PRASANGKA

1269 Kata
Sore hari akhirnya acara yang di ikuti Sandra dan sang mama pun selesai, mereka baru saja tiba dikediaman mereka, Sandra masuk lebih dulu ia sudah begitu lelah sekali mengikuti segala aktivitas mamanya yang benar-benar tidak ada berhentinya mulai dari ke yayasan hingga kesebuah acara arisan. Kucuran air segar atau berendam yang lama dalam bathub sudah berputar dikepalanya ia tidak sabar masuk kedalam kamar dan segera menanggalkan pakaian lalu melepaskan segala kepenatannya. Namun, sesampainya diruangan tengah langkah Sandra memelan, ia dengar suara-suara tawaan disana, ia langsung menebak itu adalah suara Jessy dan Alan. Helaan nafas Sandra terdengar lelah sekali, Sandra semakin muak akan kakaknya itu, ia sudah tebak akan seperti ini jika Alan pulang Jessy pun akan ikut berkunjung kerumah. Sandra mencoba menetralkan dirinya ia kembali melanjutkan langkahnya berpura-pura sedang menelepon, membuat dirinya tampak sibuk dan segera melewati keduanya tanpa perlu harus menyapa mereka. “Ya saya sudah sampai dirumah, besok jadi kan?” Sandra berpura-pura sedang berbicara serius kemudian dia berhasil melewati begitu saja tanpa perlu ada basa-basi. Jessica dan Alan melihat pada Sandra yang masuk begitu kedalam kamarnya yang berada dilantai dasar tepat di sebelah tangga naik itu, “Sandra jadi lanjutin study?” tanya Jessica meraih gelas minuman yang di hidangkan disana. “Entahlah, belum ada kabar apapun.” Tidak lama Rora pun masuk dia melebarkan senyuman melihat Jessica dan Alan disana, “Wah ada tamu? Sudah lama ya Jes? Tante biasalah hari minggu banyak acara yang harus dikunjungi.” Jessica segera bangkit ia beramah tamah menyalimi hingga mencium pipi kanan-kiri Rora, “Maklum kok tante Rora sedari dulu siapa yang tidak tahu wanita sibuk, ayo, duduk tante pasti capek seharian aktivitas.” “Ah iya, sama Alan saja ya dulu, saya mau mandi gerah! Alan nanti mama mau bicara sebentar jangan pulang dulu ya!” “Mau bicara apa ma?” “Nanti mama mau mandi dulu, ayo Jess tante masuk duluan ya!” Rora pun segera berjalan pergi dari sana meninggalkan keduanya. Ucapan Mama tumben sekali sangat formal, ingin berbicara? Biasanya juga jika mau berbicara dia tinggal mengutarakan saja, hingga keduanya pun duduk lagi Alan dan Jessica kembali berbincang seperti sebelumnya. Padahal hari ini Alan ingin sekali menikmati waktu luangnya dirumah dengan membawa Sandra dan mama keluar, sudah lama sekalli mereka tidak makan atau pergi keluar bersama, yang mana Sandra pun berbeda sekali tidak lagi seperti dulu saat dia masih berkuliah dia akan minta jemput lalu mengajak Alan keluar dan pergi, sungguh akhir-akhir ini keadaan dirumah seperti dingin dan merenggang. “Kamu jadi pergi ke acara tahunan perusahaan kamu?” Alan mengangkat arlojinya melihat pada waktu. “Eh iya, sudah jam berapa sekarang?” “Sudah jam 5.” “Oh my God, saya pamit pulang sekarang deh! Keaasikan ngobrol jadi lupa! Hem besok jemput saya ya, jangan lupa, saya sedang malas bawa mobil ke kantor.” Alan menggangguk, “Hari-hati!” Alan segera menghantarkan Jessica hingga kedepan, gadis itu membawa mobilnya sendiri hari ini, mereka pun berpelukan Jessica mengecup pipi Alan dan segera berpamitan pergi dari sana. *** Sepulangnya Jessica, Alan segera menuju kamar sang adik untuk mengajaknya keluar begitupun sang mama katanya ada yang ingin dibicarakan mungkin mereka bisa berbicara sambil berjalan-jalan atau makan malam diluar agar suasana yang terasa membeku saat ini mencair. “Baby! BABY!” Ketuk Alan berulang-ulang kamar Sandra. Nyatanya Sandra yang berencana akan mandi mendadak tidak semangat mandi saat melihat Jessy dan Alan ada disana, Sandra memilih menjatuhkan dirinya di ranjang lalu menutup wajahnya dengan bantal dan tidur segera. Alan yakin saat ini Sandra sedang tidur, dia paling malas ikut mama mereka pergi namun tidak pernah bisa bilang tidak. Lelaki itupun mengambil kunci duplikat kamar Sandra diruangan kerja ayah mereka segera membuka kamar Sandra. Alan membuka pintu tanpa suara dan terlihatlah suasana kamar yang tamaram dengan gorden jendela yang tertutup dan benar apa yang ia tebak Sandra langsung naik ke ranjang dan tidur. Kaki gadis itu menggantung dengan sepasang wedges yang bahkan masih Sandra kenakkan, dia bertelungkup dengan bagian kepalanya didalam bantal. Alan segera mendekat dan melepaskan wedges yang Sandra kenakkan, “Beneran tidur? Sudah makan belum, keluar yuk?” tegur Alan dengan suara lembutnya pada sang adik. Sandra yang benar tidur namun, mendengar suara Alan ada didalam kamarnya pun segera bangkit, melemparkan bantalnya begitu saja lalu menatap sengit Alan, “Kenapa Kak Alan bisa masuk? Kalau ada perlu tidak bisa ya ketuk dulu, tolong keluar dari sini, semua orang punya privacy tidak bisa sembarangan masuk ke kamar orang!!” Alan terperangah mendapati adiknya berucap seperti itu, Sandra tidak pernah sekasar dan bersikap seperti, “Kamu kenapa? Ada masalah dengan saya?” “Keluar sekarang! Kenapa sih jadi orang selalu seenakknya saja, semua orang juga punya batasan.” Sandra bangkit dari ranjangnya ia membuka pintu mempersilahkan Alan keluar dengan wajahnya yang begitu serius memperlihatkan dia benar- benar marah. “Saya ada salah sama kamu? Kamu salah makan?” Alan menatap Adiknya yang sudah di ambang pintu itu penuh tanda tanya sembari melangkah keluar, sungguh dia tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini Sandra seperti menjauhinya dan mereka menjadi asing sekali. Di saat sedang panas ponsel Sandra pun berdering di saku celananya itu ia segera mengangkatnya dengan isyarat tangan meminta Alan cepat pergi. “Hallo Mas—“ Sandra mengangkat panggilan teleponnya dengan suara yang lembut sekali membuat Alan yang sudah akan keluar menjadi berhenti, ia menelisik sang adik dan menerka-nerka siapa yang sedang emnghubungi Sandra membuat Sandra selembut itu. Karena Alan tidak kunjung pergi, Sandra pun terpaksa mendorong pintunya sendiri untuk ditutup agar Alan segera pergi dari sana, dengan kesal Alan kemudian menendang pintu kamar adiknya itu, dia tidak mengerti ada apa dan apa salahnya membuat sikap Sandra jadi seperti itu. *** Beberapa jam berlalu dimeja makan keluarga itu Rora dan Alan sedang menyantap makan malam, David Nathan ayah mereka sedang berada diluar kota sedang menangani sebuah kasus besar clientnya, Sandra tidak keluar memilih di dalam kamar, minggu ini anggota keluarga dimeja makan semakin semakin setelah Jerry memang berada ditempat yang jauh, kini pula Sandra yang tidak ikut makan disana. “Kalian ini kenapa? Kenapa tadi mama dengar baby marah-marah?” Alan menyengir kuda, “Anak kesayangan mama yang kenapa, dia berkencan dengan laki-laki mana? Sekarang sudah susah di hubungi, sikapnya aneh seperti menjauhi kakaknya sendiri, mama tidak cari tahu siapa teman kencannya? Mungkin membawa pengaruh buruk, jangan sampai saya yang cari tahu, jumpa dijalan saya gebukin laki-laki itu lalu saya tarik paksa pulang Sandra!” “Aneh bagaimana dia biasa, kencan sama siapa? Kalau ada dia pasti kasih tahu mama lah!” “Siapa yang tahu dia sembunyi-sembunyi, ohya... tadi mama mau bilang apa?” Sejenak mama berfikir apakah ucapan Alan benar dia sedang berkencan dengan seseorang tapi rasanya tidak, Sandra mungkin akan cerita jika dia dekat dengan siapapun, “Ah rasa mama tidak ada, Baby cuma sedang merengek agar studynya di tunda dulu dia ingin cari pengalaman kerja, jika mama fikir-fikir sih benar biarkan dia cari pengalaman, relax sejenak…” “Kerja apa?” sergah Alan. “Begini nak, tadi pagi Baby minta sama mama dia mau cari pengalaman kerja di perusahaan yang sama dengan teman si Tyas kerja, di perusahaan pengiklanan itu dia mau ngontrak bareng Tyas disana.” “APA? NGONTRAK?” Alan terkesiap, fikirannya langsung menjurus kepada hal-hal buruk yang mungkin sedang di rencanakan sang adik. “Ya mama tahu pasti kamu khawatir ,begitupun papa dan Jerry tapi Baby ngontraknya nggak jauh dari appartement kamu kok, itu yang membuat mama bisa mempertimbangkan.” “Apa harus ya tinggal ditempat lain? Saya kurang setuju!” Alan pun bangkit dari bangkunya menyudahi segera makan malamnya tidak suka atas permintaan Sandra kepada mama dan bahkan Mama sedang mempertimbangkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN