Rasa dingin tak bisa lagi Qiandra katakan dingin, nadinya bahkan terasa membeku. Bibirnya membiru, kulitnya menjadi pucat pasi. Bahkan rasanya jantungnya sudah tak bisa berdetak lagi. Otaknya bahkan tak bisa berpikir lagi, entah sudah berapa lama ia berada di ruangan itu. Kedua tangannya terus memeluk tubuhnya dengan erat, kapan kiranya ia akan mati? Perlahan mata Qiandra mulai tertutup, tubuhnya sudah tak kuat lagi untuk duduk hingga akhirnya ia tergeletak di lantai yang dinginnya tak bisa ia rasakan lagi. Ezell berdiri dari tempat duduknya, ia melangkah menuju ke pintu ruangannya. Sejak beberapa saat lalu ia memperhatikan Qiandra dari layar laptopnya. Cukup mengejutkan bagi Ezell karena Qiandra mampu bertahan lebih lama dari yang ia bayangkan. Setelah menyiksa Qiandra di d
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari