“Tuan Asran, ingat tujuh tahun lalu di puncak, saya pernah ancam perempuan yang bersama Anda. Dan hari ini dia melanggar ancaman saya. Jadi, selamat. Hari ini adalah hari kehancuran nasib Anda, istri Anda dan juga pela-cur itu,” kata Kia. Lalu dia tinggalkan Asran Arnawarma yang pucat pasi tapi tak bisa membentak Kia karena dia sedang menemani anaknya. Shafa mendengar apa yang Kia sebut, dia belum mengerti apa arti kata anak bungsunya itu. “Buat Anda nyonya Shafa, Anda harus ingat sejak dalam kandungan saya ini sudah Anda benci. Anda tak pernah menggendong saya, memangku saya atau memberi ASI pada saya. Anda bahkan bilang saya anak pembawa sial.” “Karena itu sekarang saya akan balas dendam. Sejak dulu saya tak pernah ada buat Anda, jadi sekarang saya anggap Anda tak ada buat saya.” “Sek