"Runaaaaa!" Ia melambaikan tangan. Seperti janjinya, ia memang datang untuk melihatnya latihan. Ia tersenyum kecil. Ya sahabatnya melanjutkan latihan bola. Sementara ia duduk di tribun. Ketika baru saja duduk, ada pesan dari Juna. Entah bagaimana cowok itu bisa mendapatkan nomornya. Juna mengirimkan CV taarufnya. Memang ada jeda dua hari setelah mereka makan bersama tanpa diduga itu. Aruna menghela nafas. Ia bahkan belum bilang iya loh. Tapi cowok tampaknya mengira kalau ia sudah mau ya? Atau bagaimana sih? Lebih tepatnya sih tak perduli ia mau atau tidak. Hahaaha. Ferril yang meracuni isi otaknya Juna. Ya melihat keberhasilan Arya yang juga karena Ferril, kenapa ia tak mencoba? Aruna malah menghela nafas. Gak begitu yakin sih. Ia tahu meski masih muda, Juna itu dewasa dan bertanggg