut Khana dibantu oleh sahabatnya Helia Rivania untuk mencari pacar yang mampu melindungi Khana dari stalker tersebut.

Adalah Derio Zafran Advaya menawarkan dirinya untuk menjadi kekasih Khana. Padahal selama ini Derio yang merupakan sahabat kakaknya selalu menganggap Khana hanya sekadar adik sahabatnya saja.

Akan tetapi, Khana tahu apa maksud dari Derio yang melakukan hal itu, ia hanya ingin membuat Helia cemburu dengan kedekatan Derio bersama Khana dan itu tentu saja membuat cinta Khana yang selama ini terpendam untuk sahabat kakaknya itu semakin terkubur rapat.

Benarkah Derio hanya akan menganggap Khana sebagai adik sahabatnya saja?

Mungkinkah perasan Derio berubah atau malah perasaan Khana yang akan berubah?

____

"Cinta ini terlalu dalam untuk sekedar hubungan palsu."

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Akan aku putuskan mereka sekarang juga.
Khana Mahika Belvinda duduk termenung menatap meja restoran di hadapannya. Ia berkali-kali menghembuskan napasnya dengan kasar. Kekecewaan terlihat sangat jelas dari wajahnya. "Gagal lagi.." gumam Khana lirih sembari meneguk minuman yang ada di hadapannya. Kursi di depannya kosong. Hanya meninggalkan gelas jus yang masih terisi penuh. "Huuuuuh...." lagi-lagi Khana menghembuskan napasnya kasar. Kring... Kring... Kring... Ponsel Khana berbunyi. Ia menatap nama di layar ponselnya itu lekat. Tampak Khana enggan untuk mengangkat telepon tersebut. "Helia.." Khana menyebutkan nama yang tertera di ponselnya dengan pelan. Namun, si penelepon tersebut tak juga menyerah. Ia kembali menelepon Khana berkali-kali. Hingga Khana ditatap oleh pengunjung lain di restoran tersebut karena tak kunjung mengangkat telepon yang terus berdering nyaring. "Maaf.. Maaf.." Khana menganggukkan kepalanya begitu ia sadar jika telepon miliknya yang tak henti berdering mengganggu pengunjung lainnya. Khana mengangkat telepon tersebut. Sembari berjalan ke kasir. Ia membayar pesanannya dan meninggalkan restoran tersebut. "Kenapa lama sekali diangkat. Apa maksudmu, haaaaaah!!!" Suara cempreng Helia memekakkan telinga Khana. Khana pun menjauhkan telpon itu sejenak dari telinganya yang pekak. "Seperti pesan yang aku kirim tadi padamu Helia. Kali ini gagal lagi." ucapnya dengan nada penuh kekecewaan. "Kali ini kenapa alasannya?" Helia terdengar sangat geram. "Itu... Hmmm... Itu...." jawaban Khana terdengar ragu-ragu. "Tunggu.. Kamu di mana? Ketemu aja yuk!" pinta Helia yang tak puas mendengar cerita dari telepon. "Hmmm.. sekarang aku dirumah!" "Kalau begitu, tunggu aku. Aku akan kesana!" seru Helia antusias Tak butuh waktu lama sampai Helia benar-benar tiba di rumah Helia dan membunyikan bel dengan sangat kasar. Ting.. Tong.. Ting.. Tong.. Alton yang merupakan kakak kandung Khana membukakan pintu tersebut dengan kesal. Ia menggerutu saat membuka pintu tersebut. Tentu saja, itu diabaikan begitu saja oleh Helia. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar sahabatnya itu dan membuat Alton seolah tak ada di sana. Helia membuka pintu kamar tersebut terlihat Khana yang terbaring lemas di atas tempat tidurnya. Helia pun duduk di samping Khana ia menepuk punggung sahabatnya yang terlah tengkurap di kasurnya itu. "Ayolah.. Kali ini kenapa alasannya?" tanya Helia penasaran. "Huuuuuh..." Khana kembali menghembuskan napas panjangnya. Khana pun duduk untuk menyamakan pandangannya dengan Helia. Helia adalah satu-satunya sahabat yang ia percayai. Tak ada hal yang bisa Khana sembunyikan dari Helia apa lagi rencana mencari kekasih ini juga merupakan ide dari Helia. "Itu... Hmm..." Khana ragu-ragu menjawab alasan kenapa kencan butanya kali ini gagal. "Cepat jawab aku, Khana!!!" Helia yang selalu tak sabaran itu sudah tak bisa lagi menunggu. "Di-dia mata keranjang ... ..." jawab Khana cepat meninggalkan keheningan yang nyata di antara keduanya. "Hah...." Helia menjadi