Pertanyaan itu jelas tidak bisa dicerna baik oleh Danira. Tubuhnya mulai semakin panas seperti ada lava yang sedang mendidih di dalam aliran darahnya. Tiba-tiba saja, dengan sorot mata termenung ke arah langit-langit, salah satu kenangan indahnya datang dan menariknya masuk ke masa lalu. Seolah-olah itu sedang terjadi saat ini. “Selamat atas kelulusanmu, Nona Kusmana! Sekarang, kamu akan belajar di SMA yang sama dengan kakak, bukan? Bagaimana rasanya setelah belajar sangat keras dan menikmati hasil yang luar biasa?” puji Reno dengan senyum sangat lebar, membawa sebuah kue tart cokelat mini berhias sebuah lilin putih di atasnya. Di salah satu tangannya tergantung dua tas kertas besar yang entah berisi apa. Di ruang tamu, Danira yang baru saja selesai mengecek hasil ujian masuk SMA di lap