Bab 38

2095 Kata
“Katakan sama aku, Mbak Dira. Apa yang sebenarnya terjadi?” Mesya bertanya sambil menatap Dira yang sekarang tampak sedang duduk di depannya. Rumah ini sudah kembali sepi. Entahlah, mungkin semua orang sudah pulang sejak tadi. Mesya juga sama sekali tidak tahu apa yang terjadi karena sejak tadi dia pingsan. Ada hal mengerikan yang terpaksa harus dia terima. “Aku baru aja mengalami hal yang nggak masuk akal. Aku nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tolong, jangan buat ini semua jadi semakin sulit” Mesya kembali menatap Dira yang tampak kebingungan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh, sekarang Mesya memang kembali melihat Dira yang dulu. Wanita ini tampak sangat  baik-baik saja sekalipun sekarang dia sedang terlihat gugup. Tidak masalah, yang penting Dira bisa menatap dengan fokus karena beberapa saat belakangan ini, Dira tampak tidak bisa fokus dengan orang yang ada di depannya. Awalnya Mesya mengira kalau apa yang terjadi pada Dira adalah salah satu dampak dari masalah yang sedang dihadapi oleh wanita itu. Dira pasti sangat tertekan sehingga Mesya berpikir kalau sangat wajar jika Dira melakukan sesuatu yang sedikit aneh. Tapi, sepertinya Mesya telah salah mengira. Ada sesuatu menakutkan yang disembunyikan oleh Dira. Semakin hari, Mesya memang akan semakin mengerti dengan apa yang sedang terjadi. Tapi, saat ini Mesya sangat ingin mengetahui satu rahasia yang tampaknya disimpan oleh Dira. Memangnya apa susahnya mengatakan semua itu? Mesya juga memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi karena saat ini, bukan hanya Dira saja yang terseret, Mesya yang tidak mengetahui apapun.. dia juga harus ikut masuk ke dalamnya. Sungguh, Mesya sangat tidak suka pada sesuatu yang mengerikan seperti ini. Dulu, saat masih remaja, Mesya harus menghabiskan harinya untuk terus terbelenggu dalam rasa takut setiap kali melihat Dira. Kakaknya itu sering kali melakukan sesuatu yang mengerikan sehingga membuat Mesya merasa ketakutan. Sekarang, dia memang sudah dewasa. Tapi rasa takut itu belum juga hilang. Mesya sangat tidak suka kalau dirinya harus terseret dalam masalah seperti ini. Mesya memiliki kehidupan yang aman dan damai bersama dengan Adrel. Kenapa Dira harus membawa masalahnya dan membuat kekacauan seperti ini? Tidak, Mesya memang tidak merasa kesal karena sesungguhnya, Dira memang tidak memiliki orang lain yang bisa dia mintai bantuan. Mesya tahu kalau Kakaknya itu memang hanya memiliki dirinya saja. Tapi bukan seperti ini caranya. Mesya tidak suka cara Dira menyembunyikan masalah yang dia miliki. Benar, setiap orang memang boleh menyimpan rahasia untuk dirinya sendiri. Benar, Dia memang memiliki hak untuk memilih tidak memberi tahu apa yang menjadi masalahnya pada Dira. Tapi sekarang, keadaannya sangat berbeda. Mesya sudah mengetahui sebagian rahasia kelam yang mungkin memang masih berhubungan dengan Dira. Lagi pula, bukankah sangat tidak mungkin kalau semua ini terjadi tanpa sebab? Pasti ada hal yang tidak Mesya ketahui, sesuatu yang menjadi awal dari semua ini. Kerasukan bukan hal yang wajar. Apalagi selama ini Mesya memang sering kali melihat kalau Kakaknya bersikap sangat aneh. Bahkan, jika melihat dari apa yang pernah Dira coba jelaskan pada Mesya, sepertinya wanita itu memang tahu kalau ada yang salah dengan dirinya sendiri. Lalu, kenapa Dira tidak mengatakannya pada Mesya saja? Ada banyak hal yang semakin membuat Mesya ingin tahu. Termasuk sikap Dira yang sepertinya memang tahu mengenai apa yang terjadi pada Mesya juga. Wanita itu, Mesya jelas melihat Dira tadi. Lalu, ketika Mesya mulai sadar, Dira juga mengatakan satu kalimat yang membuat Mesya semakin kebingungan. Benar, Kakaknya