20. Bimbang

1921 Kata

Melirik penunjuk waktu yang melingkari pergelangan tangan kirinya, Elard mendesah lelah. Sudah nyaris sepuluh menit lebih, tapi pembicaraan dengan Helen belum juga dimulai. Sekarang, gadis itu justru sibuk dengan isi piringnya. Mungkin, karena merasa diperhatikan, Helen mengangkat pandangan hingga tatapan mereka bersirobok. "Kamu yakin nggak mau pesan makanan, El? Enak loh, aku suka. Sepertinya, akan sering-sering berkunj*ng ke sini." Hm, ya, tentu saja bukan sekadar karena makanan yang membuat Helen ingin datang. Tapi letak kafe ini yang cukup dekat dengan gedung apartemen Elard. Membuatnya bisa menjadikan hal tersebut sebagai alasan, agar cukup sering mampir ke tempat pria itu. Sudah cukup Helen menunggu terlalu lama. Pergerakan yang Papanya lakukan terlalu pelan. Meski Farhan menga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN