Tidak ada pelukan seperti yang kuminta. Yang ada hanya genggaman tangan yang mengerat. Itu sudah cukup, dan aku langsung paham. Aku sendiri akhirnya minta maaf karena sudah terbawa suasana. Sepertinya aku benar-benar sangat menyukai Dila mulai hari ini. Bukan, sama sekali bukan karena Ken, tetapi karena dirinya sendiri. Dia berhasil membiusku dengan pola pikirnya yang cerdas, juga bagaimana cara dia mengemukakan semua itu padaku. She’s so awesome! Setelah puas menikmati betapa teduhnya tepi Danau Telaga Warna, akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan siang yang lebih ‘normal’ dari sekedar mie instan. Aku membebaskan Dila ingin makan apa, dan dia bilang ingin makan nasi. Akhirnya, pilihan kami jatuh pada warung makan yang terlihat sederhana, tetapi tampak sangat bersih. Dindingny