Lebaran Dua Hati

1610 Kata

Danu terkesiap menatap mata Keisya dari jarak yang sedemikian dekat. Ia adalah pria normal, seorang suami yang sudah lama berpisah dengan istrinya, adalah wajar jika ia merasakan sesuatu yang berubah dari dirinya. Ia segera menguasai keadaan, mengembalikan akal sehatnya. Mengingat segala permasalahan pelik yang tengah menerpa dirinya. Menyadari segala bahaya yang mengancam jika ia lengah sedikit saja. Dengan terpaksa, ia mendorong lembut pergelangan tangan Keisya agar melepaskan pegangannya. Lalu keluar kamar menuju ke teras samping, tempat biasanya para asisten rumah tangga duduk-duduk menikmati malam. Ini malam lebaran, tepatnya lebaran keempat tidak dirayakan bersama belahan jiwanya. Ia merutuki diri sendiri atas kebodohannya, kelalaiannya, dan segala kesalahan yang telah dilakukan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN