Sejak acara lelang hari itu, aku kembali berpikir ulang tentang alasan aku menyukai Dila. Apakah aku menyukainya semata-mata karena Ken, atau karena dirinya sendiri. Dan akhirnya, setelah berhari-hari aku sulit tidur, aku menyimpulkan kalau rasa sukaku padanya sepertinya lebih dominan karena Ken. Itu membuatku sempat berpikir untuk mundur, sebelum perasaanku padanya semakin dalam dan Ken semakin tidak bisa lepas darinya. Sejujurnya, dua minggu terakhir ini aku agak menjaga jarak dengan Dila. Bahkan ketika dia bertanya tantang rencana makan malam yang tertunda, aku berkilah kalau aku sedang sibuk. Aku tahu, Dila pasti menyadari perubahanku. Meski dia cukup pandai menyembunyikan perasaannya, tetapi di beberapa kesempatan dia menunjukkan ekspresi tak menyenangkan. Dia terlihat seperti ing