Malam minggu telah tiba, banyak pasangan pemuda – pemudi yang memanfaatkan waktu ini untuk hang out, sekedar nongkrong dengan teman serta sahabat, tapi banyak di gunakan untuk ajang pacarana.
Calya dan Duta kemarin merencanakan nonton bareng di bioskop dan minggu siang ini Calya akan meminta izin dulu ke mamanya.
“Ma, ntar sore Calya izin pergi sama Duta ya Ma?” Calya menghampiri Mamanya di kamarnya yang tengah asik perawatan rambutnya. Melihat anak gadisnya datang, Mama melirik sekilas tanpa meninggalkan alat pencatok rambutnya.
“Mau kemana sich? Anak gadis Mama ini? Mama sambil terus meluruskan rambutnya dan sesekali melihat kea rah cermin.
“Mau nonton ke bioskop!? Calya sambil cengar cengir. “Gima Ma? Boleh yach? Calya terlihat merajuk. “Iyach boleh, tapi jangan malam – malam ya! Pulangnya!” Mama dengan santai dan datar menjawab pertanyaan putrinya.
“siapz Ma!” Calya sambil mencium pipi Mamanya dan pergi meninggalkan kamarnya dengan kegirangan.
Adzan Ashar berkumandang, Calya bersiap – siap, mandi, sholat dan bercolek yang cantik dan kasual. Calya memakai celana jeans, dengan kaos yang di perpadukan dengan cardigan warna pink. Memakai tas slempang dan berjilbab warna senada dengan cardigannya.
Calya melihat whatappsnya dan membaca pesan dari Duta kalua dia sudah mau on the way. Sudah cukup dengan persiapannya, Calya pun turun dari kamarnya, tapi sebelumnya mampir ke kamar Mamanya.
“Maaa, Berangkat dulu yach! Assalammulaikum Wr Wbr” Calya mencium tangan Mamanya dan tak lupa mengucakan salam.
Setelah mendengar salam dari mamanya, Calya berjalan ke teras dan menunggu di gazebo depan rumahnya. Selang sepuluh menit, terdengar clason motor, Calya melihat keluar di barengi dengan kode Mang Ujang kalua benar Duta sudah sampai di depan gerbang.
Calya berjalan menuju gerbang dan naik ke motor Duta, “Ayuk” Calya memberi kode untuk jalan dan di jawab dengan anggukan oleh Duta. Seperti biasanya Calya berpegangan pada pinggang Duta. Karena motor Duta memang tebengannya condong ke depan ya terpaksa tubuh calya menempel erat ke punggung Duta hehehheheh
Butuh sekitar tiga puluh menit untuk sampai ke Mall yang ada bioskopnya, lalu masuk ke parkiran dan berjalan menuju lantai empat di Mall itu. Sepanjang perjalanan, tidak pernah Duta melepaskan gandengannya kepada Calya. Membuat hati Calya menghangat dan berbunga – bunga wkwkwkkwkwkwkk.
Calya dan Duta memesan tiket film Thor: Love and Thunder, film itu akan di putar selama 1.59 menit, mereka pun bersalam menuju ruang teater nomor tiga. Tak lupa mereka membeli minuman dan pop cron. Mereka duduk di paling atas sehingga bisa melihat semua sisi ruangan.
Setelah sepuluh menit film diputar dan mereka hanyut dalam film tersebut. Jika adegan yang datar, Duta beberapa kali mencuri kesempatan dengan menggegam tangan Calya dan Calya pun menerimanya sambil menatap bersemu merah di pipinya.
Film telah usai,mereka pun keluar, “Seru ya Ta” tanya Calya mengomentari film tadi. “Iya, kemungkinan besok masih ada kelanjutannya” jawab Duta. “Benarkah?” Calya bersemangat dan sangat antusias, “wah! Ndak sabar nunggunya” berbibar – binar mata Calya. “Mau makan dulu ndak Cal?” Duta mengubah topik pembicaraan dan di jawab dengan anggukan oleh Calya.
Sampai di restoran yang masih ada di dalam Mall itu, Calya dan Duta memesan makanan. Saat Calya tengah asik makan, sambil sesekali menatap Duta dan beberapa detik kemudian melihat sekeliling.
Saat Calya melihat depan kanan, ia tak menyangka dengan pandangannya, dia pun memastikan dengan menatap tajam dan curi – curi pandang ke arahnya. Dia pun kaget, ternyata itu benar cowok resek Arya,” ihhh kenapa melihat dia disini, merusak pemandangan aja” batin Calya sambil muka sewot.
Yang di lihat pun tidak merasa karena Arya memang tengah makan dengan ceweknya juga, dan yang pasti berbeda dengan cewek tempo hari. Calya pun berusaha mengkondisikan dirinya sehingga ia bisa kembali rilex seperti sedia kala.
Di rasa cukup, Calya dan Duta pun pergi berkeliling ke Mall itu, mereka tidak menegur satu sama lain karena Calya masih jengkel sedangkan Duta memang tidak terlalu mengenal Arya. Capek berkeliling Mall, Calya mengajak pulang,”Pulang yukz? Dah capek ni!”, “oky, siapz tuan putri! Bay the way mau keliling jalanan dulu ndak?”. “Bolehlah” dan mereka berjalan menuju parkiran.
Motor keluaran terbaru milik Duta itu pun keluar dari Mall melaju ke jalanan yang di padati oleh motor dan mobil. Suasana yang semakin malam semakin ramai, di tambah cahaya – cahaya lampu menambah kesan romantinya kota tersebut.
Mereka berboncengan menikmati suasana jalan yang sexy tersebut, setelah jam 20.00 Calya mengajak Duta untuk pulang karena Calya memiliki batas waktu jam malam. Calya selalu menjaga komitmen bahwa jam 21.00 sudah harus ada di rumah kecuali di kondisi tertentu dan tak terduga.
Duta mengantar Calya sampai di depan pintu gerbang, “Udah sana masuk duluan” Duta meminta Calya untuk masuk, “ndah ah, kamu duluan aja” dari pada bertengkar maka Duta pun mengalah dan pergi melaju dengan motornya. Calya seperti biasa menunggu dan melihat sampai motor Duta tidak terlihat oleh pandangannya.
Saat calya hendak akan masuk, ia merasa aneh dan ada yang terus memperhatikannya, yaitu mobil pajero hitam seperti mobil tempo hari yang parker di depan itu juga. Merasa penasaran, Calya pun berniat mendekat, namun di luar dugaan sepertinya mobil tersebut sadar hendak di datangi Calya maka mobil tersebut melaju pergi saat Calya sibuk untuk menyebrang.
Tanpak Calya yang kecewa dan semakin curiga, Calya masuk ke rumah dan berhenti di depan pos satpam. Tempat Mang Ujang jaga pos, “Mang! Lihat mobil pajero hitam yang parker di depan tadi ndak?” tanya Calya dengan penuh penasaran. “Waduh, ndak tu non!” tanpa muka Mang Ujang yang terlihat kebingungan. “Memangnya ada apa non?” melihat Mang Ujang kebingunan dan penasaran Calya pun berpesan kepada Mang Ujang “Jadi gini Mang, itu mobil hitam merek pajero, udah dua kali ini Calya lihat selalu parkir di depan rumah kita! tadi Calya coba samperin tapi malah keburu pergi Mang” Calya menjelaskan dengan penuh semangat.
“Baik non, besok Mang Ujang tegur kalua dia parkir lagi di depan rumah” di jawab dengan anggukan oleh Calya dan dia pun berjalan masuk ke dalam rumah. Di lihatnya Ayah dan Mamanya tengah asik melihat television, sepertinya memang sengaja menunggu anak gadisnya datang.
Calya berjalan menghampirinya, dan memeluk Ayahnya, Ayahnya pun tanpak senang dan membelai rambut anaknya. “Heemmmmm pacarana terus sich anak Ayah satu ini!? “satunya, emang Ayah punya anak kedua apa?” di jawab Calya dengan melirik melotot tidak terima.
“Hhahahahhahahhahaha” Ayah dan Mamanya tertawa bersamaan melihat tingkah putri satu – satunya itu.
