“Tolong ke bandara. Aku harus ke New York malam ini juga. Ambil jalan pintas yang paling cepat.”
Raizen Sinclair berkata dengan suara dingin dan berwibawa layaknya seorang bangsawan terhormat kepada pria tua di kursi pengemudi.
“Baik, Tuan!”
Fitur wajah pria berjas mahal itu sangat halus dan tampan. Auranya begitu kuat hingga membuat siapapun bisa tunduk begitu saja.
Dengan kaki disilangkan arogan dan wajah dingin tanpa emosi, dia memeriksa pergerakan saham pada tablet di pangkuannya.
Entah kenapa, Raizen merasakan ada yang tidak biasa malam ini. Tapi, sikap tenangnya selalu bisa menyembunyikan semua perasaannya dengan baik.
Di sisi lain, di waktu yang sama, seorang wanita berpakaian pasien rumah sakit berlari susah payah dengan wajah banjir keringat. Napasnya terengah-engah, penuh dengan ketakutan dan rasa ngeri mencengkeram jantungnya.
“Tuhan! Tolong aku! Aku mohon, tolong aku! Berikan aku keajaiban malam ini! Bagaimanapun caranya, tolong aku jangan sampai tertangkap oleh mereka! Tolong kirimkan bantuan-Mu! Siapapun dia, aku tidak peduli sama sekali! Sekalipun dia adalah iblis dari neraka terdalam, aku juga setuju akan pergi bersamanya daripada kembali ke meja operasi itu!” batin Briana dengan sangat putus asa dan panik. Air matanya berjatuhan menghiasi wajahnya, gigi digertakkan penuh tekad. Dia berlari semakin kencang, seolah-olah nyawanya sudah setipis benang.
“Briana Aldamar! Berhentilah melarikan diri! Cepat kembali dan berikan ginjalmu kepada Danira!” raung seorang pria tampan berwajah galak yang sedang mengejarnya dari kejauhan.
Di belakangnya terlihat sekumpulan preman yang mengikutinya dengan terburu-buru. Mereka semua sekuat tenaga mengejar sang wanita untuk ditangkap.
Briana Aldamar tentu saja tidak mau mendengarkan ucapannya!
Enak saja memberikan ginjalnya kepada rubah licik itu!
Suaminya, Gael Hartono benar-benar sampah!
Mereka berdua telah menikah selama 3 tahun. Tapi, setelah kematian kakek Gael, sikapnya yang dingin dan kejam semakin menjadi-jadi!
“Dasar wanita menyusahkan! Apakah sesulit itu membayar semua hutangmu dengan sebuah pengorbanan kecil untuknya?!” teriak Gael sekali lagi, lebih marah daripada sebelumnya.
Danira Kusmana, cinta pertama Gael mengalami kecelakaan di tempat kerja dan ginjalnya terluka parah, tapi kenapa Briana yang harus mengorbankan ginjalnya agar wanita itu bisa tetap hamil dan melahirkan?
Bagaimana dengan dirinya?
Bukankah manusia masih bisa hidup dengan satu ginjal?! Selain itu, apa urusannya jika Danira bisa hamil atau tidak?!
Apakah Gael sungguh tidak mau memiliki anak dengannya? Sungguh tidak peduli kepadanya?!
Hebat! Hebat sekali cinta suaminya kepada wanita lain sampai tidak peduli dengan istri sendiri!
“Dasar suami sialan! Tega sekali kamu ingin memberikan ginjal istri sendiri kepada wanita lain! Aku benar-benar menyesal telah menyukaimu!” jerit Briana dengan tubuh gemetar marah, terus berlari susah payah menyelamatkan diri.
Dia telah dijebak dan dibius untuk melakukan operasi tanpa persetujuannya. Beruntung, karena salah prosedur, makanya obat bius yang masuk ke tubuhnya tidak terlalu banyak. Dengan tekad kuat, Briana akhirnya melarikan diri secepat yang dia bisa. Namun, saat ini sudah sangat larut malam dan kakinya yang polos sudah lelah berlari, sangat kesakitan menginjak tanah dan kerikil tajam. Rasanya ingin pingsan!
Apakah dia harus menyerah? Tidak!
Dia tidak akan menyerah!
Dia tidak mau menyenangkan Danira yang suka bersandiwara dan menindasnya melalui tangan Gael!
Dengan kaki yang sudah lecet dan berdarah, Briana berhasil berlari melewati sebuah palang kereta api.
Sekumpulan pria di belakang mengumpat marah ketika sebuah kereta datang menghalangi pengejaran.
“BRIANA! JANGAN MENGUJI GARIS BATASKU! KAMU AKAN MENYESAL JIKA AKU MENANGKAPMU DENGAN TANGANKU SENDIRI!” teriak Gael murka dengan penuh kemarahan yang meledak-ledak.
Briana tidak mendengarkan teriakan suaminya, tenggelam oleh laju kereta yang sangat ribut.
Dia hanya berpikir untuk lari sejauh mungkin dan tidak ingin tertangkap!
Ketika palang kereta mulai terangkat, Gael yang hendak melanjutkan pengejaran segera berhenti saat ponselnya tiba-tiba berdering.
“Ada apa? Apakah Danira baik-baik saja?!” tanyanya panik dengan wajah ketakutan, perlakuan yang sangat berbeda dengan istrinya barusan.
Karena terjadi sesuatu di rumah sakit, Gael memerintahkan sekumpulan preman di sekitarnya untuk terus mengejar Briana. Dia yakin wanita itu tidak bisa pergi jauh.
Di rumah sakit, Danira Kusmana sedang tersenyum jahat.
“Briana Aldamar, aku bersumpah akan membuatmu lebih menderita lagi di masa depan! Tunggu saja! Ini tidak ada apa-apanya!” batinnya dengan perasaan sangat puas.
Briana tentu sangat mengenal tipu muslihat Danira selama ini. Dia tidak akan membiarkannya menang!
Tanpa sadar, dia berlari menuju sebuah jalan besar dan membuat sebuah mobil mewah nyaris saja menabraknya!
Briana gemetar dingin, membeku dengan kedua tangan disilangkan menutupi wajah pucatnya. Cahaya dari lampu depan mobil menyinari tubuhnya yang terlihat menyedihkan.
“Ada apa? Kenapa berhenti mendadak?” tanya Raizen dingin.
Pria itu sangat kesal karena panggilan pentingnya ke luar negeri tiba-tiba terganggu di tengah jalan.
Sopir menjawab gugup, “Tuan, ada wanita yang tiba-tiba muncul di depan kita!”
Raizen hendak melihat ke arah depan, tiba-tiba dari arah jendela samping, Briana muncul sambil menggedor-gedor kaca mobil seperti hantu yang ingin membunuh orang!
Raizen Sinclair terkejut luar biasa!
Jantungnya nyaris copot!
Untungnya, dia adalah pria dingin yang selalu bersikap tenang. Dengan cepat, dia segera mengendalikan diri dan menurunkan jendela mobil.
Pada umumnya, orang normal akan menghindari pertemuan dengan wanita aneh seperti itu. Tapi, naluri alaminya memberitahu Raizen agar tergerak untuk mencari tahu.
Begitu jendela kaca terbuka, Briana langsung mencengkeram lengan jas mahal pria itu seperti penjepit besi!
“Tuan! Tolong bantu saya! Mereka ingin membunuh saya dan mengambil ginjal saya! Tolong bawa saya pergi dari ini! Saya berjanji akan membalas Anda berkali-kali lipat di masa depan!” ujar Briana terburu-buru seperti sedang kesurupan parah.
Raizen Sinclair memasang wajah dingin dan sulit ditebak.
Karena situasi malam ini dan jalanan dengan penerangan tidak begitu baik, dia agak kesulitan melihat wajah Briana yang tersembunyi dalam bayang-bayang.
“Tuan! Tolong biarkan saya masuk ke mobil Anda! Tolong! Mereka sebentar lagi akan kemari!” kata Briana yang mulai gemetar menyedihkan oleh air mata putus asa.
Dia mendongak cepat melihat ke seberang jalan, menatap ngeri dan takut pada sekumpulan preman yang berhasil melihat keberadaannya!
Tidak!
Dia tidak mau kembali ke rumah sakit sialan itu!
Karena pria dingin di dalam mobil tidak mengatakan apapun, Briana yang terus menangis tergugu dan ketakutan, akhirnya mengumpat marah dalam keputusasaan hebat, bibirnya gemetar menahan emosi yang bergejolak.
“Sialan! Kenapa di dunia ini sama sekali tidak ada orang baik?!”
Baru saja dia ingin melepas cengkramannya, tiba-tiba pria itu malah menahannya.
Suara dinginnya sangat menggoda. “Naiklah. Siapa bilang tidak ada orang baik di dunia ini?”
Pintu mobil segera dibuka, membuat wanita berpakaian pasien rumah sakit tertegun kaget saat melihat wajah jelas lawan bicaranya.
Raizen Sinclair?!
Bagaimana mungkin?
Kenapa dia terus bertemu dengannya secara tidak sengaja?
Terakhir kali mereka bertemu adalah saat berada di lift perusahaan pria itu dua hari lalu. Dia membantunya memungut tumpukan dokumen yang terjatuh dari pelukannya.
“Kenapa berdiri saja? Tidak mau masuk?”
“NONA BRIANA! KEMBALILAH! JANGAN MEMBUAT TUAN MUDA MARAH!” teriak salah satu preman yang kini berhasil menyebrangi jalan.
Gemetar dan terkejut dengan suara teriakan ketua preman, Briana bergegas memasuki mobil Raizen dengan cara sembrono!
Raizen yang tidak menyangka dengan gerakan mendorong dan terburu-buru darinya seketika saja menarik pinggang wanita itu hingga mereka berdua jatuh baring ke kursi mobil.
Dunia tiba-tiba hening untuk sesaat!
Briana yang sedang menindih tubuh Raizen sangat terkejut dengan kelembutan lain yang sempat hadir di bibirnya.
Astaga!
Dia baru saja mencium Raizen Sinclair?!
Musuh dari suaminya sendiri?!
Iblis paling ditakuti di ibukota?!
Bencana baru macam apa yang menimpa hidupnya sekarang?!
Raizen tersenyum dingin yang memikat, diam-diam terpesona menyadari kecantikan unik Briana yang berantakan di bawah lampu temaram mobil. “Apakah ini trik baru untuk menggoda pria? Pura-pura dikejar oleh penjahat dan mencuri ciuman pertamanya?”
Kedua anak manusia yang saling tatap itu merasakan debaran aneh muncul di jantung masing-masing!
Menyadari Briana hendak marah dan melepaskan diri, Raizen semakin memeluk erat pinggangnya, mencegahnya pergi dengan gerakan sombong dan arogan. Wajah mereka berdua sangat dekat, seolah-olah akan berciuman sekali lagi.
“Mau ke mana?”
“Pria gila! Aku tidak menyukaimu! Jika tidak mau menolongku, lepaskan aku sekarang juga!”
Usai berkata demikian, Briana terkejut mendengar teriakan ketua preman!
“Nona Briana! Keluar dari mobil itu sekarang juga! Anda harus kembali ke rumah sakit!”
Dia gemetar ketakutan dan langsung memeluk pria di bawahnya sangat kuat!
Terkejut dan bingung, Raizen mengerutkan kening merasakan tubuh wanita di atasnya gemetar tak terkendali. Dia bahkan memeluknya seperti harapan terakhir hidupnya.
Dengan bersandar di dadanya yang bidang, Briana berbisik ketakutan, mata terpejam erat dan bersimbah air mata, “Tolong! Tolong bawa aku pergi dari sini! Ke mana pun tidak masalah!”
Raizen Sinclair terdiam dengan wajah dingin tanpa emosi, lalu memeluk tubuh kecil itu dengan kedua lengan kokohnya, erat dan erat. Lalu, berkata dingin kepada pengemudi tanpa melihatnya, “Jalan!”
“Baik, Tuan!” balas pria tua di kursi depan.
Para preman mengumpat marah melihat kepergian mobil mewah di kejauhan.
Ketua preman langsung menelepon Gael dalam keadaan marah dan panik, “Tuan muda! Nona Briana berhasil kabur dengan bantuan orang asing! Jangan khawatir! Saya mengingat jelas pelat nomor mobilnya, kita pasti bisa melacaknya!”