"Minum obatnya aja kali ya?" Tentu tak ada jawaban. Runa sudah meringkuk. Ia tak kuasa menahan diri. Sementara Juna jelas takut jadi ia perlu menelepon dokter dulu. "Jangan....jangan diberikan, pak Juna. Saya juga baru dapat hasil laboratoriumnya. Ini tak semudah yang kami pikirkan. Segera bawa ke rumah sakit. Bukan kah di sana juga ada cabangnya?" Ia mengiyakan. Yang dimaksud tentu saja rumah sakit milik papanya Farrel. Memang ada cabangnya di sini, tapi memakan waktu. Walau mereka akan naik helikopter untuk sampai lebih cepat. Aruna tak bisa menahannya. Alhasil ya Juna memangkunya dan memeluknya erat-erat. Ya mungkin agak membekap juga biar desahannya tak begitu terdengar. Bahaya ini kan? Pelukan yang sekarang memang jauh terasa berbeda dari pelukan yang sebelumnya. Kalau sebeluknya