sepertinya memang mengetahui sesuatu. “Sya, aku nggak bermaksud seperti itu. Aku cuma—” “Tolong, Mbak Dira. Aku kalau Mbak Dira menyembunyikan sesuatu. Sekarang, sekarang Mbak Dira tambak baik-baik aja.. Nggak seperti biasanya yang selalu terlihat kaya orang ketakutan. Aku yakin ada sesuatu yang salah.. Aku Cuma nggak tahu apa yang sebenernya terjadi. Masalah ini sekarang bukan hanya milik Mbak Dira, aku juga harus tahu.. karena secara nggak langsung, aku juga terseret ke dalam masalah ini..” Mesya memang sudah tiba lagi menahan dirinya. Ada sesuatu yang menuntut untuk dijelaskan. Jujur saja, Dira memang tampak kembali ketakutan sekarang. tapi, bukan seperti biasanya dimana wanita itu akan menatap sekitar dengan pandangan kosong. Kali ini, Dira memang tampak sangat baik-baik saja meskipun dari tatapannya, terlihat sangat jelas jika wanita itu sedang merasa gugup. Apa yang sebenarnya terjadi? Mesya hanya ingin tahu agar, kalau memang ada masalah, Mesya bisa membantu Dira. Ini bukan hal yang remeh untuk disembunyikan. Mesya tahu apa akibat yang bisa saja diterima jika Dira tidak segera menyelesaikan masalanya. Sekarang, ini bukan hanya perkara dunia saja. Ada sesuatu mengerikan yang mungkin akan selalu mengikuti langkah Dira. Wanita itu tidak akan pernah bisa hidup tenang. Mesya hanya ingin membantu saja.. Masalah ini akan semakin besar kalau tidak segera dibereskan. Ini bukan masalah kecil yang bisa segera diselesaikan dengan mudah. Mesya tahu jika mereka tidak berhadapan dengan manusia yang bisa diajak bicara, ini bukan masalah yang bisa mereka urus sendiri. Mesya sangat tahu kalau mereka akan berurusan dengan dunia yang tidak pernah mereka mengerti sebelumnya. “Mesya, kamu bicara apa? Mbak Dira jelas nggak tahu apa yang terjadi sama dirinya..” Adrel menarik Mesya untuk mendekati dirinya. Mesya menolak. Ada sesuatu yang terus mengganggu hatinya. Tidak, dia tahu ada sesuatu yang sedang disembunyikan sekarang. Mesya tidak mungkin membiarkan semua itu terus bergulir di belakangnya. “Aku emang nggak tahu sama apa yang terjadi. Tolong, jangan sembunyiin apapun..” Mesya bangkit berdiri. Semua yang terjadi membuat dirinya tidak mengerti harus melakukan apa. Sungguh, kalau memang masih ingin menyembunyikan masalah dari Mesya, sepertinya Mesya juga bisa melakukan hal yang sama. Dia tidak akan peduli lagi dengan apapun yang terjadi. Adrel tampaknya juga menyembunyikan sesuatu. Tuhan, tolong.. Mesya sangat tidak ingin berburuk sangka pada siapapun. Apalagi dua orang yang sekarang sedang duduk dengannya, mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Mesya. Mesya tidak ingin merusak apapun hanya karena masalah ini. “Sya..” “Aku nggak peduli. Yang pasti, jangan pernah bawa aku ke masalah ini lagi. Aku emang peduli sama Mbak Dira, tapi kalau caranya seperti ini.. sungguh, aku nggak mau kembali ke masa lalu..” Setelah itu Mesya melangkahkan kakinya untuk menjauh dari ruang tamu. Sepertinya Mesya memang membutuhkan waktu untuk sendirian. Tidak, semua yang terjadi di hari ini membuat Mesya merasa tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Ada banyak rasa takut yang sekarang menyelimuti dirinya. Apalagi ketika dia mengingat apa saja yang telah dia alami. Sungguh, Mesya sangat tidak menyukai hari ini. Semuanya membuat dia ketakutan. Lalu, dua orang yang sedang duduk di sofa ruang tamu, mereka tampaknya sedang menyembunyikan sesuatu. Jika memang ada sesuatu yang disembunyikan, apakah itu adalah hal yang masih berhubungan dengan masa lalu? Dulu, dibanding dengan Mesya, Adrel jelas lebih dulu dekat dengan Dira sehingga mereka mengerti satu sama lain. Apa masalah ini memang masih berhubungan dengan masa lalu? *** “Sya? Kamu kenapa, sih? Kita semua udah