Sepeninggal Yeni, aku tidak langsung masuk kamar lagi. Malas saja gitu, melaihat Enny yang sok arogan, tapi penasaran juga dengan empat orang yang sedang kurang kerjaan menggeledah kamarku.
Lalu tiba-tiba ...
"Ketemu! Ini jam tangan berlianku!" teriak Enny dari dalam kamar.
"Hah, apa?" Aku menghambur masuk.
"Mau ngles gimana lagi kamu heh!" sergahnya seraya memegang sebuah jam tangan dengan kalep berwarna silver. Taburan berlian tampak menghiasi sekeliling lingkaran waktu yang berdetak itu.
"Aku nggak pernah lihat jam itu di sini! Bagaimana bisa ...."
"Nggak usah ngeles kamu! Delon menemukannya di bawah kasurmu!" katanya lagi.
"Nggak mungkin! Aku nggak pernah menyembunyikan apa pun! Kamu pasti menjebakku!" sergahku nggak mau kalah.
"Ra," panggil bang Ejik.
"Apa? Bang Ejik juga
