38. Monjali

1515 Kata

Tampaknya keadaan Al sudah membaik. Hari ini kuamati Dila dari kejauhan, dia mulai banyak tersenyum. Semoga saja dugaanku benar. Aku khawatir sekali melihat dia murung selama berhari-hari. Sejak makan malam waktu itu, aku dan Dila belum pernah ketemu lagi kecuali di kantor. Selain aku yang mendadak sibuk dengan pekerjaan, aku juga ingin memberi waktu untuk Dila mengurus adiknya. Rasanya sedih sekali tiap ingat dia menangis tanpa suara. Orang yang biasa ceria sekalinya murung jauh lebih mudah membuat orang lain khawatir. Aku merogoh ponsel di saku jas, lalu mengirim pesan untuk Dila. Aku ingin dia ke ruanganku sebentar saja. Tak berselang lama setelah aku masuk, pintu ruanganku diketuk pelan dari luar. Detik berikutnya, kepala Dila menyembul, dan aku benar-benar lega karena ekspresi pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN