Empat Puluh Satu

1897 Kata
Mereka dengan cepat jadi mabuk ketika aku menyajikan bir pitcher demi pitcher. Salah satu yang paling keras berbicara adalah b******n kecil yang bernama Adam Delwyn, seorang pengacara muda berbakat yang mulai kuliah tiga tahun lalu dan sudah menguasai seni tipuan-tipuan kotor. Delwyn lebih ahli berbuat curang daripada siapa pun dalam sejarah sekolah hukum ini. la mencuri naskah ujian, menyembunyikan buku riset, mencuri ringkasan catatan dari kami semua, berbohong kepada para dosen untuk menunda penyerahan makalah dan laporan. Dan tidak lama lagi ia akan menghasilkan satu juta dolar. Juga aku curiga bahwa Delwyn-lah yang menyalin potongan berita dari Berita Harian dan menempelkannya di kampus. Dia memang punya tampang yang pas untuk berbuat hal demikian. Meski mencoba tidak menghiraukan mereka, sekali-sekali aku melihat mereka menatapku. Beberapa kali aku mendengar kata "bangkrut". Namun aku tetap menyibukkan diri, sekali-sekali meneguk bir dari cangkir kopi. Prince ada di sudut seberang menonton televisi dan mengawasi kelompok The Fordiskum dengan mata waspada. Malam ini ia sedang menonton balap greyhound di sebuah arena pacuan di Mexico, dan ia bertaruh pada setiap pacuan. Rekan judi dan minumnya malam ini adalah pengacaranya, Henry Craig, seorang laki-laki gemuk luar biasa dengan rambut kelabu tebal dan panjang, serta jenggot kambing menggelantung. Beratnya paling sedikit 175 kilo, dan bersama-sama mereka tampak seperti dua ekor beruang sedang duduk di atas batu karang, sambil mengunyah kacang. Henry Craig adalah pengacara dengan etika yang sangat perlu dipertanyakan. la dan Prince sudah lama kenal, teman SMA di Southaven Selatan, dan mereka sudah banyak melakukan transaksi kotor bersama sama. Mereka menghitung uang saat tak ada orang lain di sekitarnya. Mereka menyuap politisi dan polisi. Prince yang melaksanakan, Henry yang berpikir. Dan bila Prince tertangkap, Henry akan muncul di halaman depan surat kabar, berteriak-teriak tentang ketidakadilan. Henry sangat efektif di ruang sidang, terutama karena ia terkenal suka menawarkan banyak uang kepada anggota juri, Prince tak punya rasa takut terhadap vonis bersalah. Henry punya empat atau lima pengacara di biro hukumnya, Aku tak bisa membayangkan, sedalam apa keputusasaan yang akan memaksaku minta pekerjaan padanya. Sungguh mengerikan membayangkan aku mengatakan pada orang bahwa aku bekerja untuk Henry Craig. Prince bisa mengusahakannya untukku. la suka memberikan pertolongan itu, memperlihatkan betapa besar pengaruh yang ia punyai. Aku tak bisa percaya bahwa aku sampai memikirkan hal ini. *** Di bawah tekanan kami berempat, Stephen akhirnya mengalah dan mengatakan kami boleh kembali ke Lincoln Gardens sendiri, tidak perlu sebagai satu kelompok dan menanggung derita harus makan siang lagi. Suatu hari aku dan Bolie menyelinap masuk ketika lagu Ray Charles sedang dinyanyikan. Kami duduk di belakang, sementara Miss Streep mempropagandakan perlunya vitamin dan latihan yang benar. la akhirnya melihat kami, dan bersikeras agar kami berjalan ke podium untuk perkenalan resmi. Selesai acara, Bolie menyelinap ke sudut jauh, menemui para klien dan memberikan nasihat hukum yang tak boleh didengar orang lain. Karena aku sudah bertemu dengan Smith, dan sudah menghabiskan berjam-jam membicarakan surat wasiat bersama Miss Streep, tak banyak yang tersisa bagiku. Mr. Shan Hadley, klienku yang ketiga pada kunjungan sebelumnya, sedang berada di rumah sakit, dan aku sudah mengiriminya ringkasan saran-saranku yang sama sekali tak berguna, untuk membantunya dalam perang pribadinya melawan Veteran Administration. Surat wasiat Miss Streep masih belum lengkap dan belum ditandatangani. Akhir-akhir ini ia sangat mudah tersinggung dengan hal tersebut. Aku tidak yakin ia ingin mengubahnya. Katanya ia belum mendengar apa pun dari Pendeta Ivan Stefanus, jadi mungkin ia tidak akan memberikan warisan itu kepadanya. Aku berusaha mendorong keputusan ini. Kami sudah beberapa kali bicara tentang uangnya. la suka menunggu sampai aku terkubur dalam pupuk jerami busuk dan tanah, keringat menetes-netes dari hidungku dan berlumuran humus, lalu sambil berdiri di atasku, ia mengajukan pertanyaan aneh seperti, "Bisakah istri Dilton menggugat warisanku kalau aku tidak memberikan apa-apa padanya?" Atau, "Kenapa aku tidak bisa memberikan uang itu sekarang juga?” Aku akan berhenti, mengeluarkan badan dari bawah rumpun bunga, menyeka wajah, dan mencoba memikirkan jawaban cerdas. Biasanya pada saat seperti ini ia sudah ganti membicarakan hal lain dan ingin tahu mengapa bunga azalea di sana tidak tumbuh. Sudah beberapa kali aku lebih dulu memulai bicara tentang masalah itu saat minum kopi di teras, tapi ia jadi gelisah dan cemas. la punya kecurigaan besar terhadap pengacara. Aku sudah bisa membuktikan beberapa fakta. la menikah untuk kedua kali dengan seorang Mr. Aaron Wesly. Perkawinan mereka berlangsung hampir lima tahun, sampai suaminya meninggal di Savannah empat tahun yang lalu. Jelas Mr. Wesly meninggalkan warisan besar ketika meninggal, dan selepas urusan itu dikelilingi banyak kontroversi, sebab pengadilan di Baldwin County, Georgia, memerintahan agar berkas perkara itu disegel. “Baru sejauh itulah yang aku dapatkan. Aku merencanakan bicara dengan beberapa pengacara yang terlibat dalam harta warisan ini.” Miss Streep ingin bicara, ingin berkonferensi. ltu membuatnya merasa penting di depan orang-orange-nya. Kami duduk di depan meja dekat piano, jauh dari yang lain. Kami berdekatan, kepala kami hanya terpisah beberapa senti. Mungkin orang akan mengira kami sudah sebulan tak pernah bertemu. "Saya perlu tahu, apa yang harus dilakukan dengan surat wasiat Anda, Miss Streep," kataku. "Dan sebelum bisa menyusun konsepnya dengan benar, saya perlu tahu sedikit tentang uang itu." la melontarkan pandang ke sekeliling, seolah-olah setiap orang sedang mendengarkan. Sebenarnya hampir semua orang malang ini tidak akan bisa mendengar kami, walau apabila kami saling berteriak. la menunduk rendah dengan tangan menutupi mulut. "Tak sepeser pun diinvestasikan di real estate, oke? Pasar modal, dana mutual, obligasi.” Aku terperanjat mendengarnya memberondongkan macam-macam bentuk investasi ini dengan begitu lancar. Uang itu pasti benar-benar ada. "Siapa yang menangani?" tanyaku. Pertanyaan yang tidak perlu. Tak ada pengaruh apa pun pada surat wasiat atau harta tersebut, siapa yang mengelola uangnya. Perasaan ingin tahu itu menggerogotiku. "Sebuah firma di Savannah.” "Firma hukum?" aku bertanya ngeri. "Oh, tidak. Aku tidak akan mempercayakannya pada pengacara. Sebuah perseroan pengawas harta. Semua uang itu ada dalam perwalian. Aku mendapatkan penghasilan sampai mati, lalu aku akan membagikan nya. Begitulah hakim mengaturnya." "Berapa besar pendapatannya?" Aku sama sekali lepas kendali. "Ah, itu sebenarnya bukan urusanmu, bukan, Edward?" Memang bukan. Tanganku mendapat tepukan, tapi sesuai tradisi hukum Yang paling indah, aku mencoba menutupi kekeliruan itu. "Ah, itu bisa penting, Anda tahu? Untuk urusan pajak.” "Aku tidak memintamu mengurus pajakku, bukan? Untuk itu aku sudah punya akuntan. Aku cuma memintamu mengubah surat wasiatku, tapi... aduh, rupanya hal itu membuatmu sangat sibuk." Neely berjalan ke ujung seberang meja dan menyeringai pada kami. Hampir semua giginya sudah tanggal. Miss Streep dengan sopan menyuruhnya pergi bermain Parcheesi sebentar. Ia sungguh luar biasa baik dan lembut kepada orang-orang ini. "Akan saya siapkan surat wasiat itu menurut ke inginan Anda, Miss Streep," kataku tegas. "Tapi Anda harus mengambil keputusan.” la duduk tegak, mengembuskan napas dengan dramatis, dan merapatkan gigi palsunya. "Coba aku pikir-pikir dulu." "Baiklah. Tapi ingat, ada beberapa hal dalam surat wasiat Anda sekarang yang tidak Anda sukai. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Anda..." "Aku tahu, aku tahu," ia memotong, tangannya ke mana-mana. "Jangan menguliahi aku. Dua puluh tahun terakhir ini aku sudah membuat dua puluh surat wasiat. Aku tahu semuanya." Neely sedang menangis di samping dapur, dan ia berlari untuk menghiburnya. Bolie menyelesaikan konsultasinya. Klien terakhirnya adalah laki-laki tua Yang begitu lama bicara dengannya pada kunjungan pertama kami. Jelas orang ini tidak terlalu senang dengan nasihat Bolie mengenai urusannya, dan aku mendengar Bolie berkata ketika berusaha untuk menyingkir, "Dengar, ini cuma-cuma. Apa harapkan?" Kami berpamitan dengan Miss Streep, dan cepatcepat keluar. Masalah Hukum Kaum Manula sekarang sudah jadi sejarah. Dalam beberapa hari, kuliah kami akan berakhir. Sesudah tiga tahun membenci sekolah hukum, kami mendadak akan dibebaskan. Aku pernah mendengar seorang pengacara mengatakan bahwa butuh beberapa tahun sebelum kesengsaraan dan penderitaan dari sekolah hukum itu pudar, dan seperti halnya kebanyakan kejadian dalam hidup, tinggal kenangan indah yang tersisa. Ia terlihat sangat melankolis ketika mengenang kembali hari-hari kejayaan selama pendidikan hukumnya. Aku tak bisa mengukur, kapan saatnya aku melihat kembali tiga tahun terakhir ini dan mengatakan bahwa betapapun masa-masa itu menyenpngkan. Mungkin suatu hari kelak aku bisa mengumpulkan beberapa kenangan kecil yang indah bersama teman-teman—berkumpul dengan Bolie, menjaga bar di Yugo’s, hal-hal dan peristiwa lain yang sekarang tidak aku sadari. Dan aku yakin aku dan Bolie akan tertawa mengenang para manula di Lincoln Gardens ini, serta kepercayaan yang mereka berikan pada kami. Mungkin suatu hari nanti itu akan lucu. Aku usul agar kami minum bir di Yugo’s. Aku yang mentraktir. Saat itu pukul dua dan hujan sedang turun, saat yang tepat untuk duduk berimpitan di depan meja, bersantai melewatkan sore. Barangkali ini kesempatan terakhir kami. Bolie sebenarnya ingin ikut, tapi ia ditunggu di kantornya satu jam lagi. Jose Matthew menugas kannya membuat brief yang harus dimasukkan ke pengadilan pada hari Senin. la akan melewatkan akhir pekan di perpustakaan. Jose Matthew bekerja tujuh hari seminggu. Biro hukumnya memelopori banyak perkara hak sipil di Southaven, dan kini ia menuai hasil besar. Di sana ada 22 pengacara, semuanya kulit hitam, setengahnya adalah perempuan, semuanya berusaha mengikuti jadwal kerja brutal yang dituntut Jose Matthew. Para sekretaris bekerja dalam shift, sehingga sedikitnya selalu ada tiga sekretaris tersedia, 24 jam sehari. Bolie mengidolakan Jose Matthew, dan aku tahu bahwa dalam beberapa minggu lagi ia pun akan bekerja pada hari Minggu. *** Aku merasa seperti perampok bank, berkeliaran mengelilingi pinggiran kota, mengamati setiap celah dan memutuskan mana yang paling mudah dimasuki. Aku menemukan biro hukum yang kucari di sebuah gedung modern berlantai empat dari beton dan kaca. Letaknya di Southaven Timur, di tepi jalan ramai yang membentang ke barat, sampai ke pusat kota dan sungai. Di sinilah kloter pengacara itu mendarat. Biro hukum itu punya empat pengacara, semuanya berusia pertengahan tiga puluh, semuanya alumni Southaven Law School. Aku sudah mendengar bahwa mereka bersahabat di sekolah hukum, bekerja untuk biro hukum besar di kota ini, merasa tidak puas dengan tekanannya, lalu berkumpul kembali di sini, menjalankan praktek yang lebih tenang. Aku melihat iklan mereka di halaman kuning, satu halaman penuh, didesas-desuskan biayanya empat ribu dolar sebulan. Mereka mengerjakan apa saja, mulai kasus perceraian, real estate, sampai penetapan batas tanah, tapi sudah tentu huruf paling tebal dalam iklan itu mengumumkan keahlian mereka dalam personal injury. Tak peduli apa pun kerja seorang pengacara, lebih sering mereka menyatakan kehebatan mereka dalam perkara kecelakaan. Karena mayoritas pengacara tak punya klien yang bisa mereka tagih dalam hitungan jam untuk selamanya, satu-satunya harapan untuk mendapatkan uang besar adalah mewakili orangorang yang terluka atau tewas dalam kecelakaan. Kebanyakan, uang itu mudah didapat. Ambil contoh seseorang yang mengalami kecelakaan mobil, di mana pengemudi lain yang bersalah dan punya asuransi. Dan ia menginap seminggu di rumah sakit, satu kaki patah, kehilangan gaji. Kalau sang pengacara bisa menemuinya sebelum petugas asuransi, klaimnya bisa dibereskan sampai sejumlah 50.000 dolar. Si pengacara menghabiskan waktu untuk mengurus dokumen dan surat-surat, tapi barangkali tidak akan terpaksa mengajukan gugatan. Ia paling banyak menginvestasikan tiga puluh jam dan menerima bayaran sekitar 15.000. ltu berarti 500 dolar tiap jam. Pekerjaan empuk kalau bisa mendapatkannya. ltulah sebabnya hampir setiap pengacara di halaman kuning Southaven menjerit-jerit untuk mendapatkan korban kecelakaan. Tak perlu pengalaman pengadilan—99 persen dari kasus ini bisa dibereskan. Persoalannya adalah bagaimana mendapatkan kasus ini. Aku tak peduli bagaimana mereka mengiklankan diri. Keprihatinanku satu-satunya adalah apakah aku bisa membujuk mereka untuk memberiku pekerjaan. Aku duduk di dalam mobilku beberapa lama, sementara air hujan memukul-mukul kaca depan, Aku lebih suka dicambuk daripada memasuki kantor itu, tersenyum hangat pada resepsionis, berceloteh seperti seorang sales, menggelar caraku yang paling baru untuk melewatinya dan menemui Salah satu bosnya. Aku tak bisa percaya aku melakukan ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN