Bab 16. Terluka

1002 Kata

"Semoga kita menua bersama, ya. Memiliki buah hati yang lucu dan imut," ujar Vanesa. "I-iya, tapi kalau dalam 2aktu dekat aku nggak bisa. Aku belum siap akan hal itu, sebab merasa belum mapan. Nanti, kalau aku udah mapan, aku bakal nikahin kamu. Kabulin semua mimpi kamu," jawab Zenio. Lagi-lagi Vanesa hanya tersenyum, dia mencoba memahami kesiapan Zenio. Dia tahu, tak akan memaksa kehendak Zenio akan kesiapannya. Dia tak ingin, pernikahannya suatu saat hancur karena semata-mata keegoisannya. "Besok liburan ke puncak, yuk. Ajak temen-temen kamu atau saudara boleh,lah. Buat ngerayain kelulusan kamu. Mau nggak?" tanya Zenio, guna mengalihkan pembicaraan dari pembahasan itu. "Oke, nanti kau coba bilang sepupu aku atau sodaraku yang lain." Vanesa mengiyakan ajakan Zenio. ☆☆☆ Keesokan hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN