"Apa katamu?" Tim mengerjapkan mata sebanyak dua kali. Kemudian mengorek telinga kanannya menggunakan jari kelingking. Ia khawatir indra pendengarannya bermasalah. Jordan tersenyum tipis. Ia yakin, reaksi Tim akan seperti itu. Ia menganggukkan kepala, meyakinkan sahabatnya bahwa ia serius. Jika Matt benar-benar berubah menjadi lebih baik, tidak ada salahnya memaafkan. Setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua. "Astaga, kau pasti bercanda!" Tim mengusap wajah kasar. "Jangan bercanda, Jordan!" tegur Catherine dengan nada suara naik satu oktaf. "Kau sana sekali tidak lucu!" Dia memicing tajam. "Aku tidak bercanda, Cath, aku serius!" Jordan mengangguk sekali lagi. Ia sama sekali tIdak tersinggung dengan kata-kata dan sikap Catherine. Ia sudah terbiasa dengan itu semua. Itu