"Niatnya aku mau berusaha mencari kerja sendiri, Arkan. Tapi, ternyata susah, ya." Vanesa tersenyum ke arahnya. "Kamu ada-ada aja, Van. Lalu kenapa kamu nggak bawa mobil?" tanya Arkan lagi. "Hehehe, gegayaan mau jadi orang yang sok kuat dong. Eh, ternyata melelahkan," jawab Vanesa. "Hahahaha, baru kali ini orang macam-macam banget hidupnya. Ntar capek, kamu juga kan bisa telepon aku buat jemput." Arkan menatap Vanesa dengan lekat. "Dibilang aku mau sok kuat, tapi payah, kok." Vanesa menyandarkan tu uhnya ke kursi, lalu memejamkan matanya. "Sudahi sok kuatmu mari berdiam diri denganku." Vanesa menoleh ke arah Arkan. Dia tersenyum simpul saat melihat wajahnya, yang begitu mengkhawatirkannya. "Arkan, makasih, ya." Vanesa fiba-tiba mengatakan itu. "Iya, Vanesa," jawab Arkan. Arkan saat