Setelah berpamitan kepada kelurga Pak Wanto dan seluruh warga dusun yang berlangsung haru, Azka dan Letta ditemani Joko serta dua warga lainnya mulai melakukan perjalanan menuju desa tetangga yang nantinya akan terhubung ke pasar induk biasa bus kota berhenti untuk membawa para penumpang. Dalam perjalanan Azka lalui dengan mengagumi keindahan alam dusun tersebut. Pepohonan yang tinggi menjulang, bukit hijau yang luas bak permadani, semerbak aroma bunga yang tumbuh liar di sepanjang anak tangga yang menjadi satu-satunya akses ke luar masuk dusun sebagai pengiring perjalanan mereka. Nyanyian rimba yang selalu bersenandung ria serta suara gemericik air sungai yang mencoba memecah bebatuan. Dan aroma petrikor yang nantinya pasti akan sangat ia rindukan. Bahkan tempat ini pula yang memberikan w