Prolog

549 Kata
Seorang gadis cantik berusia dua puluh tahun itu tersenyum senang karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan sang kekasih, laju motornya perlahan melambat ketika ia sudah tiba di sebuah taman. Ia memarkirkan motornya di dekat seorang penjual kue, gadis itu berkata pada penjual kue agar mau menjaga motornya sebentar saja. Seperti biasanya penjual kue itu akan mengangguk sambil tersenyum karena sudah terlalu biasa gadis itu menitip motor kemudian membeli beberapa kuenya. Senyumnya semakin mengembang ketika melihat punggung tegap sang kekasih, sang kekasih pasti akan menyukai kue yang ia beli ini. Kue yang biasanya sangat mereka sukai dan akan menemani obrolan bersama mereka. "Udah lama nunggunya?" tanya gadis itu membuat pria yang menjadi kekasihnya itu membalikkan tubuhnya. Ada yang berbeda dari hari-hari biasa yang mereka lalui, biasanya pria di hadapannya itu akan menyapanya dengan senyum lebarnya. Namun kali ini pria itu hanya memandangnya datar, tetapi wajah itu tersirat kesedihan yang hanya ia yang mengerti arti tatapan itu. Kening gadis itu mengernyit, ia berusaha menyentuh lengan kekasihnya. Yang ia dapat hanya tepisan halus, hatinya sedikit terperanjat merasakan penolakan halus itu. "Ada yang mau aku omongin," ucap pria itu setelah menghela napas berkali-kali. "Apa?" tanya gadis itu. "Lebih baik kita duduk dulu," ajak pria itu sambil menunjuk sebuah bangku. "Oh iya ini aku tadi beli di tempat biasa, kue yang kamu suka itu." Gadis itu menunjukkan kue pembeliannya dengan senyum cerianya. "Yang mau aku omongin ini serius," ucapnya dengan wajah datar hingga membuat gadis itu akhirnya diam. "Aku mau kita putus." Mendengar itu, gadis itu menatap pria di hadapannya dengan tatapan tidak percaya kemudian tertawa. "Hahahaha ... kamu pasti bercanda 'kan?" tanyanya sambil terus tertawa. Namun tawanya terhenti ketika menatap wajah sang kekasih masih saja datar dan serius, tiba-tiba saja hatinya merasa sangat panik dan gugup. Rasa itu, rasa yang tak pernah ia rasakan semenjak hubungannya dan kekasih kembali baik. "Aku sama sekali enggak bercanda, aku mau kita putus!" Sorotnya semakin menajam dan hal itu membuat sang gadis mengerjap beberapa kali. "K-kenapa?" tanyanya dengan bibir bergetar, dalam hati ia berharap kalau ini hanya candaan belaka. "Sebentar lagi aku akan segera menikah, aku dijodohkan dan aku sama sekali enggak bisa menolak. Apalagi ternyata keluarga aku ada balas budi sama keluarga mereka, aku minta maaf. Kita enggak bisa melanjutkan hubungan ini," ucap pria itu yang berhasil menggoreskan luka di hatinya. "K-kamu bercanda 'kan? Kamu enggak benar-benar berkata itu 'kan? Bilang sama aku kalau semua ini bercanda?" Namun, pria itu menggeleng. "Maafin aku, aku harap kamu bisa dapat pengganti yang lebih baik dari aku." Pria itu mengecup puncak kepala sang kekasih yang kini sudah menjadi mantan kekasihnya. "Selamat tinggal, Oca. Aku harap kamu bisa bahagia," ucap pria itu kemudian berbalik pergi meninggalkan gadis yang dipanggil Rossa dengan tangis yang begitu menyedihkan. "Sam! Kenapa kamu jahat sama aku!? Sam! Jangan tinggalin aku! Aku cinta sama kamu!" teriak Rossa berharap agar Samuel mau berbalik, tetapi Samuel tetap meneruskan jalannya hingga membuat hati Rossa semakin terluka. "Aku benci sama kamu Sam! Kenapa kamu tinggalin aku saat hati aku begitu cinta sama kamu! Sam!" Tangisnya begitu menyayatkan hati hingga membuat beberapa orang yang lewat pun menatap gadis yang tengah menangis itu dengan iba. *** Hallo, sebelum membaca jangan lupa follow akun author dan tap love cerita ini untuk mendukung author ya .... Salam hangat SJ
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN