Satu Langkah Ke Depan

1541 Kata

Ningsih terbangun ketika terasa usapan lembut di pundaknya dan sebuah suara yang tidak asing di telinganya. "Bu, Kang Bagas sudah datang dengan orang-orang dari kota," ucap Muti memberitahukan. Ia membuka mata dengan berat. Rasanya sangat lemas, inginnya terus berbaring saja. Tapi telinganya menangkap percakapan orang-orang di luar rumah. Dengan susah payah ia mengangkat tubuhnya, mendudukkan diri agar terjaga sempurna. "Saya sudah menyuruh mereka menunggu di teras dan sudah saya hidangkan juga makanan dan minuman, Bu," ucap Muti lagi dengan wajah iba. Ugh! Muti memang gadis yang bisa diandalkan di saat-saat genting seperti ini. Ia tidak bisa membayangkan jika tidak ada gadis-gadis itu dalam rumahnya, tentu ia akan mengalami banyak kesulitan. "Makasih, Mut," ucapnya dengan senyum yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN