14. Permintaan Ken

1273 Kata

Kisaran jam dua siang, aku mengajak Ken pulang. Dia sempat terlihat mengantuk, tetapi kembali antusias begitu Dila mengajaknya bicara. “Pa, main lagi—“ “Enggak. Kita harus pulang. Kamu belum tidur siang.” “Enggak ngantuk, Pa.” Aku tetap menggeleng, dan Ken tampak cemberut sambil merangsek ke arah Dila. Dila sendiri tampak sudah lelah, membuatku semakin merasa bersalah padanya. Lagi-lagi hari liburnya terganggu karena anakku. Se-terlihat bahagia apa pun Dila ketika bersama Ken, aku tahu, dia sebenarnya lebih memilih untuk beristirahat di rumah. Dia terpaksa menerima entah karena tak enak padaku, atau tak tega dengan Ken. Yang jelas, aku yakin pasti salah satu dari dua alasan itu. “Saya antar sampai rumah kamu. Alamat kamu di mana?” Tidak ada sahutan. Ketika kulirik belakang, k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN