Uli menatap suaminya yang masih bergelung di bawah selimut. Terlihat sangat tampan. Senyum tercetak jelas di bibirnya. Selain tampan suaminya ini juga perhatian kepadanya. Mengingat jika di rahimnya sedang tumbuh Kien junior membuat Uli mengelus perutnya yang ada di balik selimut yang sama dengan yang dipakai suaminya.
Uli kembali mendongak menatap Kien yang masih terlelap. Ekor mata Uli menangkap jam yang bertengger di atas nakas, baru pukul tiga pagi tapi dirinya sudah terbangun. Mungkin karena terlalu lama tertidur hingga jam segini sudah hilang rasa kantuknya.
Diulurkan tangan untuk menyentuh pipi Kien. Diusapnya perlahan takut jika membangunkan suaminya. Uli merasa iba pada suaminya yang harus terjaga karena mengkhawatirkan dirinya. Padahal Uli sudah merasa lebih baik saat ini.
"S
