Sekitar jam delapan malam aku baru tiba di rumah. Sebelumnya aku mengantarkan Dila sampai di depan pintu gerbang rumahnya, itu pun setelah Dila mendapat kabar kalau kedua orang tuanya malam ini ada acara di luar. Sudah bisa dipastikan, andai orang tuanya ada di rumah, aku pasti diminta menurunkannya di pinggir jalan seperti sebelum-sebelumnya. Itu sungguh sayang, padahal aku tidak masalah jika memang malam ini aku harus bertemu langsung dengan Pak Adimas. Namun sepertinya, Dila yang masih butuh waktu. Tidak apa-apa, setidaknya hari ini hubungan kami berkembang sangat pesat. “Papa!” Ken berteriak kencang begitu melihatku masuk rumah. Aku segera jongkok dan merentangkan kedua tangan. “Anak Papa hari ini baik-baik di rumah?” “Iya, Pa. Tapi tadi Ken habis main.” “Main? Sama siapa?”