31. Di Tinggalkan

1852 Kata

"NARA!" Panca segera bangkit dari duduknya hingga kursi yang diduduki nyaris terjungkal karena pergerakannya yang serampangan. Tapi, mau bagaimana lagi? Jantungnya nyaris meluruh ke dasar perut, saat melihat sang istri tak sadarkan diri. Beruntung, sebelum tubuh Nara jatuh menghantam lantai, Panca sudah lebih dulu menangkapnya. "Nara? Sayang? Kamu kenapa?" Menepuk-nepuk pelan pipi Nara, Panca berusaha menyadarkan. Sayangnya, usaha yang dilakukan tak berhasil karena sang istri masih tak sadarkan diri dalam dekapannya.  Tak memedulikan lengkingan suara Helen yang masih histeris karena baju bagian atasnya kotor terkena muntahan. Semua orang lebih mencemaskan kondisi Nara. "Astaga ... Baju gue! Iyuh ... Bau, El ... Ini gimana?!" Mengentak-ngentakkan kaki, Helen merengek sembari berjalan mo

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN