Mobil ambulans segera membawa Raizen menuju rumah sakit terdekat. “Kenapa kamu melakukan hal semacam itu?! Apa kamu sudah kehilangan akal?!" omel Briana kesal. Wanita itu ikut membawanya ke rumah sakit, terus menggenggam tangannya sepanjang jalan. Raizen yang sedang berbaring telungkup di atas brankar tersenyum seraya membalas genggaman tangannya. Sorot mata dinginnya terlihat teduh. "Aku hanya ingin kamu selamat. Kenapa kamu tidak memberitahuku mengenai dompetmu yang hilang? Aku bisa saja meminta penjaga untuk mencarikannya di tempat itu." Hati Briana merengut sedih, wajahnya tampak menggelap suram. Bibirnya merapat gelisah. "Maaf, maaf. Aku hanya tidak ingin menyusahkan siapapun lagi. Aku tidak tahu kalau hal buruk ini akan terjadi kepada kita semua. Raizen, aku menelponmu bukan kare