Revan tiba di PT Royal Construction seperti biasa namun kali ini lebih pagi. Ia datang bersama Astrid yang sudah berani mendeklarasikan hubungan mereka terang-terangan di depan semua pegawai di perusahaan itu. Dari lobi sampai ke lift, Astrid berani menggandeng lengan Revan. Sesampainya di dalam lift, Astrid dan Revan yang masih menikmati masa-masa pengantin baru mereka, makin bersikap mesra tanpa malu-malu. Bisik-bisik pegawai di perusahaan sudah tidak lagi menjadi pertimbangan keduanya. Asalkan bisa bersama, semua itu dianggap angin lalu. “Oh iya, Mas. Gimana hasil pertemuan sama para pemegang saham kemarin? Mereka percaya kan kalo Sofie akan menjual bagiannya?” tanya Astrid sebelum mereka masuk ke dalam ruang kerja Revan. “Seharusnya sih gak ada masalah ya. Tapi semalam aku dihubung