semakin bingung. "Iya.. Masa dia bilang kecewa dengan kencan kali ini. Dia bilang aku tak mirip yang di foto." Khana berkata dengan terbata-bata. "Maksudnya apa? Bukannya ini foto terbaikmu. Cantik kok. Tidak mirip apanya, sih. Oke, kok." Helia menatap foto dan menatap Khana secara bergantian. Ia merasa yakin tak ada yang salah dari foto yang diberikan pada lawan kencan butanya itu. "Hhhmmm... Aku awalnya juga berpikir begitu. Namun, setelah melihatnya melakukan itu... ... .... Hmmm.. A-aku jadi mengerti," Khana masih berbelit-belit dengan ucapannya. "Melakukan apa? Apa yang ia lakukan pada Khanaku tercinta ini?" Helia tampak marah dan berapi-api. "Itu ..." ucap Khana sambil tertunduk. "Pria itu menatap pada seorang wanita yang memakai pakaian terbuka dan memperlihatkan i-itu yang besar." Khana mencoba untuk menjelaskan, "Ah.. pokoknya dia melihat ke arah itu terus dan aku tak suka pria seperti itu!" telinga Khana memerah ia tertunduk dalam dan langsung dapat dimengerti oleh sahabatnya Helia. Helia akhirnya mengerti mengapa Khana berbelit-belit membicarakan alasan pria tersebut. Khana belum pernah berpacaran. Namun, kini dia harus segera mencari kekasih demi sosok yang akan setia melindunginya. Tentu saja, kencan buta, pacaran, percintaan dan berbagi kasih akan sangat canggung bagi seorang Khana. Tapi, mau bagaimana lagi, tak akan ada hal yang bisa membuat seorang pria menyerah selain dengan melihat wanita yang ia cintai sudah memiliki kekasih yang sangat dicintai. Semua karena ada pria aneh yang kerap mengikuti Khana, berdalihkan cinta ia justru membuat Khana kerap dalam kondisi tidak nyaman. Hal-hal yang pria itu sebutkan atas dasar cinta malah membuat bulu kuduk merinding. Meski Helia dan juga Alton berusaha menjaganya tetap saja hal itu masih kurang. Khana perlu sosok yang akan bisa menjaganya sepenuh hati dan membuat pria itu menyerah. Akan tetapi, siapa sangka untuk menemukan pria baik yang sesuai dengan Khana ternyata begitu sulit. Hingga Khana malah sering bertemu dengan beragam pria aneh lainnya. "DASAR KURANG AJAR!!! Apa perlu aku menghajarnya. Aku dengar dia seniman yang cukup terkenal dari rekan kerjaku. Ternyata hanya manusia aneh yang seharusnya aku patahkan tangannya agar ia tak lagi bisa melukis." Helia tampak sedikit menyesal telah memperkenalkan Khana pada pria kurang ajar itu. Selama ini memang Helia yang mengatur beberapa kencan buta Khana. Helia mencari informasi kesana-kemari untuk mencari calon kekasih yang tepat untuk Khana sahabat terbaiknya. "Ah.. Sudah, lupakan saja pria seperti itu. Kita cari saja pria lain, sudah tidak ada waktu lagi. Predator itu mulai tidak percaya jika aku sudah punya kekasih. Dia semakin meresahkan saja." Dari pada larut dengan emosi memikirkan orang yang hanya lewat sejenak dalam kehidupan yang belum tentu akan bertemu lagi itu, Khana lebih ingin fokus untuk segera mencari seorang kekasih yang pantas untuknya. Selain karena memang sudah waktunya Khana menjalin hubungan mengingat dia yang jomblo dari lahir, Khana juga harus segera menyingkirkan pria yang terus mengekornya itu. "Apa kita ke biro jodoh saja?" Khanaa tampak mulai menyerah. Ia ingin menyerah saja dan memilih untuk mencari kekasih melalui biro jodoh yang banyak beredar di internet. "Di internet kan banyak tuh biro jodoh." "Di aplikasi juga ada," sambung Khana lagi. Mereka mengambil ponsel mereka masing-masing dengan sangat cepat ddan berselancar di dalamnya mencari informasi tentang biro jodoh yang mungkin akan membantu mereka. "Aku bertemu dengan suamiku dari biro jodoh A dan kami jatuh cinta pada pandangan pertama saat kami mencoba ketemu. Aku berterimakasih pada Biro jodoh A yang mempertemukan kami berdua." Khana membaca testimoni di biro jodoh tersebut yang terdengar meyakinkan. Sementara itu, Helia semakin serius menatap layar ponsel miliknya. Ia sesekali mengerutkan