Harus Bagaimana?

1318 Kata

Selepas shalat Maghrib di masjid, Bagas menghampiri Danu. Mereka bersalaman meskipun tidak mengulas senyuman. Semuanya datar tanpa keakraban. "Kita ngobrol di luar," ujar Bagas lebih kepada ajakan. Danu hanya diam, lalu mengikuti langkah Bagas ke arah teras samping masjid. Mereka duduk dalam keremangan lampu 5 watt berwarna kekuningan. Teras samping itu menjadi penghubung ke area kamar mandi dan tempat wudhu. Hembusan angin lembut menerpa tubuh mereka menghasilkan aura dingin yang cukup menusuk. Apalagi Danu yang terlalu lama berada di lingkungan kota yang panas. Ia merapatkan tangannya ke depan d**a untuk mengusir hawa dingin. "Ada apa?" Danu membuka percakapan. Keremangan masih bisa menampakkan wajah Bagas yang terlihat serius. "Aku minta sama Kang Danu, pisahlah dari Ningsih. Sekar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN