Bab 59

1920 Kata
Mesya menatap Adrel sambil terus menunggu kalimat selanjutnya yang akan dikatakan oleh suaminya itu. Sungguh, Mesya memang sangat ingin tahu apa saja yang sebenarnya terjadi di antara Adrel dan juga Delila. Delila seperti seorang wanita yang sangat ramah ketika awal mereka bertemu. Delila juga wanita yang murah senyum. Tapi, di keadaan tertentu, Delila juga bisa menjadi wanita serius yang akan melayangkan tatapan tajam setiap saat. Wanita itu benar-benar misterius. Kali ini, untuk yang pertama kalinya Mesya ingin mengenal seseorang yang sangat menarik perhatiannya. Mesya ingin tahu apa saja yang bisa dilakukan oleh Delila. Mesya juga sangat ingin tahu bagaimana awal mula Delila mendapatkan kemampuan seperti itu. Benar, ada banyak hal mengejutkan yang Mesya lihat sejak dia mengenal Delila. Yang paling mengejutkan adalah lukisan Dira yang ada di rumah wanita itu padahal baik Delila maupun Kakaknya, mereka pasti belum pernah melihat Dira sebelumnya. “Keadaan kampus semakin kacau saat itu. Setiap kali Delila lewat, akan ada banyak orang yang langsung ngomongin dia. Aku juga nggak tahu bagaimana pola pikir seorang mahasiswa bisa benar-benar dangkal seperti saat itu. Tapi akhirnya, Delila memutuskan untuk keluar dari kampus tanpa menyelesaikan skripsinya..” Mesya tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Mesya tahu jika kuliah di jurusan kedokteran adalah hal yang cukup sulit. Dan Delila kehilangan kesempatan untuk lulus.. “Kamu tahu apa yang dia lakukan setelah keluar dari kampus?” Adrel bertanya sambil kembali mengambil piring Mesya. Pria itu juga kembali menyuapi Mesya untuk makan. Mesya menggelengkan kepalanya. Dia sungguh tidak mengerti apa yang dilakukan oleh Delila setelah wanita itu keluar dari kampus. Menurut yang Mesya lihat, Delila masih sangat lihai dalam hal mengurus luka. Wanita itu sepertinya masih ingat apa saja yang dia pelajari selama dia kuliah dulu. Jika orang biasa, tidak akan mungkin bisa melakukan semua itu dengan baik. “Orang tua Delila dulunya adalah seorang paranormal yang cukup terkenal. Sayangnya nggak ada yang tahu kalau mereka punya seorang anak yang memilih untuk kuliah di jurusan kedokteran. Saat itu identitas Delila memang disembunyikan. Tapi, setelah kejadian di kantin, semua orang jadi tahu siapa Delila. Ada satu kasus yang membuat orang tua Delila meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil. Iya, karena hal itu juga Delila lebih memilih untuk keluar dari kampus. Dia punya Kakak, Sya. Tapi aku juga nggak pernah boleh ketemu sama Kakaknya..” Mesya kembali mengernyitkan dahinya. Sedekat apa hubungan Adrel dan Delila sehingga suaminya itu bisa mengetahui beberapa hal yang menyangkut dengan orang tua Delila? Apakah dulu Adrel memang bersahabat dekat dengan Delila? Kalau mereka adalah sahabat, kenapa Adrel tidak pernah menceritakan apapun pada Mesya? Salah satu teman pria itu cukup menakjubkan, bukankah akan menjadi hal yang cukup menarik untuk diceritakan pada Mesya? “Kata beberapa pekerja yang dulu kerja di rumah Delila, mereka sendiri juga nggak pernah bisa ketemu dengan Kakaknya Delila. Salah satu hal yang langsung membuat Delila keluar dari kampus ketika orang tuanya meninggal adalah.. dia harus merawat Kakaknya. Nggak ada orang yang boleh ketemu dengan Kakaknya, hanya keluarga aja yang bisa ketemu sama dia. Tadi, pas tahu kalau Kakaknya meninggal setelah melukis Mbak Dira, aku bener-bener kaget, Sya..” Untuk sesaat Mesya juga merasa jika jantungnya berdetak dengan cepat. Delila pasti sangat terpukul dengan kepergian Kakaknya. Sayangnya, Mesya juga sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Menurut keterangan Delila yang tidak terlalu spesifik, Kakaknya meninggal setelah membuat lukisan Dira. Tunggu dulu, jadi Delila berpikir kalau yang membuat Kakaknya meninggal adalah Dira? Astaga, kalau seperti ini Mesya jadi merasa semakin kebingungan. Dia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh, masalah dengan Dira saja belum selesai, Mesya tidak sanggup kalau harus mengetahui satu masalah yang lain. “Delila sangat sayang sama Kakaknya. Dia rela nggak terusin kuliahnya, dia kubur mimpinya sendiri untuk keluar dari dunia.. ya, dunia supranatural. Semua itu Delila lakuin supaya dia sendiri yang bisa rawat Kakaknya” Mesya kembali menatap Adrel. Ada satu pertanyaan yang sejak tadi muncul di kepala Mesya. Mungkin, dari pada terus merasa penasaran, Mesya harus bertanya pada Adrel. “Kenapa Delila harus merawat Kakaknya? Apa Kakaknya mengalami satu masalah?” Mesya bertanya pelan. Adrel tampaknya juga terkejut dengan apa yang Mesya tanyakan. Oh ayolah, itu bukan pertanyaan yang mengejutkan. Secara logika saja, Adrel mengatakan kalau Delila harus merawat Kakaknya. Memangnya kenapa? Apa yang terjadi dengan Kakaknya Delila sehingga dia harus dirawat? Adrel menghela napas sejenak. Mesya masih menunggu jawaban yang akan diberikan oleh Adrel. Ya, suaminya itu tahu beberapa masalah yang sebenarnya bersifat pribadi. Seharusnya Adrel juga tahu alasan di balik ini semua. Untuk sekarang, masalah keluarga Delila memang cukup menarik untuk diketahui. Mesya hanya ingin tahu saja apa yang menyebabkan wanita itu sempat menolak untuk membantu Dira. Tadi wanita itu mengatakan kalau dia tidak akan membantu karena dilarang oleh Kakaknya yang baru saja meninggal. Kenapa? Kenapa seorang paranormal harus dilarang membantu orang lain? “Aku nggak begitu tahu keadaan Kakaknya. Delila selalu berusaha menyembunyikan fakta tentang Kakaknya itu. aku juga nggak mau mengganggu privasi dia” Mesya menganggukkan kepalanya. Sekalipun jawaban yang diberikan oleh Adrel sama sekali tidak membantunya. Setidaknya sekarang Mesya sudah tidak perlu terlalu penasaran lagi. Adrel menjelaskan hampir semua hal yang Mesya ingin tanyakan mengenai Delila. Wanita itu cukup misterius. Hubungan Delila dan Adrel juga cukup menarik untuk didengarkan. Mereka hanya teman saat kuliah. Ya, hanya itu saja. “Selama ini kamu masih berhubungan dekat dengan Delila?” Mesya bertanya pelan. Mesya ingin tahu saja bagaimana kelanjutan hubungan mereka setelah Delila keluar dari tempat mereka kuliah. Saat Delila tidak lagi datang ke kampus, bukankah sudah tidak ada alasan bagi Adrel untuk berteman dengan wanita itu? Maksud Mesya, jika memang mereka berteman dekat, mungkin Adrel masih akan berhubungan dengan Delila meskipun wanita itu sudah keluar dari kampus. Tapi, siapa yang tahu kalau setelah Delila keluar, hubungan pertemanannya dengan Adrel juga berakhir. Adrel sendiri yang mengatakan kalau Delila melanjutkan pekerjaan orang tuanya sebagai seorang paranormal di kota ini. Di samping itu, karena mengurus Kakaknya, Delila mungkin juga sudah tidak banyak memiliki waktu untuk bertemu dengan teman-temannya. “Maksudmu ketika kita sudah menikah?” Adrel malah balik bertanya. Mesya tahu kalau sekarang Adrel sedang merasa kalau dirinya sedang cemburu. Ah, tidak.. ini bukan rasa cemburu seperti itu. Mesya hanya penasaran saja dengan apa yang terjadi di antara Adrel dan Delila ketika mereka sudah tidak berada di kampus yang sama. Adrel sudah sangat lama lulus kuliah. Tapi melihat jika Adrel masih sangat hapal dengan jalan menuju ke rumah Delila, itu membuat Mesya merasa sedikit bingung. Kalau memang selama ini mereka masih berhubungan dekat, kenapa juga Adrel tidak pernah bercerita apapun pada Mesya? “Ketika Delila keluar dari kampus.. kalian masih berteman?” Mesya bertanya lagi. Adrel tampak mengerjapkan matanya. Pria itu tersenyum kecil sebelum kembali berbicara. “Aku masih sering datang ke rumahnya dulu. Tapi, beberapa tahun kemudian, Delila mulai sibuk dengan dunianya sendiri. Aku juga sudah tidak pernah lagi datang ke rumahnya. Sudah bertahun-tahun berlalu dan baru hari ini aku kembali datang ke rumahnya..” Mesya menganggukkan kepalanya. Jujur saja Mesya masih penasaran dengan sosok Kakaknya Delila. Delila sempat mengatakan kalau apapun yang dia lakukan, dia selalu menuruti apa yang Kakaknya katakan. Kakaknya Delila melarang wanita itu membantu Mesya. Tapi, kenapa Delila memilih untuk datang ke sini dan membantu Mesya? Wanita itu memang datang di saat yang sangat tepat. Iya, lagi-lagi Mesya harus melihat sesuatu yang mengerikan. Kalau bisa, Mesya ingin kembali ke alam baka dan bertanya langsung pada Dira mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Mesya tidak suka terjebak di dalam keadaan yang seperti ini. “Sejauh yang aku dengar, Delila selalu melakukan apapun yang terbaik. Wanita itu selalu membantu orang lain dengan sangat baik..” Mesya menolehkan kepalanya dan menemukan jika Adrel sedang menatapnya sambil tersenyum. Senyum yang Adrel berikan selalu membaut Mesya merasa aman. Pria itu bisa melakukan sesuatu yang berdampak besar bagi hati Mesya. Sungguh, bersama dengan Adrel yang selalu di sampingnya, Mesya rasa semuanya akan baik-baik saja. Sekalipun sekarang semuanya terasa sangat tidak masuk akal, Mesya percaya jika tidak akan ada hal buruk yang Adrel biarkan terjadi begitu saja. Suaminya itu akan selalu menjaga Mesya dan memastikan kalau Mesya aman. Iya, Mesya tidak perlu khawatir sama sekali. Lagi pula sekarang juga sudah ada Delila yang akan membantu mereka. Besok pagi Delila akan datang dan semuanya akan di mulai. Kata Delila, mereka hanya perlu menunggu hingga Dira sadar dan mereka akan segera melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah yang ada. Rasanya, Mesya jadi sangat tidak sabar untuk menunggu hari esok. Apapun yang terjadi, saat semuanya sudah kembali baik-baik saja, Mesya akan datang lalu memeluk Dira dengan sangat erat. Mungkin mereka juga bisa datang kembali ke desa untuk mengunjungi makam Bapak dan Ibu. Sayang sekali, mereka sudah datang ke desa tapi belum sempat mengunjungi Bapak dan Ibu. Sekarang, yang bisa Mesya lakukan adalah terus berdoa dan berharap kalau semuanya akan segera baik-baik saja. Mesya percaya jika setelah ada masalah, akan ada kebahagiaan juga. “Aku harap Delila akan membantu Mbak Dira juga. Aku bener-bener nggak sanggup kalau harus seperti ini, Adrel. Mbak Dira, dia bikin aku takut..” Adrel tersenyum lalu mendekatkan dirinya untuk memeluk Mesya. Pria itu akan selalu memeluk ketika Mesya mulai merasa ketakutan. Kadang, sekalipun mereka sedang sama-sama ketakutan, pelukan ini akan tetap berguna untuk satu sama lain. Iya, sama seperti sekarang, Mesya tahu jika saat ini bukan hanya dia saja yang merasa ketakutan. Adrel juga pasti merakan hal yang sama. Pria itu juga pasti ketakutan karena apa yang sedang terjadi saat ini, semua itu bukan masalah yang biasa mereka selesaikan. Tapi, dengan saling memeluk satu sama lain, Adrel dan Mesya akan sama-sama memiliki kekuatan dan keberanian untuk menghadapi semuanya. Mesya merasakan tangan Adrel yang sedang mengusap punggungnya dengan pelan. Suaminya itu akan selalu menjaganya. Iya, Mesya tidak perlu merasa takut lagi. Mesya hanya perlu menunggu sampai besok pagi. Ketika sudah menemukan pokok masalahnya, Delila akan membantu mereka untuk menyelesaikan semua ini. Mesya harap semuanya berjalan dengan lancar. “Adrel, apa kamu tahu apa yang sebenarnya jadi masalah Mbak Dira?” Tanya Mesya. Adrel melepaskan pelukannya lalu menatap Mesya dengan pandangan kebingungan. Apalagi aku?” Adrel bertanya sambil tersenyum simpul. “Sya, mana mungkin aku tahu? Kamu yang adiknya aja nggak tahu. apa Mesya menghela napas pelan. Benar, tidak masuk akal kalau Adrel tahu dan Mesya malah tidak tahu. Tapi, Mesya merasa kalau semua masalah ini sebenarnya masih berhubungan dengan masa lalu. Mesya masih mengingat semua hal yang dulu sempat membuatnya ketakutan setiap kali melihat Dira. Iya, lilin dan juga bunga. Dua hal itu membuat Mesya selalu saja ingat dengan kejadian di masa lalu. Dira juga pernah melakukan sesuatu yang mengerikan dengan dua hal itu. sungguh, Mesya sangat yakin kalau ini semua sebenarnya masih berhubungan dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu. Masalahnya, sepuluh tahun lalu Mesya masih remaja. Dia masih belum terlalu tahu mengenai apa yang terjadi karena dia memang masih kecil. Semua keluarga seakan menyembunyikan apa yang terjadi. Ya, Mesya juga memilih melakukan hal yang sama. Setiap kali dia melihat ada sesuatu yang janggal dengan Kakaknya, Mesya juga tetap memilih diam agar kedua orang tuanya tidak perlu merasa terlalu khawatir. Saat itu, Adrel adalah salah satu teman Dira yang paling dekat dengan wanita itu. Adrel juga orang yang tahu apa saja yang terjadi saat Dira kerasukan untuk yang pertama kalinya. Adrel juga beberapa kali tanpa sedang berbicara dengan kedua orang tua Mesya seakan pria itu mengetahui sesuatu yang penting. Apakah Adrel tahu apa yang menjadi sebab kejadian sepuluh tahun yang lalu? “Aku pikir ini semua masih ada hubungannya dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu. Gimana menurut kamu?” Mesya kembali bertanya. Adrel tampak terkejut dengan apa yang Mesya katakan. Baiklah, Mesya memang berkata dengan suara yang pelan. Tapi, fakta yang sedang Mesya katakan adalah hal yag cukup mengejutkan. Kejadian itu sudah berlalu sejak sepuluh tahun yang lalu. Sekalipun ingatan Mesya tentang kejadian itu belum pudar sama sekali, Mesya tahu kalau Adrel pasti bingung ketika mendengar Mesya masih saja menghubungkan kejadian hari ini dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu. Mesya menghela napas pelan. Bagaimana caranya mengetahui apa yang terjadi? Dira tidak akan memberi tahu apapun pada mereka karena wanita itu sedang ada di alam yang lain. Saat ini, Mesya yakin kalau Kakaknya sedang melihat Mesya yang kebingungan. Untuk sesaat, Mesya sangat ingin kembali ke alam baka. Sungguh, Mesya sangat ingin.  

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN