Bab 93

1083 Kata
Sarah tertawa melihat kelakuan Adam yang belum ia tahu, ternyata dibalik keseriusan suami nya itu, Adam memiliki sifat yang sangat humoris, Adam selalu membuat tingkah lucu selama mereka berada di meja makan. "Sudah cukup Sayang, kau jangan membuatku tertawa terus. Makanlah dengan benar agar kau tidak tersedak lagi," Sarah mengakhiri tawanya dan menegur suami agar berhenti membuatnya tertawa saat ini. "Baiklah sayangku, Aku akan menghabiskan semua makanan ini, sayang, Bagaimana kalau nanti setelah makan kita segera membongkar oleh-oleh yang kita bawa untuk dibagikan kepada Caca dan lain-lain." Sarah memutar bola matanya dengan Malas karena ia telah mengucapkan ide itu semalam. ... Adam mengambil koper yang masih tertutup rapat dan ia pun menarik koper itu ke hadapan Sarah yang saat ini sedang duduk di atas tempat tidur mereka. "Buka sekarang Sayang," Sarah sangat antusias ingin membongkar semua oleh-oleh yang telah Ia dan Adam beli sewaktu mereka berlibur kemarin. "baiklah sayang, koper ini sangat berat sekali, sayang kemari lah," Adam telah meletakkan koper itu di atas karpet dan membukanya. Adam sekarang duduk manis melihat istrinya yang sedang membongkar dan menyusun semua barang-barang yang berada di dalam koper itu. Sarah yang begitu antusias membuat Adam sangat terpesona dengan melihat wajah istrinya yang sering tersenyum, tiba-tiba saat ia sedang memandang wajah istrinya ia dikejutkan oleh bayangan yang melintas sekilas di depan pintu kamar mereka yang tidak tertutup, Adam yang begitu kaget segera melihat kearah pintu dengan perasaan ragu dan takut. "sayang Kau mau ke mana?" Sarah melihat Adam yang saat ini sedang menuju pintu kamar mereka hanya diam saja tidak menggubris ucapan istrinya itu. Adam yang sudah mendekat kearah pintu dengan ragu-ragu melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi ia tidak melihat apapun di sana, Iya Pun berbalik ke arah istrinya lagi tetapi ia dikejutkan oleh tepuk tepukan yang berada di punggungnya, Adam kembali berbalik ke arah belakang tetapi tak ada satupun orang di rumah ini selain dirinya dan istrinya tersebut. wajah Adam tiba-tiba menjadi pucat pasi karena peristiwa ini, tetapi ia tetap berusaha bersikap santai seperti biasanya agar istrinya itu tidak merasa cemas dan takut. "Kau kenapa sayang hanya berdiri diam di sana, Memang Ada apa di luar sana Sayang?" Sarah berjalan mendekati Adam yang berdiri di ambang pintu. "tidak apa-apa sayang, kupikir di rumah ini ada kucing!" Adam yang mendengar dan melihat istrinya itu berbicara dan menuju kearahnya ia segera mencari alasan agar istrinya itu tidak merasa curiga, segera ia menutup pintu dan mengajak istrinya kembali membongkar oleh-oleh yang telah mereka siapkan. "sudah Ayo kembali lagi kita menyusun dan membongkar semua bawaan yang telah kita siapkan," ucap Adam yang menarik pelan tangan istrinya itu. "tetapi Mengapa wajahmu terlihat pucat sekali sayang! Apa kau sakit?," Sarah masih memperhatikan suaminya saat ini yang menurutnya aneh. "Ti ..tidak sayang, aku baik-baik saja, Sudahlah Ayo kita segera bereskan semua ini dan kita susun kembali semua barang-barang yang ada di koper di sana juga!" Adam berusaha mengalihkan pembicaraan mereka agar Sarah tidak menanyakan apa-apa lagi. "Oh iya kau benar sayang, kita harus membereskan semua ini," Adam berucap lega di dalam hati karena istrinya itu telah melupakan omongan mereka tadi. "Iya Kau benar sayang kita harus membereskan semua yang ada di koper-koper ini, karena aku masih cuti dan aku dapat membantu mu untuk membereskan semua ini," ucapan Adam ada benarnya karena itu dapat memperingan semua pekerjaan Sarah. "Terima kasih banyak Sayang kau telah membantuku," ucap Sarah. "jangan berterima kasih sayang, kita harus bekerja sama itu sudah kewajiban kita berdua untuk saling membantu," mendengar ucapan Adam, Sarah pun langsung memeluk sangat erat suaminya itu. ... Adam dan Sarah saat ini berada di dalam perjalanan menuju apartemen Bimo, Sarah yang sangat senang Tadi sudah memberi kabar kepada Caca kalau saat ini mereka berdua dalam perjalanan menuju ke apartemen mereka. "Mengapa kau tersenyum terus sayang?" Adam melirik istrinya yang saat ini sedang tersenyum melihat pemandangan dari dalam mobil. "Aku sangat senang melihat kembali kota ini, suasana yang sangat padat, beda sekali saat beberapa minggu yang lalu semua tampak hijau dan asri," ucap Sarah yang masih memandang keluar jendela. Sarah yang sudah puas memandang keluar akhirnya ia memandang lelaki yang sangat ia cintai saat ini sedang menyetir, Sarah tersenyum dan ia pun langsung melingkarkan tangannya ke lengan sebelah kiri suaminya itu dan menyandarkan kepalanya di bahu Adam yang sedang menyetir saat ini. "tapi kau lebih indah dari semua pemandangan yang aku lihat kemarin dan saat ini," Sarah saat ini menggoda suami nya yang sedang berkonsentrasi. "Benarkah Semua ucapan mu?," Adam sedikit mencibirkan mukanya karena ia tahu saat ini Sarah sedang menggoda nya. Sarah tidak menjawab Tetapi iya hanya tersenyum Sambil memandangi jalan yang sedang mereka lewati, dan selamat di perjalanan Sarah tidak melepaskan genggaman tangan mereka. ... "Wah ini banyak sekali, kalian berdua itu sedang liburan bukan sedang berburu oleh-oleh di sana, Mengapa membawa sebanyak ini," "tidak apa-apa, Lagian Ini semua tidak membuat kami repot kok, karena di setiap perjalanan dan tempat banyak pernak-pernik yang sangat lucu jadi aku bawakan untuk kau dan yang lainnya," Sarah berbicara dengan semangat. "tahu sendiri kan sifat Sarah, bila ada yang menurutnya sangat unik dan lucu pasti ia akan membelinya," Caca pun menganggukkan kepalanya menyetujui dan membenarkan semua ucapan Adam. "Bimo Mungkin sebentar lagi akan segera sampai," Caca memberitahu Adam. "ehm.. aku juga sudah mengirim pesan kepada Bimo kalau kamu ada di sini," Sarah dan Caca saat ini sedang asyik mengobrol sedangkan Adam saat ini sedang melihat-lihat apartemen Bimo yang tampak berbeda sebelum Caca menempati Apartemen ini juga. "sepertinya Apartemen ini tampak banyak perubahan, memang satu rumah itu harus ada sentuhan tangan dari seorang wanita agar terlihat tampak seperti bangunan yang layak dihuni," ucap Adam yang saat ini sudah duduk di hadapan mereka berdua. "hahaha.." Caca tertawa kecil. "aku hanya memberi tambahan dan sentuhan sedikit saja di dalam apartemen ini, lihat terlalu banyak yang aku berubah, tetapi cukup membuat ruangan ini tampak lebih fresh dari sebelumnya," Adam pun menganggukkan kepala karena memang benar ruangan ini tampak lebih segar dilihat, walaupun ruangan ini dulu cukup rapi tetapi tidak segar untuk duduk atau berlama-lama di sini waktu itu. Sarah yang mendengarkan pembicaraan antara Caca dan Adam hanya diam saja. "kudengar kau akan membuat butik, Benarkah itu?" Caca menganggukkan kepalanya. "Iya benar, saat ini sedang direnovasi oleh kakak ipar ku, Bimo yang mendorongku untuk membuat bisnis ini agar aku dapat memiliki kesibukan, nanti bila semua telah selesai Sarah aku mohon kau membantuku dalam memulai bisnis ini!" "apapun itu aku akan selalu mendukung dan membantu mu Caca, Benarkan sayang!" Sarah menanyakan pendapatnya kepada Adam dan ia pun mendapat anggukan Setuju dari suaminya itu.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN