Bagaimana jika kau lahir di antara keluarga yang terbilang sangat 'sempurna'?
Memiliki seorang Ibu yang berprofesi sebagai psikolog dengan kecantikan yang tidak masuk akal di usianya yang hampir setengah abad. Tidak ada kerutan bahkan terlihat sangat muda sehingga tidak jarang teman-temanmu mengira Ibumu adalah kakak sulung dari keluarga kalian. Bahkan tidak jarang diundang ke berbagai stasiun televisi sebagai bintang tamu. Jangan ditanya mengenai tawaran menjadi brand ambassador make up atau sejenisnya, hal itu bagaikan makanan sehari-hari yang selalu terhidang dan menjadi pembicaraan yang tampak sangat 'biasa'.
Tidak jauh beda dengan Ibu. Memiliki Ayah yang terlihat lebih cocok menjadi model Calvin Klein daripada menjadi seorang petinggi perusahaan. Tidak sedikit pula majalah-majalah perusahaan memintanya menjadi topik utama edisi. Well, siapa pun akan bangga dan memuja apabila memiliki ayah yang luar biasa tampan, memukau dengan tubuh atletik. Mungkin semua orang akan percaya jika sang Ayah mengaku masih seorang lajang.
Bisa dibayangkan bukan? Dengan kolaborasi Ayah dan Ibu yang super akan menghasilkan anak dengan rupa macam bagaimana?
Yup!
Itulah rupa kakak lelaki sulung dari pasangan tersebut. Tampan, wajah bak model internasional dengan berjuta pesona yang bisa membuat setiap wanita yang melihatnya bertekuk lutut. Menjadi kebanggaan orang tua karena berkat kecerdasannya ia mendapat undangan secara khusus di salah satu Universitas bergengsi di negara tempatnya tinggal. Bisa dibayangkan sesempurna apa dia?
Dan yang terakhir adalah aku.
Seperti apa bayangan kalian tentang diriku? Cantik? Tinggi? Semampai? Idaman para pria? Hahaha jika itu yang ada di pikiran kalian, bayangan kalian tentangku, maka kalian 'salah besar'.
Cantik?
Oh jangan harap, rupaku amat sangat biasa. Bahkan 'mungkin' di bawah standar. Dengan rambut ikal yang tidak pernah rapi padahal aku selalu menyisirnya setiap hari.
Tinggi?
Yeah, apa yang kalian pikirkan dengan gadis setinggi 150 lebih setengah centimeter?
Semampai?
Oh jelas, dengan bobot hampir mendekati 75 kilogram sudah pasti semampai kan?
Oke-oke, hentikan omong kosong ini.
Sekarang kalian mengerti bukan?
Lahir menjadi itik buruk rupa di antara keluarga rupawan memberikan cobaan yang bertubi-tubi dalam hidupku.
Mungkin akan sedikit berbeda jika aku dianugerahi otak cerdas. Kenyataannya?
Ayolah, kalian bisa menebaknya. Sangat rata-rata, bahkan tidak pernah masuk peringkat utama di kelas. Dan hanya sebuah sekolah swasta biasa yang menampungku saat ini. Kuulangi. Sekolah swasta 'bi-a-sa', bukan sekolah swasta elite berisi kaum borjuis yang tidak pernah lepas dari uang dan merek yang mereka pakai. Entahlah, mungkin orang tuaku 'sedikit' malu jika memasukkanku ke sekolah elite jika tampilanku masih seperti ini.
Tidak ada mata pelajaran yang menonjol dariku kecuali pelajaran seni lukis. Well, setidaknya masih ada sedikit kelebihan dariku walaupun orang tuaku menganggapnya sebagai hobi yang tidak penting karena tidak mendatangkan uang.
Dan karena kondisiku, aku percaya ucapan orang-orang yakni 'terlahir sebagai orang cantik atau tampan, maka hampir setengah permasalahan hidupmu selesai'.
Oh ya, perkenalkan namaku Azzura.
Azzura Wibisono Chandela. Putri bungsu dari pasangan Alexander Wibisono Chandela dan Anastasia Hilda Chandela. Adik dari si tampan Adera Wibisono Chandela. Umurku 16 tahun.
Dan inilah ceritaku. Kisah hidupku.
Kalau dipikir - pikir, orang tuaku tidak pernah memberiku perhatian seperti halnya perhatian yang diberikan kepada kakakku, Adera. Entahlah, sampai sekarang aku juga tidak tau apakah hal itu benar adanya atau hanya perasaanku yang mengatakannya, yang jelas, aku menyayangi keluargaku sangat!
*****