baik-baik.. kenapa tanya kaya gitu?” Mesya sudah mengira kalau Adrel akan menyusulnya ke kamar. Pria itu juga menanyakan satu pertanyaan yang sudah Mesya duga sebelumnya. Kenapa? Kenapa Mesya menanyakan itu semua? Astaga, Adrel tidak mengerti hal mengerikan apa yang sedang Mesya alami. Pria itu sama sekali tidak mengerti. Kenapa sekarang rasanya sangat sulit untuk berbicara dengan Adrel? Pria itu tidak pernah mau mendengarkan apa yang Mesya katakan. Kalaupun dia mau mendengarkan, pria itu tidak akan mempercayai apa yang Mesya katakan. Kenapa? Kenapa satu masalah ini terasa sangat sulit untuk dilalui? Iya, jawabannya memang sudah ditemukan sendiri oleh Mesya. Satu masalah hanya akan selesai kalau dua belah pihak mau berbicara dengan tenang. Saling mendengarkan dan juga saling mengerti. Tidak seperti sekarang, Memangnya apa sulitnya mengatakan apa yang terjadi pada Mesya? Selain Dira, Mesya juga mengalami hal yang cukup mengerikan. Mesya juga tidak tahu apa yang menyebabkan ini semua terjadi. Harusnya mereka memang tidak perlu datang ke desa.. Mesya menghela napas kembali. Dari pada terus bertengkar, bukankah akan lebih mudah kalau mereka bisa berbicara dengan saling terbuka? Mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dan segera mencari penyelesaian masalah. “Kamu tahu? Aku ketemu Mbak Dira ketika aku nggak sadarkan diri. Dia kelihatan sudah sangat mengenal tempat asing itu. Aku nggak tahu gimana, tapi beberapa saat kemudian dia pergi. Dia balik ke tubuhnya sendiri, setelah itu aku juga balik ke tubuhku. Bayangin, Adrel.. Aku berdiri dan lihat tubuhku lagi terbaring ke ranjang.. itu nggak menyenangkan sama sekali.” Mesya kembali mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya saat ini. Mesya sangat yakin kalau Dira mengetahui sesuatu. Wanita itu pasti tahu ada hal yang sedang terjadi. Iya, Dira pasti tahu. Sekarang, apa yang harus dilakukan oleh Mesya? Dia sungguh tidak mengerti dengan ini semua. Dira tidak mau memberi tahu apa yang terjadi dan Adrel yang tampak selalu menyudutkan Mesya. Apa ini? Memangnya semua ini salah Mesya, begitu?. Mesya terus menatap Adrel. Suaminya itu tampak kebingungan. Sudahlah, rasanya sangat tidak menyenangkan jika mereka terus memaksa tinggal di sini. Memangnya apa yang akan mereka dapatkan? Jujur saja Mesya merasa takut kalau ini semua berhubungan dengan keadaan rumah ini yang dibiarkan kosong selama bertahun-tahun. Ah, tidak.. Dira sudah bersikap aneh sejak wanita itu tinggal di kota. Kemungkinan, bukan rumah ini yang salah. Mesya harus mencari tahu apa yang sedang terjadi. Iya, Mesya memang sangat ingin membantu Dira untuk melewati ini semua. Tapi, kalau Dira saja terlihat seperti ingin menutupi apa yang terjadi, Mesya harus melakukan apa lagi? Apa wanita itu sungguh tidak tahu kalau Mesya hanya ingin mereka hidup tenang tanpa diganggu masalah yang.. yang sedikit tidak wajar ini. Mesya pernah menjalani hari-hari menakutkan karena saat itu Dira sering bertingkah mengerikan. Mesya tidak mau mengulangi itu semua. Dia ingin Dira bisa kembali lagi dan berbicara seperti orang normal pada umunya. Sama seperti saat ini. Beberapa saat belakangan, Dira terlihat seperti orang ketakutan. Wanita itu juga jadi pendiam. Mesya sangat tidak ingin Kakaknya kembali seperti itu. Kalau bisa, Mesya ingin membuat semuanya jadi selesai. Tidak boleh ada yang mengganggu keluarganya. Tidak, Mesya tidak ingin ada masalah yang mendatangi mereka. Sekalipun ada masalah, mereka harus bisa menyelesaikan semuanya dengan tenang. Tidak akan ada sesuatu yang berakhir baik kalau sejak awal saja penanganannya sudah buruk. “Sya, aku nggak tahu apa yang terjadi sama kamu. Tapi sekarang, kamu lihat, semuanya sudah baik-baik aja” Mesya mengusap wajahnya dengan frustasi ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Adrel. Tidak, pria itu sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tidak, Adrel.. entahlah.. Mesya merasa tidak mengerti dengan jalan pikir suaminya itu. Biasanya Adrel selalu memahami perasaan Mesya. Tapi sekarang, pria itu tampaknya sama sekali tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Mesya. Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi? Mesya sangat mengenal suaminya. Adrel bukan pria yang seperti ini. sebesar apapun masalah yang mendatangi mereka, Adrel akan selalu diam dan mendengarkan apa yang Mesya katakan kalau memang Mesya sedang ingin memberikan penjelasan. Mereka terbiasa untuk saling mendengar satu sama lain. Setelah mendengar apa yang dirasakan, semuanya akan menjadi lebih baik. Mereka akan tetap bersama untuk mencari solusi yang tepat. Tidak seperti sekarang dimana mereka hanya akan saling bertengkar satu sama lain. Tunggu dulu, kenapa suaminya bisa berubah dalam waktu yang sangat cepat? “Kamu nggak tahu apa yang terjadi tapi kamu bisa membuat kesimpulan gila mengenai hal itu? Demi Tuhan, Adrel.. aku kecewa sama kamu. Aku nggak kenal Adrel yang sekarang” Tepat ketika Mesya mengatakan kalimat itu, Adrel menatap Mesya dengan pandangan tidak percaya. Pria itu mengusap wajahnya dengan pelan. Adrel terdiam untuk waktu yang lama. Benar, mungkin kalimat yang Mesya katakan memang bisa mengubah apa yang sedang dipikirkan oleh suaminya. Mesya tidak mengerti lagi. Adrel memang sangat keterlaluan beberapa hari ini. Pria itu ingin pulang ke desa tanpa alasan yang jelas. Setelah itu, ketika terjadi sesuatu seperti ini, Adrel tampak kembali menutupi sesuatu. Mesya sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran suaminya itu. Yang pasti, Mesya tidak akan lagi menyembunyikan apa yang dia rasa. Mesya tahu jika ini semua berawal dari dirinya. Mesya yang ingin menyembunyikan kecurigaanya pada Dira, saat itu.. sama seperti Mesya, Adrel juga jadi menyembunyikan sesuatu. Adrel memang tidak tahu apa yang sedang Mesya sembunyikan, tapi tanpa sadar pria itu melakukan hal yang sama dengan yang Mesya lakukan. Benar, apapun yang kita lakukan akan kembali ke diri kita lagi. Mesya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Sekarang, apapun yang terjadi, Mesya harus mengatakan itu semua kepada suaminya. “Sya, aku.. aku minta maaf kalau aku bikin kamu merasa kesel..” Adrel berjalan mendekati Mesya. Mesya memundurkan langkahnya. Tidak, untuk sekarang, sekalipun dia juga sangat membutuhkan pelukan Adrel, Mesya rasa dia tidak akan memeluk suaminya dulu. Ada banyak masalah yang belum selesai di antara mereka berdua. Mesya tidak ingin kalau Adrel memeluknya dan membuat pertahanan dirinya kembali runtuh. Tidak, Adrel memang segalanya untuk Mesya. Tapi, ketika pria itu melakukan kesalahan, Mesya juga memiliki hak untuk menegurnya. Adrel tidak mengerti betapa Mesya sangat ketakutan dengan keadaan yang ada. Dira kembali kerasukan. Kejadian ini sama persis dengan yang terjadi bertahun-tahun yang lalu. Hujan yang deras dengan petir yang saling menyambar. Suasana yang kacau dan tampak mengerikan. Iya, semuanya sama.. Sekarang, bukan hanya melihat saja, Mesya juga merasakan kengerian itu. entah kemana roh Mesya sempat berjalan pergi, yang pasti.. dia sangat beruntung karena sekarang dia sudah mendapatkan kesempatan untuk kembali. “Mesya..” Adrel mengulurkan tangannya dengan pandangan pasrah. Tidak, sama seperti Mesya, pria itu juga pasti sangat tersiksa dengan keadaan yang ada. Mesya tidak akan memeluk Adrel sebelum masalah hari ini selesai. Pria itu membuat Mesya merasa sangat kecewa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN