Setelah makan malam bersama Gael di sebuah restoran mahal dan elit, Briana akhirnya terpaksa ikut pulang ke mansion utama keluarga Hartono.
“Semua hadiah ini untukku?” kata Surya Hartono dengan sebelah kening dinaikkan menarik, menatap sekumpulan hadiah di atas meja ruang tamu.
“Benar, Ayah. Aku dan Briana yang memilihnya untuk Ayah. Coba buka hadiahnya. Lihat apakah ayah menyukainya? Kalau kurang cocok dengan selera ayah, kami masih bisa menukarnya di toko.”
Briana yang duduk di sebelah Gael hanya tersenyum-senyum ceria, tidak berminat untuk berbicara menimpalinya. Bukankah dengan bersikap sopan seperti sekarang sudah cukup membantunya?
Dia sudah muak menyenangkan kedua mertuanya yang sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai menantu.
Surya Hartono meraih sebuah kotak kecil deng
