“apa nenek ini terlalu kejam padamu karena membiarkan mu kelaparan?” sindir Lay yang tengah memainkan ponselnya di sofa kamar
Sarah menatapnya kesal, “berhenti mengejekku!”
Lay beranjak dari sofa dan mendekat pada Sarah di ranjang.
“maafkan nenek tua ini yang sudah membiarkan mu berangkat ke sekolah dengan perut kosong” Lay berbisik menggoda Sarah
Sarah menghela nafas lelah, ia lalu membuang wajah menghindari kontak mata dengan Lay.
“pergi saja sana kalau masih mengejekku!” ujar Sarah
Lay bukannya pergi, ia justru menarik dagu Sarah dan dengan cepat mencium bibir Sarah secara agresif membuat Sarah hanya bisa pasrah mengikuti permainan Lay.
Lay merosotkan tubuh Sarah hingga kini Sarah terbaring di bawah kungkungannya. Lay yang tak mau menunggu lama melepaskan pakaian yang dikenakan Sarah dan juga dirinya dengan cepat.
“kau mau mencoba hal baru?” tawar Lay menatap mata Sarah dengan menunjukkan ekspresi nakalnya
Sarah yang tak berkata banyak hanya mengangguk mengiyakannya. Jelas saja itu mendukung Lay untuk melanjutkan aksinya.
----
Sarah telah bersiap dengan seragam sekolah nya, ia kini tengah sibuk dengan alat dapur.
“pagi” sapa Sarah melihat Lay keluar dari kamar
“pagi” balas Lay dengan nada khas bangun tidurnya
“sudah siap saja?” tanya Lay sembari menarik kursi di meja makan
“iya, harus segera berangkat ke sekolah” jawab Sarah tanpa menolehnya
“kenapa tidak membangunkan ku lebih awal?” kata Lay
“unuk apa?” sahut Sarah
“mengantarmu ke sekolah” jawab Lay
“tidak perlu, biarkan aku pergi sendii kali ini. Jika kakak terus mengantarku akan besar kemungkinan Jane mengetahuinya” ujar Sarah
“tapi..”
“kita cuman teman sekamar okay” sahut Sarah memotong ucapan Lay
Lay pun hanya mendehum mengiyakannya.
Setelah menyelesaikan masakannya, Sarah memakan sarapannya.
“biar aku yang cuci piring” ucap Lay melihat Sarah yang terburu-buru meminum susunya
“biar..”
“sudahlah biar aku saja. Kamu bisa ketinggalan bis nanti” sergah Lay
“yaudah, terimakasih” jawab Sarah. Ia pun segera beranjak dan mengenakan sepatunya.
“ahh iya, untuk sarapan mulai sekarang biar aku yang memasak. Anggap sebagai biaya aku tinggal disini karena kakak tidak mengizinkan ku membayar uang sewa” ujar Sarah sebelum ia pergi
Sarah yang baru turun dari bis langsung disambut oleh Jane. Sebelumnya mereka memang telah berkirim pesan untuk jalan bersama dari halte ke sekolah, Jane yang telah sampai terlebih dahulu menunggunya di halte.
“apa yang mau kamu katakan padaku?” tanya Sarah yang kini tengah berjalan bersebelahan dengan Jane
“ahh iya, aku ada info lowongan kerja part time untukmu” jawab Jane
“benarkah?” Jane pun menganggukan dengan senyuman lebar
“dimana? Aku mau” sahut Sarah
“di minimarket, nanti sepulang sekolah aku antar kamu ke tempatnya” ujar Jane dianggukan Sarah
Seperti yang telah mereka bicarakan sebelumnya, sepulang sekolah Jane dan Sarah pergi ke minimarket yang dimaksudkan Jane.
"Ini tempatnya” ujar Jane sesampainya di depan minimarket
“ayo masuk, akan aku kenalkan dengan bibi pemilik toko” lanjut Jane yang kemudian mereka masuk ke dalam toko
“halo bik, ini teman yang saya bicarakan” ucap Jane di depan bibi pemilik toko
“halo bibi, saya Sarah” Sarah memberinya salam dan memperkenalkan diri
“halo Sarah, saya bibi Rani. Saya membutuhkan penjaga toko dari jam 5 sampai 9. Aku dengar kamu pulang sekolah jam 3. Kamu bisa melakukan pekerjaan ini sepulang sekolah, dan kalau kamu mau bisa memulainya hari ini” ucap Rani
“tentu, saya mau” jawab Sarah penuh antusias
“baiklah, saya ambilkan seragam untukmu”
Tak lama Rani kembali dengan seragam di tangannya dan iya berikan pada Sarah.
“terimakasih Jane sudah membantuku. Kamu bisa meninggalkanku sekarang” ucap Sarah
“sama-sama, kamu hati-hati lah saat nanti pulang” balas Jane
“kalau begitu saya pamit dulu bik” ucap Jane
“ahh iya Jane, terimakasih ya” jawab Rani
“hati-hati di jalan Jane” sahut Sarah
Setelah Jane meninggalkannya, Sarah pun pergi untuk berganti pakaian. Sarah diajarkan oleh pemilik toko tugas yang harus ia kerjakan. Tidak hanya sebagai kasir, ia juga harus menata barang di rak toko.