“Ayah itu yang jarang di rumah” protes Calya, “Maafkan Ayah Calya, soalnya perusahan baru mau membuka cabang hotel lagi, jadinya Ayah sibuk” melihat Ayahnya yang merasa bersalah Calya pun semakin memeluk tubuh Ayahnya yang di rasa menenangkan dan hangat itu.
“Ow iya nak, sebentar lagi kan ulang tahun mu yang ke sweet seventeen, mau di rayakan di mana?” tanya Ayah Mahendra di ikuti dengan lirikan dari Mamanya. “Di rumah aja Yah, tapi besok aja ya Yah? Kalua udah selesai ujian kejuruan” “memangnya ujiannya berapa hari lagi calya?” pertanyaan yang seolah seperti penekanan.
“Kan ulang tahun Calya masih November Yah, sedangkan ujiannya paling bulan Mei – Juni,masih lama Yah, Ayah ini yang terlalu sibuk sehingga tidak mengikuti perkembangan anaknya” protes Calya yang membuat Ayah Mahendra seperti kaget, melihat Ayahnya berubah mimic wajanya, Calya pun memberikan penjelasan. “Maksud Calya tu, kan masih lama kan, jadi bahasnya besok – besok aja, sekarang Calya mau fokus ke ujian dulu Yah”
‘Oalah gitu tow nak, baiklah anak Ayah yang cantik” terlihat wajah Ayah yangsudah kembali seperti sedia kala. “Yaudah ya Yah-Mah, Calya naik ke kamar dulu, udah ngantuk berat ini. “Oky nak, selamat tidur” bersamaan Calya bangkit dari pangkuan Ayahnya dan mencium pipi kedua orang tuanya.
Sampai di kamar Calya bersih – bersih diri, cuci muka, cuci tangan dan kaki dan tak lupa memakai skin care karena tubuh juga butuh di rawat dan dijaga sebagai bentuk rasa syukur kita atas pemberian dari Tuhan Yang Kuasa. Selesai bersih- bersih diri Calya mendapat pesan singkat dari Dhila, dia curhat bahwa memutuskan putus dengan cowoknya itu.
Dhila memang berpacaran dengan orang yang berbeda sekolah dengan Calya dan Dhila, dan yang lebih menyakitkan cowoknya selingkuh. Calya berusaha menghibur Dhila lewat pesan singkat, ia menuliskan “kalua cowok itu ndak bener jadi ndak usah di sesali, malah beruntung Allah tunjukkan siapa dia sekarang,lha kalua nanti di saat Dhila pas sayang- sayangnya”. Pesan tersebut terkirim namun tak kunjung mendapatkan balasan dari Dhila.
Calya merasa gelisah, hingga ia memutuskan untuk melakukan panggilan namun Calya melihat di layar handphonenya menujukkan keterangan memanggil, “Wah, ndak ada sinyal apa di matikan ini” batin Calya, kemudian Calya melakukan panggilan baisa tapi tak kunjung terhubung. Masalah Dhila membuat rasa kantuknya menghilang tapi karena tak kunjung mendapatkan respon dari Dhila maka Calya pun memutuskan untuk tidur.
Senin di sekolah Calya buru- buru mencari Dhila, ia sengaja berangkat pagi supaya segera dapat bertemu dengannya. Saat sampai di ruang kelas calya tak juga menemukan Dhila, Calya pun berlari ke kantin tempat biasa Calya dan Dhila nongkrong. “Akhirnya ketemu” batin Calya sambil terasa lega, ia duduk menghampiri Dhila dan segera memeluknya. Dhila pun menyandarkan tubuhnya di pelukannya, tangan Calya menepuk – nepuk punggung Dhila, seolah memberikan energi dan penguat.
Akhirnya air mata Dhila tak bisa terbendungkan, dia menangis sejadi – jadinya, Calya berusaha untuk terus menguatkannya, putus cinta memang menyakitkan dan hal – hal yang tak terduga memang selalu menghampiri hidup setiap manusia. Kita harus siap dan tabah menghadapi ujian yang datang. Keep fighting, cayo - cayo