Bunyi suara keyboard memenuhi pendengaran Olin siang itu. Meski tengah sibuk dengan pekerjaannya, senyum Olin tak pernah luntur dari bibirnya. Selama hampir dua minggu belakangan, Olin terus saja tersenyum. Ia bahkan sampai harus mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak banyak tersenyum, tapi itu cukup susah. Ini semua pasti karena hubungannya dan Dimitri sudah semakin dekat. Tidak bisa dipungkiri, kadang Olin akan merindukan Dimitri saat tidak bertemu dengan pria itu sehari saja. Olin lantas menggelengkan kepalanya saat sadar ia kembali memikirkan Dimitri. Aish! Ia sudah seperti remaja yang sedang jatuh cinta saja. "Kau terlalu banyak tersenyum akhir-akhir ini." Suara itu membuyarkan lamunan Olin. Ia menoleh dan menemukan Andrea yang suda duduk di depan meja kerjanya. Tunggu! Sejak kap
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari