Beberapa menit kemudian, mereka berempat tiba di sebuah ruangan besar yang tampak seperti aula utama. Tempat ini benar-benar sangat luas dan besar dengan langit-langit yang tinggi. Raizen berhenti sebentar, lalu dia berdiri di tengah ruangan dengan pandangan yang penuh dengan keinginan yang menggebu-gebu. Dengan kedua tangan yang berada di balik punggungnya, dia menoleh ke arah wanita cantik yang berjalan pelan di belakangnya. "Kemarilah, Briana." Briana mengerutkan kening dengan sorot mata penasaran. Raizen meraih dan menepuk kedua bahunya dari belakang. "Sekarang, coba kamu pejamkan matamu sebentar, lalu bayangkan tempat ini menjadi sesuatu yang luar biasa. Aku yakin dengan potensi yang kamu miliki sekarang, kamu bisa membayangkan hal yang membuatnya menjadi lebih indah dan menguntung