Devan mengepalkan kedua tangannya. “b******k!” umpatnya. “Baru beberapa jam gue meninggalkan Olivia sendirian. Tapi sekarang Olivia malah sedang dalam masalah. Sekarang apa yang harus gue lakukan?” Devan sepertinya sudah mendapatkan ide brilian. “Sambil menunggu Emir, sebaiknya gue temui Papa. Papa pasti mau bantu gue.” Devan lalu melangkah keluar dari kamarnya. Untung tadi mamanya percaya kalau ia tidak akan pergi dari rumah itu lagi, tapi dengan syarat pintu kamarnya tidak di kunci dari luar. Gue merasa seperti jadi tawanan di rumah gue sendiri. Padahal gue udah segede ini, tapi Mama masih memperlakukan gue kayak anak kecil. Devan berjalan menghampiri papanya yang saat ini tengah duduk di teras belakang rumahnya. “Pa,” sapanya lalu mendudukkan tubuhnya di samping papanya. “Ada ap