Sarah memulai pekerjaannya penuh dengan semangat dan menyapa setiap pelanggan yang memasuki toko.
Disisi lain, Lay tengah kebingungan mencari keberadaan Sarah yang tak kunjung pulang dari sekolah. Lay mengirimkan cukup banyak pesan pada Sarah bahkan ia menelepon Sarah hingga puluhan kali namun tidak ada balasan dari Sarah.
Lay yang mulai frustasi menghubungi Jane, “Jane kamu dimana?” tanya Lay saa panggilannya telah diangkat oleh adiknya itu
“di rumah, kenapa?” Jane bertanya balik
“sama siapa?” Lay kembali bertanya
“sendiri jawab Jane dengan singkat
Lay tak kembali berbicara, ia justru menutup telepon nya.
“Sarah tidak bersama Jane, lalu kemana dia?” gumam Lay
Jam menunjukkan pukul 9 lebih, Sarah baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia memeriksa ponselnya dan menerima begitu banyak pesan dan panggilan dari Lay.
Sarah memilih tidak membalas pesannya karena ia berfikir bahwa Lay telah tertidur pulas saat ini.
“saya pergi dulu kak” pamit Sarah pada karyawan shift malam yang menggantikannya
Sarah berjalan menuju halte terdekat, keadaan sekitarnya cukup sepi dan hanya satu dua kendaraan yang melintas.
Sarah duduk di bangku halte sembari menatap langit yang gelap, “aku rindu duniaku” gumamnya
Bis yang akan ia naiki berhenti tepat di depannya. Ia pun beranjak naik dan duduk di kursi paling belakang. Sarah menatap keluar jendela melihat pemandangan malam di kota, dan tiba-tiba saja air matanya menetes.
“ada apa denganku?” batin Sarah sembari mengusap air mata di pipinya
Sarah perlahan membuka pintu apartemen, ia berjalan dengan menjijit agar tak mengeluarkan suara. Namun tiba-tiba saja lampu ruang tengah menyala dan ia sangat terkejut melihat Lay telah berdiri di belakangnya.
“kakak belum tidur?” tanya Sarah terseringai
“kamu darimana?” tanya Lay dengan tatapan dinginnya
“A-aku.. aku baru saja pulang kerja” jawabnya terbata
“kerja? Sejak kapan kamu bekerja? Bekerja dimana? Kenapa bekerja? Jika membutuhkan sesuatu katakan saja padaku” sahut Lay
Sarah menghela nafas dan menarik pundaknya, “aku mulai bekerja hari ini. Aku tidak ingin menyusahkan kak Lay terus-menerus, jadi aku harus mengumpulkan uang untuk biaya sewa rumah sendir, juga biaya sekolah ku hingga lulus” jelasnya
“tapi..”
“sudahlah tidak ada tapi, aku lelah mau mandi terus tidur karena besok harus sekolah pagi dan bekerja lagi di sore harinya” sergah Sarah memotong ucapan Lay
Sarah keluar kamar mandi dengan kepalanya yang berbalut handuk. Ia lalu duduk di depan meja rias, “kenapa belum tidur?” tanya Sarah melirik Lay yang duduk di ranjang
Lay tak menjawabnya, ia turun dari ranjang dan menghampiri Sarah. Ia juga mengambil pengering rambut dari tangan Sarah.
“aku bisa sendiri kok” ucap Sarah
“sudah diam saja” jawab Lay yang tak membiarkan Sarah mengambil pengering rambut dari tangannya
Sarah pun hanya bisa diam pasrah. Ia menatap wajah Lay dari pantulan cermin di depannya. Sarah menahan senyumnya yang melihat wajah dingin Lay namun sikapnya yang menunjukkan perhatian.
“mau sampai kapan diam?” tanya Sarah menggoda Lay
“yasudah kalau tidak mu jawab juga tidak apa, tapi aku akan mengajak kakak berbicara sampai kakak mau menjawabnya” lanjut Sarah tersenyum lebar
“bicara saja, aku akan mendengarkan. Kamu tidak membutuhkan pendapatku kan” sahut Lay tanpa menatapnya dan masih sibuk mengeringkan rambut Sarah
“ouh jadi kakak kesal karena aku tidak memberitahu kakak soal kerja” sahut Sarah
“bukan” bantah Lay
“lalu?”
“aku kesal karena kamu tidak mengangkat panggilanku dan tidak membalas pesanku” jelasnya
“hem.. ya maaf. Tapi ini hari pertamaku bekerja jadi aku harus banyak belajar dan juga mana boleh pekerja part time sepertiku bermain ponsel saat bekerja” jawab Sarah
“memangnya membalas satu pesan saja tidak bisa?”
“tidak bisa, soalnya ponselku di tas dan tas ku di laci” jawab Sarah dengan mengeluarkan raut wajah sedihnya
Lay pun menghela nafas, “yasudah aku akan memakluminya kalau kamu sedang bekerja. Tapi ingat untuk membalas pesanku dengan cepat disaat seperti apapun selain bekerja” ucap Lay dianggukan Sarah yang tersenyum lepas