kening dengan bibir yang juga ikut mengkerut. "Aku ragu. Nanti malah aneh-aneh. Takutnya malah bukan sarana perjodohan tapi ... ..." Helia tak berani melanjutkan ucapannya ia pun langsung menunjukkan artikel berita tentang orang yang tertipu oleh biro jodoh dan akhirnya di lecehkan. Khana dan Helia seketika bergidik ngeri. Mereka setuju perihal betapa bahayanya aplikasi yang belum tentu jelas tersebut. "Huuuuuft... " Keduanya kini serentak menghembuskan napas panjang mereka. "Apa ada biro jodoh yang terdaftar secara hukum sehingga aman?" Khana tampaknya masih tak ingin menyerah dengan biro jodoh. Mengingat ia tak tahu harus bagaimana lagi mencari pasangan dan membuat pria aneh itu menyerah mengejar dirinya. "Biro jodoh yang begitu memangnya ada? Ntah lah.." jawab Nera ketus. "Jadi gimana dong? Aku harus cari kekasih kemana?" kata Khana putus asa. Di tengah keputusasaan itu ternyata ada dua makhluk yang secara diam-diam mendengarkan segala pembicaraan mereka. "Hmmm.. kamu cari kekasih? Untuk apa?" Semua mata kini tertuju pada pertanyaan konyol itu. "Mana ada yang tanya kekasih itu untuk apa?" Derio pun menjadi bulan-bulanan Helia dan Alton. Meski itu bukan hal yang mengherankan untuk pria seperti Derio. Pria yang menganggap mudah sebuah hubungan kekasih. Meski Derio adalah sahabat dekat Alton, bukan berarti Derio mengetahui situasi yang tengah Khana hadapi. Selama ini Derio hanya mengira jika Alton begitu menjaga adiknya. Namun, siapa sangka jika ada kisah di balik sikap posesif yang Alton tunjukkan pada adiknya itu. "Hmm.. tentu saja kekasih itu untuk menjalin cinta yang tulus dan suci menjaga adikku dengan baik dan membahagiakan dirinya. Melindunginya dan juga terus berada di sisinya." Alton tampak antusias dengan ucapannya. Begitu pula dengan Helia, ia mengangguk setiap kalimat yang Alton ucapkan. Tampak mengerti, dengan apa yang Alton sampaikan. Derio tiba-tiba saja meletakkan dagunya di atas kepala Khana tanpa beban. "Kalau begitu pacaran saja denganku!" kata Derio santai. Baik Helia dan Alton terkejut mendengar hal itu. Spontan, Khana yang saat itu berada tepat di bawah Derio menegak ke atas melihat Derio yang tersenyum lebar menatap ke arah dirinya. Tangan Derio pun memegang dagu Khana, senyuman penuh arti terukir di wajahnya. "Aku akan menjalin cinta yang tulus dan suci denganmu, aku akan menjagamu dengan baik dan membuatku merasa bahagia, aku juga akan melindungimu dan juga terus berada di sisimu! Jadi, bagaimana? Mau jadi kekasihku?" Mulut yang sedari tadi sudah menganga itu semakin lebar menganga, semua tak menyangka dengan apa yang Derio katakan. Hanya Khana yang masih terlihat tenang. "Kamu mau jadikan aku kekasih yang ke berapa jika aku menerima kamu?" Ekspresi kesal terlihat jelas di wajah Khana, senyuman tipisnya yang mengancam terukir di wajah manisnya. "Akan aku putuskan mereka sekarang juga dan aku akan menjadikan kamu kekasihku satu-satunya." Perlahan, Derio meraih rambut Khana ia mendekatkan wajahnya dan mencium ujung rambut Khana. "Aku juga ingin serius dengan satu wanita," kata Derio lagi sambil menatap lekat pada Khana. Perkataan itu terdengar ringan dan mudah bagi Derio, padahal Khana yang selama ini menyimpan perasaan pada Derio sangat mengetahui kebenaran yang selama ini Derio sembunyikan. "Dia mengatakan hal itu padahal aku tahu wanita yang ia cintai bukanlah aku," dalam hati Khana bergumam kecil. Pandangannya mengarah pada sahabat baiknya Helia. Helia yang sedari tadi masih terdiam menatap ke arah Derio dengan tatapan matanya yang tajam. Bersambung ... Judul : Deep Author : Kanaya Kumarin

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.5K
bc

My Secret Little Wife

read
115.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
203.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
107.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook