Pada jam makan siang, Briana akhirnya memenuhi undangan makan siang Raizen. “Aku harap ini adalah menu kesukaanmu. Tidak seperti di restoran steak itu terakhir kali.” Briana seketika terbatuk canggung gara-gara mendengar kata ‘steak’. Bagaimana bisa pria itu bersikap normal setelah kejadian memalukan di antara mereka berdua? Apakah dia adalah tipe orang yang tidak peduli dengan hal semacam itu, karena tidak memberikan keuntungan apa pun untuknya? Di dalam hati, Briana merasa terkesima, tapi juga entah kenapa agak kecewa karena dia sendiri memikirkannya sampai kesulitan tidur semalaman. Kegiatan di pasar malam belum cukup untuk menghapus adegan memalukan di otaknya. Bagaimana bisa melupakannya semudah itu? “Ini sesuai dengan selera saya, Tuan Sinclair. Terima kasih banyak.” Pria din