7

1550 Kata
Pagi akhirnnya tiba lagi, kini Sava sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Georgeus International Highschool, begitupun juga dengan Dhito. Mereka akan berangkat bersama nanti. Kini mereka sedang bersiap-siap untuk berangkat. Sementara itu sekarang ini di Seven Sky sudah ada Aleta dan Axel. Mereka tadi sampai ke GIH hampir bersamaan. Padahal masih ada sekitar satu jam lagi untuk pertemuan itu karena sekarang baru pukul tujuh pagi. Namun kedua orang itu sudah sampai di GIH karena mereka benar-benar sangat semangat. Mereka juga tidak mau terlambat hari ini karena ini merupakan hari pertama mereka. Mereka sekarang sedang duduk di lobby. Meskipun hari Minggu, GIH tidak tutup. Mungkin memang pembelajaran tidak ada tapi banyak yang menggunakan fasilitas di GIH ini juga maka dari itu tidak hanya mereka berdua saja yang ada di Georgeus International Highschool ini. "Lo gimana perasaannya jadi anggota Seven Sky Xel?" tanya Aleta itu. "Tentu aja gua awalnya ga percaya, bener-bener ga percaya kayak apa ya. Itu ga mungkin banget tapi ya udah itu ternyata bener. Gua seneng lah, seneng banget malah karena gua ga ada kepikiran kalo gua bakalan dipilih. Siapa sih yang kepikiran? Lo emang kepikiran?" tanya Axel kepada Aleta saat ini juga. "Ya jelas gua ga kepikiran lah, cuman gua sekarang bener-bener bersyukur banget. Masuk ke Seven Sky itu kayak cita-cita gua tau ga sih. Dan ternyata cita-cita gua terkabul dong. Astaga gua bener-bener seneng banget sih sumpah. Kayak gua ngerasa ini mimpi bukan sih." ujar Aleta tersebut. "Bener sih, gua juga setuju sama Lo." ujar Axel kepada Aleta tersebut itu. Sekarang ini mereka masih tampak duduk disana hingga akhirnya merka mendapatkan notifikasi dari w******p mereka. Ternyata itu dari grup Seven Sky. Ya memang tadi malam mereka berdua juga sudah dimasukkan ke dalam grup Seven Sky dan sekarang ini mereka sudah masuk ke dalamnya. "Ada chat ya di grup, ah mereka minta kita buat kesana dulu dan nunggu di sana. Gimana nih Xel? Gua sedikit takut sih." ujar Aleta kepada Axel itu. "Ya udah lah mau gimana lagi, ayo kita ke sana deh. Ga bakalan ada apa-apa. Lagi pula kan kita berdua. Yok lah." ujar Axel kepada Aleta dan akhirnya Aleta itu pun tampak mengangguk, mereka berdua kini masuk ke Lift juga. Kini mereka tampak sudah memastikan bahwa mereka hanya berdua di lift. Setelah itu tampak Axel sekarang ini menempelkan kartunya itu. Mereka berdua tampak menunggu hingga tiba-tiba tampak lift benar-benar seperti terkunci. Tak lama kemudian terdapat sebuah suara dalam lift tersebut yang mana membuat kedua orang yang ada di dalam lift tampak sangat terkejut. "Axel ada apa ini astaga, siapa yang ngomong." ujar Aleta tersebut itu. "Silakan tempelkan tangan Anda ke tempat yang sudah disediakan agar kami bisa memeriksa sidik jari Anda. Terimakasih." ujar suara tersebut yang mana suara itu kini sudah menghilang, Axel pun menempelkan tangannya ke tempat itu dan sekarang ini ia sudah menempelkan. Mereka sudah menerima sidik jari dari Axel tersebut. Sekarang ada suara lagi. "Sidik jari diterima." ujar suara itu yang tiba-tiba datang lagi tapi kali ini membuat Aleta dan Axel sangat senang dan juga lega. Kini mereka akan pergi ke Seven Sky yang tidak diketahui oleh banyak orang dimana tempatnya itu. Karena saat mereka pergi ke lantai 7 tidak ada apa-apa disana hanya ruangan saja. Jelas-jelas Seven Sky bukan ada disana tapi atau Seven Sky itu merupakan ruangan tersembunyi yang ada di lantai 7? Entahlah mereka tak tahu. Yang pasti kini mereka akan mengetahui dengan pasti dimana itu. Karena mereka sedang menuju kesana. Semoga mereka ini berada di jalan yang benar karena sekarang mereka sudah menggunakan lift yang ada di lobby GIH juga. Mereka yang kini tenang itu kembali berdebar jantungnya karena sekarang ini mereka tampak merasa bahwa sekarang lift ini tidak naik ke atas tapi mereka malah turun ke bawah. Aleta sudah memegang tangan Axel karena ia ketakutan. Apalah liftnya bermasalah atau rusak sekarang ini? Tapi rasanya tidak mungkin jika lift ini rusak karena masih terlihat sangat bagus. Jadi tidak mungkin jika lift yang sekarang menampung mereka berdua ini rusak. Mungkin memang ini jalan yang harus mereka tempuh untuk menuju ke Seven Sky. "Axel Lo juga ngerasa kan kalo kita itu turun ga naik?" tanya Aleta yang kini diangguki oleh Axel. Axel pun juga panik tapi ia tidak memperlihatkan rasa paniknya itu agar Aleta tidak terlalu panik. Ia pun sekarang tampak berpikir lagi. Ia memikirkan sebuah kemungkinan positif yang mana mungkin saja memang lift ini akan membawa mereka ke Seven Sky dan mungkin saja memang Seven Sky itu ada di lantai bawah. Toh mereka tidak tahu sebelum ini dimana tepatnya Seven Sky berada karena itu merupakan sebuah rahasia. Bahkan mereka berdua pun juga tidak boleh mengatakan kepada siapa pun dan tidak boleh mengajak siapa pun ke Seven Sky karena jika mereka sampai ketahuan mereka akan langsung menjadi daftar hitam dari keluarga yang ada di lingkup Seven Sky. Tentu tidak ada yang mau menjadi keluarga yang terblack list. Maka dari itu mereka benar-benar sangat berhati-hati juga. Tak lama kemudian lift tampak sudah berhenti bergerak, mereka pun kini sudah tenang. Tak lama setelah itu juga lift terbuka dan memperlihatkan sebuah lorong yang mereka yakini akan membawa mereka ke Seven Sky. Axel dan Aleta sudah berjalan menuju ke lorong tersebut. Saat mereka berjalan itu tampak mereka benar-benar sangat asing dengan tempat yang mereka kunjungi ini. Mereka bahkan tidak menyangka bahwa di Georgeus International Highschool terdapat tempat yang sangat mewah tapi berkelas. Tempat ini sebenarnya di d******i oleh warna putih. Kini mereka sudah melewati lorong dan mereka berbalik ke kanan, ada pintu kaca lagi di sana. Axel tampak menempelkan tangannya lagi kesana, kini setelah sudah pintu kaca itu tampak terbuka. Mereka sekarang sudah ada di dalam ruangan yang sangat bagus menurut mereka, tapi di dalam ruangan itu juga terdapat ruangan lagi tepat di tengah-tengah yang membuat mereka tampak bertanya-tanya sebenarnya ruangan apa itu. Ruangan itu adalah sebuah kaca dan menurut mereka kaca itu bukan sembarang kaca karena sangat tebal juga. Sepertinya itu ruangan yang sangat penting, tapi mereka belum tahu sebelum mereka masuk. Mereka tidak berani untuk masuk kesana karena takutnya itu ruangan yang terlarang untuk mereka. Akhirnya mereka hanya menunggu di sofa saja. Di depan sofa itu ada beberapa makanan dan minuman yang bisa mereka makan tapi mereka tidak menyentuh sama sekali. Mereka berdua hanya takut membuat kesalahan di hari pertama mereka ini. Kini tampak Axel dan Aleta melihat-lihat ruangan yang disebut dengan Seven Sky itu. Tampak mereka berdua saling menatap seakan-akan dari tatapan mereka itu bisa menyalurkan pembicaraan antara mereka berdua. "Sumpah ga nyangka deh. Gila ini teknologinya. Pasti buat ruangan kayak gini mahal banget kan Xel?" tanya Aleta kepada Axel tersebut saat ini. "Iya, gua rasa ini kisaran triliunan." ujar Axel kepada Aleta tersebut itu. "No, lebih dari itu. Kalo Lo masuk ke ruangan itu ga ada lagi kisaran yang bisa Lo ukur pakek duit. Karena apa yang ada di dalam sana itu tidak terhingga. Makanya kenapa gua sama yang lain nyembunyiin Seven Sky ini buat pihak luar karena banyak yang ngincar Seven Sky dan banyak yang masuk ngemilikin Seven Sky." ujar Alka yang mana membuat mereka berdua tampak terkejut karena mereka sama sekali tidak mendengar derap langkah dari Alka tapi tiba-tiba saja Alka sudah muncul disana. Alka pun tersenyum. "Gimana tadi pas menuju ke sini? Sempat shock ga?" tanya Alka dan mereka berdua tahu apa yang dimaksud oleh Alka itu. Pasti yang dimaksud adalah saat tadi mereka shock ketika tahu bahwa Seven Sky itu tidak naik tapi turun. Sekarang ini akhirnya Axel yang penasaran pun menjadi bertanya-tanya. "Gua cuman mau tanya aja sama Lo Ka. Apa boleh?" tanya Axel itulah. "Sure." jawab Alka sembari ia mengangguk dan kini ia tampak membuka salah satu pintu yang mereka kira tembok. Ternyata itu bukan tembok tapi sebuah kulkas, tapi mereka tidak melihat ada gagang pintu kulkasnya ternyata itu akan membuka sendiri ketika mereka usap, mereka pun tampak takjub. "Sebenarnya Seven Sky itu dimana? I mean sekarang kita ada dimana karena gua tadi ngerasa kalo sebenernya gua sama Aleta itu ga naik tapi turun. Dan di lantai 7 pun ga ada ruangan apa-apa juga kan." ujar Axel kepada Alka. "Gua udah kira Lo bakalan tanya tentang itu. Kita ada di lantai 7, tapi bawah tanah. Lo bener karena emang kita turun. Kenapa Seven Sky ada di bawah? Karena kita ga mau ambil resiko, disini pertahanannya bagus banget dan ga akan ada yang ngira. Lo pasti juga ga ngira kan?" tanya Alka yang mana Aleta serta Axel itu tampak mengangguk. Jadi sekarang ini mereka sedang ada di bawah parkiran mobil? Mereka di bawah basement. Ini gila. Alka tampak melihat bahwa Axel dan Aleta sekarang ini masih tampak bingung dan mereka berdua ini masih sangat terkejut, mereka belum tahu tentang White. Jika mereka tahu bisa-bisa mereka tak bisa berbicara saking kagetnya. Itu wjaar saja terjadi bagi mereka yang baru saja masuk ke Seven Sky. Dirinya juga dulu seperti mereka, tapi karena sudah terbiasa jadi ya ia sudah tidak kagok lagi. Mereka hanya butuh beberapa waktu saja untuk penyesuaian semua ini. Jika semuanya sudah bisa mereka terima mereka juga akan bersikap biasa saja. Kini mereka masih melihat-lihat ke sekitar. "Lo berdua simpen dulu aja rasa kaget atau takjubnya karena setelah ini bakalan ada hal yang lebih ga bisa di nalar lagi. Tapi di Seven Sky semuanya bisa terjadi." ujar Alka kepada mereka berdua dengan tersenyum. Mereka hanya butuh menunggu Dhito dan Sava yang kini sudah berwda di dalam perjalanan merkea menuju ke Seven Sky. Sementara itu Axel dan Aleta terus bertanya-tanya dalam diri, apa lagi hal yang tidak bisa di nalar di Seven Sky ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN